2

10 1 0
                                    

4.30 pm

Sekolah sudah berakhir 30 menit yang lalu dan sekarang waktunya pulang. Aku sengaja pulang agak telat karena tak suka berdesakan.

Aku berjalan di koridor sekolah. Sudah sangat sepi. Jeonmi sudah pulang karena dia dijemput.

Saat sudah hampir sampai di gerbang sekolah, ada seorang murid laki-laki terlihat seperti melambai lambaikan tangannya. Hm sepertinya kearahku.

Aku menyipitkan mata untuk memperjelas pandangan, ya mataku agak bermasalah.

Ternyata itu Chan.

Tapi siapa yang ia tunggu disana?

Aku mencoba tidak memperdulikannya dan terus berjalan.

Saat sudah di gerbang, dia mencegatku.

Aku menatap matanya malas.

Dia hanya menunjukan senyum jahilnya.

"Apa?" Tanyaku akhirnya.

"Ayok pulang.." jawab dia polos seperti anak kecil. Hm tapi biasa saja.

"Sama aku?" Tanyaku sambil menoleh kearah kiri kanan.

"Iya sama kamu. Emang mau sama penunggu sekolah ini hah?" Jawabannya ngawur.

"Ih apaan sih.." aku kesal.

"Yaudah mangkanya ayok pulang.." kata dia akhirnya dan menggenggam tanganku.

Aku menurut saja.

Disepanjang perjalanan, dia terus memperhatikanku.

"Kenapa?" Tanyaku. Siapapun akan tidak nyaman jika ditatap terus kan?

Dia cuman nyengir aja. Matanya sampai tinggal segaris.

"Ngga ada. Aku suka natap kamu."

"Kamu suka ngawur Chan.."

"Beneran. Kamu ga percaya? Aku ngga bosen liat kamu terus."

Terasa wajahku memanas. Aku menunduk karena malu.

"Kenapa tuh wajah kamu merah? Haha" dia tertawa sambil menunjuk pipiku yang sepertinya sangat merah.

"Apaan sih. Ini aku kedinginan Chan.." bela ku pada diri sendiri.

"Padahal udah pake syal dari aku. Ngga cukup?" Tanya dia.

Aku menggeleng pelan.

Greeb

"Ini udah cukup?"

Chan memelukku tiba tiba. Mataku terpejam. Disini tempat umum.

Tibatiba jantungku bekerja dua kali lebih cepat. Kenapa ini?

"Chan.. banyak yang liatin.." kataku yang sepertinya kurang jelas karena wajahku tenggelam di dada bidangnya.

"Biarin aja. Kalo pipi kamu ngga merah lagi, baru aku lepasin." Ucapnya ngawur lagi.

Gimana pipi aku ngga merah? Kalo keterusan dipeluk sama dia. Hm dia pura pura polos.

Aku melepas pelukannya.

Ah, pelukan kami.

Aku menatapnya dan tersenyum.

"Udah ga kedinginan lagi?" Tanya dia lembut.

"Hm udah Chan.." jawabku sambil mengangguk.

Kita pun melanjutkan perjalanan pulang yang sempat terpotong.

-----

Aku merebahkan diri dikasur. Tas dan sepatu aku taruh asal di lantai. Sangat lelah. Tapi karena ditemani Chan tadi, hm sepertinya tidak terlalu membuatku lelah.

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang