2

5 2 0
                                    

Lalu ia menghampiriku dan bertanya,
"Ra, lo pulang naik apa? Kalok naik sepeda boleh nebeng gak?" Aku pun tercengang dan ingin berkata "What The Fu*kkkk" Namun aku menahannya karena melihat wajahnya yang tampak masih polos.

"Nggak gue kesini naik angkot sama jalan kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak gue kesini naik angkot sama jalan kaki." Kataku.

"Ohh... ya udah deh bareng." Jawabnya. Aku pun langsung terpikir dengan kata-kata "bareng". Ia pun langsung menggandeng tanganku dan mengajakku pergi keluar kelas. Aku pun melepaskan cengkaman tanganny dan berkata,

"Lo ngapain sih narik-narik gue seenaknya. Gak sopan banget!" Kataku yang marah padanya.

"Ya maaf, gue kan cuman pengen pulang bareng aja." Jawabnya yang merasa bersalah. Karena aku orangnya gak tegaan ya udah deh maafin aja.

"Ya udah gue maafin." Kataku yang langsung pergi begitu saja. Aku pun berjalan pergi darj kelas dan menuju halte didekat sekolah untuk mencari angkot. Saat berjalan menuju halte, aku merasa ada seseorang yang mengikutiku dari arah belakang. Firasatku mulai gak enak, takutnya si Fino bakal ngikutin aku dari belakang. Ternyata bener, waktu aku menoleh ke belakang ia sedang berjalan mengendap-endap mengikutiku. Aku pun kesal dan mulai pergi meninggalkannya dengan tatapan gusar. Ia menatapku dengan senyum peringas peringis.

Sampai dihalte, aku langsung naik ke angkot dan menyuruh Pak Supir angkot untuk segera ngegas meninggalkan Fino. Namun Fino pun berteriak dan menggedor-gedor jendela angkot, alhasil angkot pun berhenti. Ia masuk dengan senyumannya yang sok manis itu dan memilih duduk disampingku. Aku hanya menghela nafas dan menerima kenyataan yang pahit ini.

Sesampainya di gapura gang rumahku, aku meminta Pak Supir angkot untuk berhenti. Saat hendak turun, Fino memegang tanganku dan bertanya, "Jadi daerah rumah kamu sini?" Aku pun menjawabnya "Hmmm..." dan segera pergi meninggalkannya.

Aku pun lega karena bisa terbebas daru Fino. "Baru sehari kenal sama dia rasanya kayak mau mati. Gimana kalok 3 tahun bareng sama dia trus..." kataku kesal.

Hari demi hari pun berlalu, semakin hari Fino nampaknya semakin suka ngurusin hidupku alias kepo. Ia semakin hari juga semakin perhatian sama aku. Banyak temen-temen cewek di sekolah mengira bahwa Fino suka sama aku. Mendengar kata-kata itu saja membuat kepalaku pusing. Apalagi kalok suka beneran.

7 Agustus 2012

Di Perpustakaan...

Saat aku hendak mengambil buku, tiba - tiba ada tangan seseorang yang menyentuh tanganku seakan mau mengambil buku itu. Aku pun menoleh kearah samping dan melihat sosok cowok ganteng dan tinggi menatap wajahku. Aku pun terperanjak dan langsung pergi berlari meninggalkannya. Aku pun bersembunyi disalah satu rak perpustakaan yang lain dan mengatur keluar masuk nafasku. Jantungku berdebar-drbar seakan mau meledak. Aku pun mulai mengira-ngira, apakah ini yang namanya cinta pandangan pertama?

Jam istirahat pun tiba,

Dibanding aku pergi kekantin aku memilih pergi berkeliling sekolah. Saat hendak duduk di kursi lapangan basket tiba-tiba bola basket datang dan menghantam kepalaku. Aku pun terjatuh dan merintih kesakitan. Tak lama terlihat ada sosok laki-laki tampan mendekatiku. Ia pun meraih tanganku dan merangkulku. Lalu ia menyuruhku duduk di dekat lapangan basket tersebut. Dengan wajah yang cemas, ia terus bertanya, "Lu nggak pa pa kan." Aku pun tersenyum dan menjawab, "Nggak papa kok..." Tiba-tiba aku langsung pingsan begitu saja.

Aku pun mulai membuka mata sedikit demi sedikit, aku pun tersadar kalok aku sedang berada di UKS. Dan saat menoleh karah kiri aku melihat cowok ganteng itu lagi.

"Loe gak papa kan ?" Tanyanya pelan, aku pun hanya mengangguk.

"Maafin gue ya, tadi gue nggak sengaja kalok ada loe disitu jadinya kelempar ke arah lo deh." Katanya sambil menggegam kedua tanganku. Aku pun terdiam sejenak dan melihat baju lengan kiri terdapat tanda "IX" dan menjawab,

"Nggak papa kok Kak." Jawabku.

"Hmm... Bagus deh, oh ya nama loe siapa? Gue Farhan kelas 9B." Katanya yang memperkenalkan diri.

"A...ak..aku..Di..ra.. Kelas 7B kak." Jawabku gugup. Ia pun tersenyum sambil mengacak-acak rambutku. Tak lama Fino datang dengan muka masam. Ia langsung menyuruh Farhan untuk pergi. Farhan yang merasa bersalah pun akhirnya pergi.

"Lo apa-apaan sih Fin !" Tanyaku marah. Fino hanya terdiam.

"Fin, gue gak suka ya kalok lo kayak gitu!" Kataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fin, gue gak suka ya kalok lo kayak gitu!" Kataku. Ia pun malah berteriak,

"Gue suka sama lo Ra! Gue suka! Dan gue cemburu kalok ngeliat lo berduaan sama cowok lain!" Teriaknya yang membuatku terkejut.

"Ra...Lo mau kan jadi pacar gue Ra..." Katanya yang mrmbuatku semakin bingung. Aku pun langsung bangkit dari ranjangku dan berusaha pergi meninggalkannya. Saat hendak pergi, lagi lagi dia menghadangku.

"Ra...Pliss jawab, gue disini butuh kepastian..." Katanya yang memegang tanganku. Aku melepaskan pegangan tanganya dan berkata,
"Oke, gue bakal kasih tau besok jawabannya." Jawabku yang langsung pergi meninggalkannya.

Sampai dikelas, kepalaku masih merasa pusing. Aku memilih duduk terdiam sendiri dikelas daripada bermain. Aku merasa lelah dan ingin cepat-cepat untuk pulang.

Bersambung...

Maafkan typo atau kesalahan yang bertebaran dimana-mana :v

Semoga kalian suka ya sama cerita baru ini 😊

Dont forget follow my ig @azzahnblh_

Copyright@azzahnabilaah_

Damn, I Love ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang