Dear, Park Jimin.

5K 760 57
                                    

Hmm ... halo Jim?

Apa kabar?

Kuharap baik.

Hmmm ... Taehyung menjalankan tugasnya dengan baik ya, hehehe.

Aku tahu kau kecewa, Jim. Memang banyak yang patut dikecewakan dari gadis aneh sepertiku.

Aku bahkan membungkam pernyataan  sukamu sebelum kau sempat menyatakan perasaanmu padaku.

Untung kau peka. Kau memang lelaki idaman, asal kau tahu.

Aku ini ... gadis pemberi harapan palsu, ya 'kan? Rasanya seperti aku sedang mempermainkanmu.

Tapi sungguh, bukan itu maksudku. Aku menyayangimu. Aku menyukaimu. Dan aku tahu kau juga begitu 'kan?

Kenapa kita sering kali merasa sesak saat patah hati?

Karena perasaan itu sudah diketahui orang lain, sudah dinyatakan, sudah diumumkan. Terang saja menyakitkan jika gagal. Berbeda jika perasaan itu tetap tersimpan dalam hati, 'bom waktunya' masih aman, belum diaktifkan.

Kita masih SMA, Jim. Belum melalui masa kuliah atau bahkan bekerja. Kalau memang kita jodoh ya tidak perlu pacaran. Nanti juga akan dipersatukan.

Aku takut pacaran, Jim. Aku takut gagal. Aku takut kalau nanti ikatan akan semakin kencang dan menyakiti kita berdua pada akhirnya. Kita sama sama belum matang, masih banyak yang perlu diperjuangkan.

Bagiku, percintaan bukan ajang untuk coba-coba. Perasaan bukan untuk dimainkan. Kalimat "Pacaran ya wajar saja. Namanya juga anak SMA. Biarlah mereka mencoba-coba." Itu tidak laku untukku.

Jika memang saling suka, ya biarkan saja. Tidak perlu diumbar. Tidak perlu dikekang. Biarkan mengalir seperti air di sungai.

Sungguh, tidak ada niatan sedikitpun dalam hatiku untuk mempermainkanmu. Aku juga berat rasanya pergi ke London untuk menempuh pendidikan yang lebih lanjut. Berat bagiku untuk memutuskan, Jim.

Aku menyukaimu, sangat malahan.

Tapi aku tidak membiarkan rasa suka menjadi sebuah pembodohan.

Aku tahu kau kecewa. Tapi aku bisa apa?

Maaf ya, Jim.

Seharusnya aku menjelaskan itu sejak dulu. Bukan hanya diam berpangku tangan menikmati kebersamaan yang terasa janggal.

Aku akui, aku salah. Sekali lagi, maafkan aku.

Ku harap kini kau mengerti, Jim. Maafkan kata-kataku yang berbelit-belit. Kau sendiri paham kalau aku ini paling malas menulis.

Ah, sebagai bukti. Aku melampirkan buku diaryku. Sepotong hati yang kutuang dalam lembaran kertas yang kini sudah ada di genggamanmu.

Aku menulis itu sejak hari pertama kita dekat, kau tahu.

Kau simpan ya. Harus loh!

Nanti kalau aku kembali, aku tagih. Awas saja jika kau menghilangkannya.

Dari aku, si gadis tak tahu malu, calon menantu ibumu, Im Hajin.

***

Jimin tak tahu harus bereaksi seperti apa. Menyesal rasanya karena dia telah mengabaikan Hajin sebulan belakangan ini.

Jika dipikir-pikir, ucapannya saat porm night malah sangat jahat.

Jimin mengacak rambutnya.

"Kali ini ku biarkan kau lari, Im Hajin. Awas kalau nanti kau kembali, tidak akan ku lepas sama sekali."


The End.

Hush! It's A Relationship .Pjm (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang