Abel berjalan melewati koridor dengan langkah sedang. Pagi ini mood Abel sedang baik entah karna apa. Abel berjalan menaiki anak tangga untuk segera mencapai ke kelasnya. Pada saat telah sampai dikelas "Abelllll" teriak Dewi. "Berisik napa wi" omel Rahma. "Heee maap mama, Abel nanti gue pengen cerita" ucapnya. "Cerita apaan?" tanya Abel. "Bucin mulu kalian mah" kata Rahma. "Yang bucin itu si Dewi ma, bukan gue"ucap Abel. "Lu juga sama aja Bel". Pada saat mereka sedang berdebat "Asalamuallaikum, adenya abang Ali datang" Abel, Rahma, dan Dewipun menoleh kearah suara tersebut dan seketika mereka bertiga tertawa ngakak. "Haha, mana mau Aliando punya ade kaya lu" ucap Rahma frontal. Dan orang yang tadi ditertawakan memasang wajah betenya. Dia adalah Farida teman Abel yang sangat terobsesi dengan hal yg berbau Aliando, wk. "Kalo, ngayal jangan ketinggian ah ntar jatoh nangis" ucap Abel dengan memasang wajah datar. "Yee, kalian mah gitu mulu sama gue" Farida memasang wajah memelas dan iapun pergi ketempat duduknya.
Hari ini dikantin sangat ramai "Gila rame banget, jadi kita mau makan apa?" kata Kezra memecah keheningan. "Apaya, duduk dulu deh disana" Rahma pun berjalan diikuti oleh teman-temannya. "Eh, tunggu" suara Abel yang seperti anak kecil membuat orang-orang disekelilingnya menoleh kearahnya "Aduh, bell apaan? Suara lo tuh kondisikan" Kata Farida sambil menutup kuping "Wkwk, Aduh jimayu haha. Duit gue ketinggalan" ucap Abel "Yaelah, kebiasaan. Yaudah ambil dulu apa mau pake duit gue dulu?" tawar Rahma. "Gausa ma, gue ambil aja bntar ya" setelah itu Abel pun yang pergi meninggalkan teman-temannya.
Abel berlari kecil menuju kelasnya yang berada dilantai dua. Pada saat akan menaiki tangga seseorang memanggil namanya. "Abel!" Abelpun membalikan badannya untuk melihat kearah suara tersebut dia adalah adik kelasnya Azriel, Taufik, Zildan dan satulagi yang tak Abel ketahui namanya. Dalam hati Abel mengumpat "Tumben bgt manggil nama gapake Kak. Sabodolah" batinnya lalu iapun pergi menuju kelasnya.
Pada saat telah tiba dikelas, Abel segera mengambil uang yang berada di dalam tasnya dan iapun kembali menuju kantin.Bel pulang telah berbunyi seluruh siswa berhamburan keluar kelas, begitupun dengan Abel dan teman-temannya. "Ayo bell" ajak Dewi, lalu Abel dan Dewipun keluar kelas. Mereka berdua menuruni anak tangga pada saat berada ditangga "Abell" suara seseorang dari lantai 3 lalu Dewipun melihat keatas "Bel,kyanya lu dipanggil deh" kata Dewi, "Diemin aja." Abelpun melanjutkan langkahnya diikuti oleh Dewi.
Saat telah tiba dirumah Abel segera masuk kedalam kamar dan berganti pakaian. "Bell, makan dulu nak." kata sang ibu dari luar kamar, lalu Abelpun berjalan keluar kamar menghampiri ibunya dan makan bersama.
Setelah makan Abel duduk diruang tamu sambil memainkan ponselnya, dan seperti biasa pula ia menekan aplikasi bergambar huruf f itu. Terdapat dua pesan disana.
•MuhamadAzriel;Sombong nih,-(4)
•Taufik Amlian; Bell(2)•MuhamadAzriel
~P
~P
~Abelll
~Sombong nih,-
•Abelinamldaa
~Apaan?
~Sombong apaansi?
•MuhamadAzriel
~Sedang apa?
~Disapa gadijawab.
•Abelinamldaa
~Kepoya:)
~Hee, iya maapin:)
•MuhamadAzriel
~Kepo sama gebetanmah gpp, hha
~Ga dimaapin;)Entah mengapa jantung Abel berdebar lebih cepat dari biasanya, iapun merasa sangat bahagia "Gue kenapa?" tanya dirinya sendiri.
•Abelinamldaa
~Ciee gebetan:)
~Yaudah gpp.
•MuhamadAzriel
~Iyadong gebetan
~Hee,bcanda sayang"Abel ko senyum-senyum sendiri gitu kenapa?" tanya ibunya yang memecah lamunannya. Ia baru sadar jika sedari tadi ibunya memperhatikannya. "Eh, ibu gppko, hee" lalu Abel beranjak pergi kekamarnya. Dalam hati ia mengumpat "Anjirr, malu bgt"
Ia tidak lagi membalas chat dari seseorang yang sekarang-sekarang ini membuat jantungnya berdebar lebih kencang. Lalu iapun membalas chat yang selanjutnya.•Taufik Amlian
~P
~Bell
•Abelinamldaa
~Apa?
•Taufik Amlian
~Sombong huuuu
•Abelinamldaa
~Emg iya?
•Taufik Amlian
~Hadeuhh pake nanya, Abel oon nih
•Abelinamldaa
~Yang sopan ya sma kaka kelas:v
•Taufik Amlian
~Haha, oke kaka maapkan adik kelasmu yang ganteng ini;)Seketika Abel tertawa ngakak, "Pede bgt gila" ucapnya.
•Abelinamldaa
~Haha, sedikit ngakak
•Taufik Amlian
~Yee, gitu:(@skip
Weekend? Hari yang paling ditunggu oleh sebagian besar para pelajar tetapi tidak dengan Abel. Ia merasa bosan jika seharian dirumah. Akan tetapi iapun merasa malas jika harus keluar rumah. Aneh? Ya memang:)Ia mengambil ponselnya, lalu melihat ada beberapa chat disana.
•MuhamadAzriel; Morn sayang;)(2)
•Rabani Rissa;Woyy(3)
•Taufik Amlian;Bebelllllllll(2)
•Zildanafri;Sombong gila(2)Ia tersenyum senang.
•MuhamadAzriel
~P
~Morn sayang;)
•Abelinamldaa
~Morn to ziel:)
•MuhamadAzriel
~Ziel doang nih? Gapake sayang?"Anjirr gue baper masaaaaa" teriaknya dari dalam kamar. "Abell, berisik gausah teriak-teriak." ucap seseorang dari luar kamarnya ia adalah kakak Abel. Lalu Abelpun terdiam
•Abelinamldaa
~Enggadeh:)
•MuhamadAzriel
~Yah kenapa? Gitu ah;(
•Abelinamldaa
~Gimana aku aja dong
•MuhamadAzriel
~Okedeh gpp, untung sayang:)
~I love u, kaka cantik ku♥Senyum Abel semakin mengembang, ia merasa jadi seseorang yang istimewa.
•Arbani Rissa
~P
~Bell
~Woyy
•Abelinamldaa
~Kenape?
•Arbani Rissa
~Dmna yang?"Kebiasaan yaa, disaat udah lupa malah balik lagi, gaboleh baper bell. Fokusin ke satu orang." ucapnya pelan.
•Abelinamldaa
~Rmh.
•Arbani Rissa
~Oh oke, gausah pake titik dong
•Abelinamldaa
~Knp?
•Arbani Rissa
~Karna titik mengakhiri semuanya. Ntar kalo lu sma gua berakhir gimna?
•Abelinamldaa
~Ya, ga gmna-gmna kitakan gaada hubungan apa-apa.
•Arbani Rissa
~Ogtu ya, jadi mau ada hubungan nih? Okelah
•Abelinamldaa
~Apaansih ban? Gangerti sumpah
•Arbani Rissa
~Nanti kalo gua ngejauh gmna?"Nih anak kenapa ya?" tanya Abel.
•Abelinamldaa
~Ga gmna-gmna.
•Arbani Rissa
~Emm, nangis ga nih?Abel menghela nafasnya kasar, ia masih tidak mengerti dengan sikap Arbani. "Yajelas lah, gue nangis. Dia bego apa gmana? Dicuekin berjam-jam aja gue sedih apalagi dijauhin. Hufftt." gerutunya.
•Abelinamldaa
~Ya pikir aja sendiri. Pake nanya lagi.
•Arbani Rissa
~Haha, jadi nangis nih ya kalo gua ngejauh? Tapi tenang aja, mana bisa gua ngejauh dari lu.Abel hanya tersenyum getir, ia tidak ingin perasaan yang dulu membuatnya bodoh kembali lagi. Ia tidak ingin jatuh dan cinta kembali kepadanya. Ia telah melupakan semuanya. Dan ia tidak ingin rasa sakit itu kembali lagi. Ia telah menemukan sosok yang telah ia yakini bisa menggantika posisi Arbani dihatinya.
Votenya kaka;)
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
Teen FictionKepada perpisahan, terimakasih telah mengajarkanku bagaimana cara mengikhlaskan. Dimasa putih biruku ini aku harus mengikhlaskan dua hal, sahabat dan cinta.*Abelina pov*