Arsha's POV
Benarkah ini ruangannya? Semoga aku tak salah masuk kelas" gumamku,
lalu melirik ruangan yang cukup elegan dengan bangku-bangku yang tersusun rapi seperti meja anak perkuliahan itu terlihat sangat berkelas.Lantas akupun masuk kelas sambil melirik bangku kosong yang tersedia.Kulihat ada seorang perempuan dan teman-temannya memperhatikanku dengan tatapan yang sulit kuartikan entah mereka tak suka denganku atau hanya ingin sekedar melirikku saja. Tapi tetap saja membuatku tak nyaman.
"Kenapa mereka semua memperhatikanku? Apa ada yang salah dengan penampilanku? Aaahh.... Mereka semakin membuatku gugup. "Batinku
Kulirik ada bangku kosong yang berada paling pojok belakang dekat tembok. Lalu, tanpa banyak kata akupun bergegas menempati tempat tersebut karna kukira takut ada yang merebut tempat yang sudah kupilih. Tapi siapa pula yang ingin duduk dipojok belakang kelas?
Baiklah tak apa aku duduk disini semoga mate ku nanti orangnya baik dan ramah tak seperti orang-orang yang menatapku taisebangku membuatku gugup. Aku mengambil posisi duduk didekat tembok karna kukira aku takut diperhatikan seperti tadi. Jadi, mungkin sedikit tak terlihat banyak orang akan membuat gugupku hilang.
****
Bel pun berbunyi, menandakan bahwa para murid harus bersiap mengikuti pelajaran dan untuk hari pertama bersekolah, sudah merupakan hal lumrah jika mereka harus memperkenalkan diri mereka masing-masing agar dapat saling mengenal satu sama lain.
Aku melirik bangku yang masih terlihat kosong disampingku, dan nampaknya tak akan ada lagi murid baru yang akan memasuki kelas karna bel sudah berbunyi. Ah, tak apa jika aku tak punya teman sebangku mungkin karena aku terlalu introvert hingga tak ada yang mau duduk sebangku denganku.
Keadaan kelas masih sama ramai dan terlalu berisik untuk ukuran kelas terbaik dan istimewa seperti ini. Yah... Baginya ini terlalu berlebihan. Tapi apa boleh buat ini keinginan dari orangtuanya sendiri, menginginkan anaknya mendapatkan kelas terbaik. Lagipula papa dan mamanya menganggap ini pantas untuk diberikan kepada anaknya,karna prestasinya juga ia dapat masuk ke kelas populer seperti ini.
Hening saat terlihat seorang wanita memasuki kelas. Ya, sudah pasti wanita itu adalah seorang guru, wajahnya menunjukan bahwa wanita ini berumur sama dengan mamanya.
"Good morning class! Alright, kalian pasti belum mengenal saya. Nama saya Iriana Drew. Kalian bisa memanggil saya Madam Ana. saya adalah wali kelas kalian sekaligus guru mata pelajaran fisika" ucapnya begitu memasuki kelas.
"Good Morning Madam Ana!"Seru semua
Madam Ana pun terlihat mengambil buku yang sudah pasti buku absen karna pasti beliau ingin tahu nama anak-anak muridnya.
"Ok, now i want to know you're name. First, Arshana Zieta Vadalaine..." panggil madam Ana.
Benar saja madam mulai mengabsen nama satu persatu, tapi sepertinya Arsha sedang melamun.
Hening 3 detik. Madam pun memanggil lagi "Arshana!siapa yang merasa bernama Arshana?" Ulang madam.
"Ouh, emm.. It's me madam. I'm so sorry. I just..." Jawabku karna tadi barusan aku melamun "It's okay perkenalkan namamu" sambung madam Ana yang sepertinya tak mau berlama-lama.
Dengan rasa gugup dan sekaligus malu karna tak mendengar namanya dipanggil, Arsha pun menekadkan dirinya untuk tidak gugup dan tak ingin membuat dirinya malu dihadapan teman-teman barunya nanti.
'Baiklah' Batinnya meneguhkan hatinya agar tak gugup dan grogi.
"Namaku Arshana Zieta Vadalaine, kalian bisa memanggilku Arsha atau Shana. Salam kenal" Ucapnya
"Baiklah, terimakasih Arsha. Selanjutnya Brian algort... " ucap madam Ana.
Terus hingga semua absen terpanggil hanya ada satu nama yang tak ada siapa yang menjawabnya, Hansel justine tak ada yang tau dia siapa dan mungkin tak datang hari ini.Padahal seharusnya ini adalah hari yang sangat di tunggu-tunggu oleh semua pelajar, mengenal teman baru,juga suasana dan lingkungan baru.
Entahlah tak perlu diambil pusing toh siapa peduli?
"Baiklah saya akan keluar sebentar, kalian tolong buka buku kalian dan pelajari nanti saya akan menjelaskan jika ada yang tidak dimengerti. Apa sudah jelas?!" tegas madam Ana.
"Ya, madam Ana!" seru semua.
Semua murid melaksanakan perintah madam Ana. Tapi sepertinya mereka terlihat tak bersemangat untuk membuka buku fisika karna terlalu membosankan.
Tapi tidak bagi Arsha ia membuka bukunya dan membacanya serta memahaminya, karna ia sangat suka dengan pelajaran ini.
°°°°°°°°°
Ting.. Tong.. Ting.. Tong
Tanpa terasa jam istirahat pun berbunyi. Sejak dari selesai mengabsen madam Ana tak terlihat memasuki kelas sampai membuat murid yang lain akhirnya saling tegur sapa selama jam pelajaran.
Tak perduli dengan buku yang seharusnya dibaca karna itu adalah perintah.
Flashback on
Karena terbawa suasana Shana tetap membaca bukunya hingga tanpa ia sadari ada dua orang perempuan mendekat kearahnya. Tapi sepertinya Shana tak terlalu memperhatikan.
"Hai, apa kau sedang sibuk? Sepertinya kau sangat suka pelajaran madam Ana, benarkan?" tanya salah seorang dari mereka panjang lebar.
"Ya, sepertinya begitu" temannya menambahi.
"Ah, maaf aku tak tahu kalau kalian menghampiriku. Hai juga. Ya, aku memang sangat suka dengan pelajaran ini" ucapnya.
"Baiklah kalau begitu," ucap perempuan yang pertama kali menyapanya.
"Oh.. Ya kita belum berkenalan. Namaku Evana violet. Salam kenal." lanjutnya seraya menjabat tangan Shana.
"Namaku Arshana Zieta Vadalaine. Salam kenal juga Evana" ucapnya.
"Ah, kau bisa memanggilku Eva saja Shana" ucapnya sambil terkikik pelan.
"Giliranku, namaku Eliana Gracia. Kau bisa memanggilku Eli,Lia atau Ana juga boleh biar sama seperti madam Ana. Hehe.. " ucapnya sambil tertawa pelan. Sambil menjabat tangan shana
"Oke, baiklah Lia" ucapku seraya menerima jabatan tangannya.
Flashback off
"Ayo, shana kita kekantin" ajak Eva sambil menarik tangan Shana.
"Oke tunggu sebentar. Kurapihkan buku dulu. Kalian duluan saja" balas Shana sambil menaruh buku ditasnya.
"Oke kami tunggu di depan
Kelas ya.. " ucap Lia."Oke" sambil merapihkan peralatan dan buku-bukunya di meja.
'Baiklah selesai' batinnya.
Ia pun sesegera mungkin beranjak pergi menemui Eva dan Lia.Tanpa sengaja ia bertatapan dengan seseorang yang tadi pagi ia tabrak. Melintas begitu saja memasuki kelasnya.
"Ada apa sha' kau mengenalnya?" tanya Lia.
"Tak ada, ayo kita bergegas ke kantin" balasnya karna menurutnya tak penting.
"Oh, oke" jawab Lia padahal ia penasaran sekali.
---------------------------
Updatenya agak lama maaf ya... Soalnya masih ragu ini cerita bagus apa enggaknya? Malahan aku sempet berpikiran mau apus cerita ini.
Aku tau cerita ini masih belum sempurna slny belum kena aja dan ilustrasi penggambaran karakter atau tempatnya belum terlalu jelas. Ya kan...?
Oke itu aja 😀
See you

KAMU SEDANG MEMBACA
My Dreams
FanfictionIni adalah sebuah kisah dimana kehidupan yang Indah hanyalah sebuah dongeng pengantar tidur. Ketika apa yang diharapkan tidaklah semudah yang dibayangkan dan apa yang diimpikan hanyalah berakhir pada keputusasaan. Kisah ini berawal dari perjalanan...