Yah, setelah kemarin melewati hari yg cukup panjang dan menyenangkan, hari ini juga tidak banyak yang berubah. Bertemu ka Fajar di pagi hari, masuk kelas, Rehan menyiapkan murid di kelas dan guru yg memulai pelajaran.
"Eh Rin! Lu tau gak ini caranya gimana?" Tanya Raja yg duduk di belakan gue
"Hmm tanya aja ke gurunya, gue juga bingung" jawab gue
"Yahh yaudah deh" katanya lagi
Dan setelah itu Raja pun bertanya ke bu Lilik yg sedang duduk di meja guru.Setelah mendapat jawaban is pun langsung balik ke tempat duduknya semula.
"Eh ja, apa katanya?" Tanya gue
Dan Raja pun menjelaskannya dan memberi tahu cara untuk nomor yg tadi ditanyakannya
"Makasih ya Ja!" Kata gue
"Eh iya sama2" lanjutnya sambil kembali mengerjakan soal yg belum terjawab, begitupun dengan gue.
Bel istirahat pun berbunyi memenuhi koridor di sepanjang jalan menandakan waktu pelajaran telah usai dan sekarang waktunya menenangkan otak dan sebagainya.
Tak lama setelah bel berhenti masuklah dua orang gadis remaja mengenakan hijab dengan membawa sebuah kotak yg tak lain adalh kotak bekal.
"Eh kalian, ngapain?"
"Ya nyemperin lu berdua lah, ngapain lagi coba?" Kata Vina
"Ooh" lanjut gue
"Eh tapi kok bawa bekel? Gak jajan?"
"Nggak Ran, mak gua lagi masak banyak jadi gue di suruh bawa bekel deh" jelas Vina
"Trus kalo lo?" Tanya Rani lagi
"Kalo gue lagi pen bawa aja, tapi tetep jajan" jawab Kia
"Ett pantes badan lo.." kata Rani tak melanjutkan perkataannya
"Apa?! Badan gue kenapa hah!?" Lanjut Kia
"Eh gapapa kok" kata Rani
"Hahahah" yg lain pun tertawa melihat mereka berdua
Setelahnya gue sama Rani ke bawah dan mereka berdua nunggu di kelas, sekalian nunggu makanan titipan Kia ke Rani.
Sesampainya di kantin ternyata sepi dan gak banyak yg antri, gue sama Rani langsung mesen makanan sama minuman.
"Ran punya gue kan udah gue tunggu sini aja ya?!" Kata gue
"Yaudah gue mesen sendiri aja tapi lo jan kemana2 yak?" Kata Rani
"Iye" lanjut gue
Dan setelah beberapa menit kantin mendadak ramai dan penuh dengan orang dari segala penjuru sekolah. Dan berjalanlah seorang lelaki ke arah meja yg gue dudukin dan sekarang dia lagi berdiri di depan gue.
"Emm gue boleh gak duduk sini? Meja lain udah penuh" tanyanya ke gue
"Oh yaudah gapapa kok duduk aja" jawab gue sambil nengok ke dia dan gak di sangka, ini beneran gue gak salah liat? Pangeran kek dia minta izin buat sebangku ama gue? Omaygat gile makasih ya tuhan gue gatau nih pasti muka gue udh kek kepiting rebus alias merah warnanya gadeng b aja.
"Eh, lo kenapa?" Tanyanya yg
mergokin gue lagi ngeliatin dia dari tadi"Oh gapapa kok cuma kaget aja, kirain siapa? Ternyata kakak kelas ya?" Jawab gue
"Eh iya, lo anak kelas 10 ya?" Tanyanya lagi
"Iya kak" jawab gue
"Oh ya nama lu siapa? Nama gue M Fajar Ardila, tapi panggil gue Fajar aja" katanya sambil julurin tangannya ke gue, astaga ini sumpah tangan gue rasanya gabisa bergerak, gadeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss a dawn
Teen FictionSeorang remaja SMA yg merindukan cahaya fajar yg biasa ia lewati bersama seseorang yg kini mulai menjauh darinya Dan bertekad untuk mengejar dan menunggunya sambil berharap ia akan membalas kerinduannya