Perasaan itu kembali hadir, perasaan yang tidak wajar yang membuatku tidak tenang jika jauh darinya. Ia berhasil menggantikan sosoknya yang pernah hadir dihidupku. Akan tetapi aku tidak ingin banyak berharap. Karna aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama pada orang yang berbeda. ~Abelina povv
Pagi yang cerah, secerah hati gadis bertubuh pendek berparas cantik ya, dia adalah Abelina. Dia memulai paginya dengan senyuman.
Ia memasuki kelasnya yang baru dihuni oleh dua makhluk gendut;) dia adalah Dewi dan Rahma. "Tumben pagi bel" kata Rahma. "Iyadong, dd mah dateng pagi mulu:)" ucap Abel.
Bel tanda masuk berbunyi. Proses kbm pun dimulai. Pada saat tengah asyik belajar "Asalamuallaikum" suara seseorang diambang pintu. "Waalaikumsalam, ada apa?" tanya Bu Lyly pada orang tersebut. "Mau manggil sekretaris bu, dipanggil ibu yanti dikantor" jelas adik kelas tersebut. Lalu Abel dan Yussy pun meminta izin kepada Bu Lyly untuk keluar kelas.
Setelah menemui Ibu Yanti, Abel dan Yussy kembali ke dalam kelasnya. Mereka berjalan beriringan menaiki anak tangga. Seperti biasa seseorang memanggil namanya "Eh, Abell" suara yang sangat familiar bagi seorang Abel, yap dia adalah Bani. "Yuss, jagain tuh, ntar jatoh" ucapnya kepada Yussy. Abel terdiam dan Yussy hanya tertawa sembari menjawab "Siap ban." nyebelin? Yap memang. Lalu Abelpun berjalan terlebih dahulu, meninggalkan Yussy dan Bani yang sedang menertawakan dirinya.
Siang ini sangat panas, Abel terduduk didepan televisi sambil menyalakan kipas angin. Dan seperti biasa pula ia mengambil benda kecil berukuran persegi lalu menekan sebuah aplikasi yang saat ini sangat ia senangi facebook. Setelah asyik melihat beranda fb-nya ia melihat ada 2 pesan.
•MuhamadAzriel; P
•Taufik Amlian; Bell(2)Abel menghela nafas, entah mengapa akhir-akhir ini ia merasa bahagia dengan kehadiran dua sosok tersebut. Tapi, yang membuatnya lebih bahagia adalah salahsatu dari mereka. Azriel? Yap, dia yang berhasil menggantikan sosok Bani dihidupnya.
•MuhamadAzriel
~P
•Abelinamldaa
~Apaan?
~MuhamadAzriel
~Sedang ngapain?
•Abelinamldaa
~Bahasa lu apaan banget deh;)
•MuhamadAzriel
~Yee gitu, gapapa lah
~Disekolah sombong banget gila
~Disapa gak dijawab
~Jutek bgt:(Abel tersenyum, jika diingat-ingat memang benar ia sering mengabaikan sapaan dari adik kelasnya itu. Tapi mau bagaimana? Itulah Abel, sifatnya yang cenderung pendiam, dingin, cuek, jutek bagi orang yang belum mengenal Abel lebih dekat. Beda halnya dengan teman-temannya yang lebih sering menghadapi sifat Abel yang gila, nyebelin, periang. Dan mereka harus tau, jangan menilai seseorang hanya dari luarnya saja. Jika mereka mengenal Abel lebih dekat akan dipastikan hari-hari mereka akan selalu diisi dengan canda dan tawa.
•Abelinamldaa
~Hee, maap gue emang gitu
•MuhamadAzriel
~Okelah, eh tapi plislah kalo gue nanya jawab. Jangan jadi putri ice.Abel kembali tersenyum, Putri ice? Dia bersifat dingin hanya kepada orang -orang tertentu. Lalu Abelpun membuka pesan yang selanjutnya.
•Taufik Amlian
~P
~Bell
•Abelinamldaa
~Kenape?
•Taufik Amlian
~Sombong
~Huuu, sombong
•Abelinamldaa
~Lu kenapa pea?
•Taufik Amlian
~Sombong ah skarang mah
•Abelinamldaa
~Biasa aja padahalmah:)
•Taufik Amlian
~Okelah, terserahmu:)~~~~~~~~~~~
Karena ketika kamu hadir dan membuatku nyaman aku tidak pernah tertarik dengan laki-laki manapun selain kamu.~Abelina pov~
Libur akhir semester merupakan hal yg Abel benci. Karna ia tidak bisa berangkat kesekolah dan bertemu dengan teman-temannya. Ia merasa jenuh jika harus terus menerus berada dirumah. "Aaaaa beteee" teriaknya. "Abel, berisik jangan teriak-teriak" omel kakanya yang sedang berada disebelah Abel. "Ishh, keluar yuk ka?" ajak Abel kepada kakak perempuannya ini. Aliesna Puspita dia adalah kakak perempuan Abel satu-satunya. Umur mereka terpaut 5 tahun. "Kemana? Males ah" jawab kakaknya cuek. Abelpun mengerucutkan bibirnya dan berjalan memasuki kamarnya. Lalu iapun berbaring sembari memainkan ponselnya. Abel tersenyum mendapati nama seseorang dibalik layar handphone-nya. Moodnya kembali baik;)
•MuhamadAzriel
~Bell?
•Abelinamldaa
~Apa?
•MuhamadAzriel
~Rinduu❤Abel mengatur nafasnya yang kembali berdetak tak karuan. Sebuah senyuman terukir disudut bibirnya.
•Abelinamldaa
~Boong.
•MuhamadAzriel
~Ko boong? Beneran belll😘"Hufttt" Abel menghela nafasnya pelan.
•Abelinamldaa
~Bilang kaya gitunya kesemua cewekan?Entah mengapa Abel mempunyai fikiran seperti itu, ia merasa firasatnya tidak tenang. Dan hatinya berkata bahwa ucapan Abel benar.
•MuhamadAzriel
~Engga bell beneran, tau darimana sih kamu? Bener bell enggako.
~Kamu gapercaya sama aku? Yaudah gapapa aku gaakan maksa kamu buat percaya sma aku. Yang perlu kamu tau aku sayang sama kmu❤
~I love u❤❤❤❤❤😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘Abel memejamkan matanya, berkali-kali ia mengatur nafasnya yang berdetak sangat kencang. Ia menghela nafasnya perlahan.
Abel takut perasaannya semakin besar kepada laki-laki tersebut. Ia tidak ingin semakin berharap kepadanya. Ia mulai nyaman pada laki-laki tersebut. Untuk saat ini ia ingin kepastian. Kepastian bahwa yang dikatakan laki-laki itu benar. Ia tidak ingin mendapatkan harapan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Abel takut jika Azriel mengatakan hal-hal tersebut kepada semua wanita. Untuk itu ia ingin segera menepis perasaan yang tidak wajar itu.
Tuhan tolong buang rasa cintaku, jika tak kau izinkan aku bersamanya. ~Abelina pov♪♪~
Haeee, votenya kak;) ❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE
Teen FictionKepada perpisahan, terimakasih telah mengajarkanku bagaimana cara mengikhlaskan. Dimasa putih biruku ini aku harus mengikhlaskan dua hal, sahabat dan cinta.*Abelina pov*