Part 1

2.6K 38 1
                                    

Seorang gadis yang tengah berlari menuju kelasnya, dengan perasaan kesal karena bangun kesiangan. Bruukk!!! dia mendaratkan bokongnya di bangku. "Huh! Gue pikir lo telat lagi nona Alexa"  kata Alice khawatir.  "Kesiangan lagi?" tanyanya lagi, yang di tanya hanya terkekeh pelan "seperti biasa" jawab keduanya. Lalu saling pandang detik kemudian tertawa bersama.

• • • • • • • • •

Di lain sisi, seorang lelaki meninggalkan  perempuan yang tertidur pulas  di ranjang king size menuju kamar mandi. Setelah  beberapa menit ia keluar dengan setelan kantornya, berjalan melewati ranjang menaruh segepok uang di atas nakas lalu meninggalkan gadis itu pergi. Lebih tepatnya permpuan yang semalam ia tiduri. Dengan santai ia berjalan menuju lift sambil mendekatkan ponsel ke telinganya, "Hai dude, kau dimana? Begini aku ada meeting mendadak hari ini. Bagaimana pertemuan kita dimajukan, sekarang saja. Malam ini aku ada meeting di Las Vegas dan maaf aku tidak bisa ikut party nanti malam" keluh orang yg di sebrang sana. "Oke. Tidak masalah dude mungkin lain kali kita bisa kumpul lagi. Aku mengerti" jawabnya santai. "Terimakasih Wil, kau memang pengertian. Aku sedang dalam perjalanan, aku harap tidak menunggumu seperti orang bodoh Wil." kata orang di sebrang sana sambil terkekeh lalu mematikan sambungan telfonnya.

Dengan langkah cepat ia membuka mobil sportnya menuju restaurant deket hotel. Sekitar 10 menit ia sampai dan segera memparkirkannya. Ia membuka knop pintu dan melihat Steven yang tengah meneguk secangkir kopi. Duduk di sampingnya, "Hai dude, kau mau makan apa?" tanya Steven. "Aku ingin secangkir kopi yang kental" jawab William. Ia mengarahkan pandangannya  ke sekeliling restaurant dan matanya berhenti ketika melihat seorang gadis yang tengah duduk di pojok ruangan.

William p.o.v
Gadis itu menengok ke arahku dan terus menatapku. Mungkin dia terpesona akan ketampananku, siapa yang tidak mengenal William Richard. Seorang CEO  di perusahaan  yang  aku bangun dari sekolah menengah tengah berkembang pesat dan seorang billionaire  terkenal di dunia. Ku lempar senyuman untuknya, tidak ku sangka dia berjalan ke arahku. Aku yakin itu! Tapi mengapa matanya seolah ingin menghabisiku. Dia terus berjalan menghampiriku, sampai tercium aroma lavender di hidungku. Sungguh memabukkan, aku menyukainya.

Dia berjalan dan berhenti di depanku, lalu mengambil cocktail yang ada di hadapanku. Dia melewatiku begitu saja, mataku terus mengikuti gerakannya. Sedangkan Steven yang tengah asik dengan smartphonenya kaget melihat tingkah gadis itu yg tiba tiba mengambil gelas di meja kami.Gadis itu terus memandangi dua orang sejoli yang tengah berciuman dengan agresif, ku lihat wajahnya menahan amarah  dan tangannya mengepal.

Lalu dia menyentuh pundak pria yang sedang berciuman itu, pria itu menoleh dengan kesal. Mungkin karena mengganggu aktivitasnya gumam batinku. Detik selanjutnya pria itu begitu terkejut begitu juga wanita yang ada di sampingnya. Kedua secara spontan langsung berdiri melihat si gadis, dengan geram gadis itu menampar pria itu lalu menumpahkan gelas yang berisi cocktail ke wajahnya. "Kita putus!!" kata gadis itu bersikap tenang padahal dalam hatinya ia sangat marah aku tahu itu. Pria itu hanya mampu geleng geleng kepala dan  hendak menyentuh tangan gadis itu namun ditepis "jangan pernah sentuh aku ataupun menemuiku lagi!!!" katanya lalu menyerahkan gelas itu kepada wanita yang tengah menatapnya shocks  "kamu hati hati dengan lelaki brengsek ini." katanya sambil menunjuk lelaki yang baru saja dia tampar.

Semua pengunjung melihat adegan tadi, termasuk Steven yang menelan ludah sambil menggosokan tangannya di pipi kanannya. Aku hanya terkekeh melihat tingkah Steven, padahal dia sering menghadapi kekasihnya yang masih kuliah. Terfikir olehku untuk mengetahui siapa gadis itu, lalu aku beranjak dari tempat dudukku. "Steve aku pergi dulu ada urusan mendadak maaf  tadi aku lupa" kataku. Steve menatapku tajam "Kau baru saja datang dan belum meminum kopi pesananmu Wil, urusan apa lagi. Jangan bilang kau ingin menyewa perempuan untuk kau kencani?" tanya Steven geram. Aku hanya terkekeh menepuk pundaknya "Kau mengenalku dengan baik dude, tapi maaf aku harus pergi" jawabku seraya meninggalkan Steven yang tengah menatapku.

Ku ambil ponselku dan menelfon seseorang, tersambung "Aku ada pekerjaan untukmu Chris" kataku langsung mematikan sambungan seraya tersenyum penuh arti.

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~

Sekian dulu ya teman teman. Terimakasih sudah membaca karyaku. Jangan lupa vote dan comments, biar aku bisa semangat lanjutin part berikutnya.

Kalian bisa chat aku kok lewat Instagram @irma_5802

Aku tunggu yaaa!! Terimakasih

My Perfect CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang