3

4 0 0
                                    

Hari ini aku bangun awal. Aku masih tak percaya dengan kenyataan kalau aku akan bersama Chan dirumah selama 5 hari kedepan. Semoga yang kemarin hanyalah mimpi. Biarlah mama berlibur. Tapi kedatangan Chan hanyalah mimpi.

Aku berjalan keluar kamar. Sedikit mengendap endap. Ah sudah seperti maling saja. Ohya, dirumah ini ada 3 kamar. 1 kamar untukku dan 1 lagi untuk mama dan papa. Dan satu lagi itu kamar kosong. Dan kamar yang kosong berada di sebelah kamarku.

Aku melewati kamar itu. Kini aku berjalan menuju dapur. Dan aku mencium bau masakan.

Siapa yang memasak?

"Sudah bangun?"

Astaga ini bukan mimpi.

Didapur sekarang Chan tengah membuat sesuatu. Aku tak tau apa yg ia ciptakan.

"Huh" jawabku seadanya.

"Kemarin kok langsung masuk kamar? Kan aku masih pengen cerita banyak Yoon." Tanya dia yang lagi mengaduk sesuatu di wajan.

Aku bingung dan menggaruk kepala yang tak gatal.

"A-aku berharap kedatanganmu hanyalah mimpi.." ucapku sangat pelan.

Ia menoleh kearahku.

"Bukan mimpi. Yang ada didepan kamu sekarang itu Bang Chan. Anaknya Nyonya Hongjoo.." jawabnya sambil tersenyum.

Entah kenapa pernyataan dia tadi membuatku tertawa.

"Kenapa ketawa? Emang ada yang lucu?" Tanya dia lagi.

"Haha enggak ada yang lucu kok.." ucapku masih dengan tawa.

Dia hanya nyengir dan kembali memasak.

"Kamu masak apa Chan?" Tanyaku.

"Chef Chan lagi masak nasi goreng.. aku tau kamu suka nasi goreng.." kata dia. Oh yang benar saja, dia menyebut dirinya chef.

"Darimana kamu tau aku suka nasi goreng?" Tanyaku asal.

"Sudah aku bilang kan dari awal, aku tau semua tentang kamu.." akunya sambil kearah meja makan dan membawa dua porsi nasi goreng.

Aku tertawa garing.

"Udah. Yuk makan. Ngga enak kan kalo dingin.. kaya hati.." ucapnya asal. Aku masih mendengar akhir katanya walaupun pelan.

"Kamu bilang apa?" Tanyaku meyakinkan.

"Haha ngga ada..." ucapnya gelagapan dan menyuap sesendok nasi kemulutnya.

Ada ada saja.

Aku memakan nasi goreng buatan Chan. Rasanya sangat enak. Tak seperti yang kubayangkan. Percis buatan mama.

Seakan ada rasa yang dulu pernah ku lupakan dan kini terasa lagi.

"Eh tapi kamu kok kaya ngga asing ya Chan?" Tanyaku.

Dia berhenti menyuapkan sendok yang berisi nasi.

"Ah nanti juga kamu akan tau.." jawab dia sok misterius.

"Terserah kamu.." jawabku akhirnya.

Aku sudah selesai makan.

"Chan aku mandi duluan ya..." kataku selesai mencuci piring.

Dia tersenyum jail.

"Mandi bareng.."

"Ngaco banget kamu.." ucapku asal dan langsung pergi meninggalkan dia di dapur.

Kehadiran Chan dua hari belakangan ini selalu bikin hati aku ngga normal. Setiap liat matanya rasanya bikin tenang, tapi kadang bikin degdegan.

Satu lagi, Chan itu punya otak mesum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang