Malam ini seperti biasa aku makan malam sendiri di depan tv. Bunda jarang banget makan malam, katanya kalo malam itu udah kenyang. Kak Bakti? Ah dia mah makan mulu tapi kalo malam jadwalnya itu jam 9 keatas. Jadilah aku sendirian yang makan.
"Nonton apa lo? Dih ganti-ganti!" Kak Bakti yang tiba-tiba muncul entah dari mana itu langsung merebut remot tv dan mengubah channel.
"Bakti ih nyebelin"
"Lo ya!" Bakti menjitak kepalaku. "Nggak sopan lo sama orang tua"
"Nah ngakukan kalo udah tua. Tapi kelakuan kek anak SMP, labil!"
"Brisik ah"
Aku tetap melanjutkan makanku sembari menonton acara yang Bakti suka dan aku nggak.
"Bunda mana?" Tanya kak Bakti.
"Di kamar lagi telponan sama kak Dita"
"Widih, gue mau kekamar ah mau ngomong ama kak Dita, minta beliin laptop baruuuuu"
"Parasit lo"
Kak Dita. Kakakku yang pertama. Dari dulu nggak pernah ngerepotin orang tua. Selalu bisa bikin bangga. Bahkan sekarang dia juga menanggung biaya sekolahku dan keperluan ku serta kak Bakti. Karna gaji bunda sebagai PNS nggak cukup untuk itu semua.
Kadang iri juga sama dia, kenapa bisa se-perfect itu.
-
"GUE TELAT!" Hal itulah yang pertama kali aku ucapkan saat sadar sekarang sudah jam setengah 7. Buru-buru aku mandi dan siap-siap.
Aku turun kebawah. Bunda masih menunggu ku untuk sarapan ternyata.
"Kak Bakti mana bunda?"
"Lagi manasin motor di luar. Dia kuliah jam 8 katanya"
Aku langsung buru-buru keluar untuk membujuknya mengantarku kesekolah karna pak Min pasti sekarang udah nganterin orang lain.
"Kak Bakti. Anterin Bintan ya. Udah telat ini"
"Nggak mau"
"Kak Bakti anterin! Bundaaaa" aku berteriak. Berharap dia akan luluh saat aku mengadu.
"Bodo. Gue nggak mau"
"Bintan traktir Mcd deh"
"Oke deal! Cepetan naik"
Tanpa sarapan dan salim sama bunda aku langsung naik keatas motor Bakti. "Bundaa Bintan berangkat ya" entah teriakan ku itu didengar oleh bunda apa tidak. Yang jelas aku sudah pamit.
"Berat banget si lo Bi. Kek gajah"
"Emang pernah apa bonceng gajah. Dasar ih"
Nggak di rumah di atas motor dimanapun kami selalu berantem.
"TUKAN BINTAN TELAT" aku menyaksikan pintu gerbang yang telah tertutup rapat. Sedihnya aku.
"Hhhhhhhhhhh rasain lo. Telatkan. Makanya jangan nonton drakor sampe jam 2 pagi. Gegayaan si lo. Byeeee, berangkat dulu. Jangan lupa MCD GUE!" Motor Bakti udah bergabung dengan motor lainnya di jalanan.
Sekarang aku berdiri dengan beberapa siswa yang lain di depan gerbang. Ah rasanya bt. Ini kali pertama aku telat saat aku menjabat sebagai anak kelas 3. Ya setiap tahun pasti ada aja aku telat sekali, jadi 3 taun 3 kali telat.
Tiba-tiba sebuah sepeda motor muncul dan bergabung bersama kami si rombongan yang telat.
Itu, ya mungkin kalian sudah tau. Itu DITO. Aku mencoba untuk bersikap biasa aja. Ah tapi dasarnya cewek kalo nerveous nggak bisa nggak keliatan. Bego si lo, Bi!

KAMU SEDANG MEMBACA
Amor Fati
Teen Fiction"Nama gue Dito. Dan gue suka sama lo" "Hah?" Sumpah ini cowok gila. Bener-bener gila! "Gue ngomong ini karna gue harus gentle. Bukannya cowok harus berani bilang. Gue cuma mau ngasih tau aja kalo gue suka sama lo, jadi biar gue tau gue boleh deketin...