2. That eye-contact

62 4 0
                                    

•°•°•°•

Tatapan mata
Adalah reflek paling jujur dari seseorang sekaligus teka teki tak berujung bagi orang lain.


•°•°•°•

______________________________________


Hari ini adalah hari pembagian kelas bagi murid - murid kelas 10, setelah kami melewati 3 hari masa kegiatan MOS yang cukup melelahkan. Dan disinilah kami sekarang bersama murid lainnya di lapangan sekolah untuk mendengarkan penjelasan dari Bu Angel.

"Jadi mulai hari ini kelas kalian semua akan di bagikan, nanti kalian bisa melihat daftar nya pada papan pengumuman yang ada di sekitaran lapangan, jadi.. sekarang kalian boleh bubar dan silahkan melihat daftar pembagian kelas kalian " jelas bu Angel panjang lebar.

"Baik buk.. " sahut seluruh siswa.

Aku dan kedua sahabatku pun pergi menuju papan pengumuman untuk mencari nama kami di sana.

"Wah.. Gue ada di kelas Ips 2 nih, eh.. Cris, sini.. Ada nama lo juga"

"Eh bener lyn, eh ini ada nama Wila juga.. "

"Woaah.. Yeeyy kita sekelas, kita ini mungkin memang selalu ditakdirkan bersama guys, dari TK kita bareng mulu kayanya , semoga aja cita – cita kita jadi CEO bertiga bisa kewujud juga hahaha, yaudah yuk.. Girls"

"Neng alay.. Kumat.. " ucap ku dan Arlyn bersamaan, dan sedetik kemudian kami tertawa bersama.

Oke ini memang cita – cita kami, bukan karena ikutan teman belaka. Karena sedari kecil kami suka bermain dagang – dagangan, dan berfikir mengapa tidak kami wujudkan saja dengan menjadi seorang pengusaha. Pasti keren pikir kami.

Dan inilah mengapa kami memilih jurusan IPS. Ingat pepatah yang mengatakan jika seorang lulusan IPA mungkin terpandang dan bisa menjadi dokter yang hebat. Tapi apalah daya dokter yang hebat jika tidak memiliki rumah sakit yang hebat milik anak jurusan IPS?. Hahaha jangan tersinggung. Semua jurusan pada dasarnya sama – sama hebat dan penting

Kami pun kemudian pergi untuk mencari kelas kami, namun saat kami melangkah menuju kelas,  tiba – tiba saja ada seseorang yang menabrak bahu ku.

"AWH.. Ih lo kalo jalan liat - liat dong" ucap seorang gadis berperawakan cukup tinggi, putih, dengan rambut sebahu. Memang cantik.., namun sangat ketus.

"Tapi lo tadi yang nabrak gue duluan" ucapku berusaha sabar, aku tidak mau di cap gadis bar – bar karena first impresion yang tidk baik dengan gadis ini.

"CK.. udalah minggir lo" gadis itu malah melenggang pergi seenaknya. Oke dia yang akan aku cap bar – bar sekarang.

"Eh woy sarap lu.." teriak Wila.

"Udah Wil biarin aja lah, gue juga males ngurusin cewe kaya gitu"

"Dia tu ga tau diri banget sumpah.. Padahal kan dia yang nabrak"

"Iya bener kata Wila"

"Yaudah lah, biarin aja, entah kenapa dari kemaren gue ditabrak orang mulu.. Lagi sial kali" ucapku pasrah.

"Yaudah deh, kita cari kelasnya lagi aja ya" ajak Arlyn.

"Yuk"

•••

"Eh.. Yang ini kan kelasnya? "

"Iya Cris yang ini, liat aja tuh udah ada nama kelasnya di atas pintu"

Puzzle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang