First school (3): Has a friend

35 3 0
                                    

Arsha POV

Eva dan Lia menggandeng tanganku menuju kantin. Kami terlihat bahagia hingga tanpa sadar seulas senyuman terkembang, menggambarkan betapa bahagianya hatiku saat ini.
Padahal mereka baru mengenalku pas jam pelajaran kosong tadi. Tapi mereka terlihat sangat akrab denganku. Padahal kukira tak ada yang ingin berteman denganku karna aku selalu menghindar jika ingin diajak bicara.

Hal yang tak kusangka ternyata mereka begitu ramah terlihat dari cara mereka memperlakukanku layaknya seorang sahabat.

Yah... Karna memang Eva dan Lia adalah sahabat sejak kecil. Itu hal pertama yang kutahu. Itupun karna mereka yang memberitahuku sepanjang kami menuju kantin. Aku hanya menyimak mereka. Entah kenapa bagiku tak ada yang perlu kuceritakan karna memang aku sangat introvert sejak kecil.

(Sekedar info: introvert itu tipe orang yang tertutup)

Eva menghentikan langkahnya yang otomatis kami pun berhenti juga karna kami sedang bergandengan.

"Ada apa?" tanyaku.

"Memang ada yang tahu jalan ke kantin?" ucap Eva balik bertanya.

"Bagaimana kau ini, aku tau sudahlah. Kukira kamu tau karna kamu terlihat pede tadi..." jawab Lia sambil mengejek Eva.

"Hahaha... Sudahlah ayo kita bergegas nanti jam istirahatnya habis" ucapku sedikit tertawa, karna kulihat Eva mengerucutkan bibirnya hingga maju.

~~~

Sesampainya dikantin aku, Lia dan Eva memesan makanan. Mie ayam untukku dan bakso untuk Lia dan Eva bukan karna aku tak suka tapi aku sedang malas makan bakso saja.

"Kenapa kamu tak memesan bakso sha' apa kamu tak suka bakso?" ucap Lia sambil memulai makannya.

"Bukan begitu, aku hanya tak berselera. Lagipula jika kalian ingin tau aku lebih suka makan-makanan Mie instan atau semacamnya" jawabku panjang lebar.

"Wah ternyata itu rahasianya menjadi jenius sepertimu ya?" tanya Lia lagi.

"Ahahaha.... Kau ini bisa saja Lia. Jika kau ingin pintar ya harusnya kamu giat belajar agar jenius seperti Shana" jawab Eva.

Aku hanya bisa terkekeh pelan mendengar pernyataan Lia. Tapi aneh rasanya, baru kali ini aku menceritakan sifatku kepada teman yang baru kukenal. Entah kenapa rasanya berteman dengan mereka membuatku nyaman, karna mereka juga tak memberi jarak denganku dan sangat terbuka.

Sejak dulu aku tak pernah berteman. Apa ini mimpi? Rasanya aneh saja.

Hening beberapa menit karna baik aku, juga Lia dan Eva sedang asik memakan makanan kami masing-masing.

"Oh, ya kulihat tadi kamu seperti memperhatikan orang tadi, yang masuk ke kelas kita... Apa kamu kenal dia?" tanya Lia lagi.

Rupanya Lia masih penasaran, karna memang aku tadi sedikit kaget bertemu dia lagi.

'Baiklah sepertinya Lia memang penasaran' batinku

"Ah, sebernarnya aku pernah bertemu dia sebelumnya. Saat pagi tadi, bahkan aku menabraknya karna tak memperhatikan jalan." Jawabku panjang lebar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang