2

94 8 4
                                    

Suara musik berdentum-dentum, asap rokok yang memenuhi ruangan gelap ini, serta suara-suara menjijikkan yang ada membuat Rara muak.

Sebelumnya ia tak pernah berada di tempat seperti ini. Membayangkannya pun tak pernah.

Tapi sekarang, ia menginjakkan kakinya di sini. Ia lelah, lelah dengan hati dan pikirannya.

"Tambah satu lagi!" ucap Rara.

"Sexy Ladies! Inilah penampilan yang kalian tunggu-tunggu! Chad Brookie!" ucapan sang MC membuat semua orang menoleh ke arah panggung. Tak terkecuali Rara.

Seorang lelaki berdiri di atas panggung hanya dengan celana boxer-nya. Rara tersenyum sinis.

"Menjijikkan, padahal mukanya lumayan, sayangnya seorang pole dancer," Rara meneguk kembali minumannya.

***

Rara berjalan dengan sedikit sempoyongan. Ia memilih berjalan kaki karena memang apartementnya yang dekat dengan club tadi.

"Hey!" dua orang laki-laki mendekati Rara. Mencolek-colek dagunya, mengelus lengannya, dan menggodanya.

"Kemarilah sayang, akan kubuat kau bahagia."

"Hentikan! Jangan sentuh aku dengan tangan kotor kalian!" Rara terus menepis tangan-tangan kotor itu. Tapi hal itu justru membuat kedua lelaki itu semakin gencar menyentuhnya.

Tiba-tiba seorang dari pria itu mundur.

Buk! Buk!

Ternyata ada seseorang yang memukulnya. Orang itu lalu memukul lelaki lainnya. Membuat dua lelaki itu berlari kabur.

"Hey, kau tidak apa-apa?" kepala Rara berkunang-kunang, pandangannya memburam, dan akhirnya ia pingsan.

Sang penolong langsung menangkap tubuh ramping Rara agar tak jatuh ke tanah. Sang penolong menghela nafasnya lelah. "Dasar merepotkan, seharusnya aku tadi tidak usah kemari."

***

Sinar matahari yang terang menembus tirai-tirai jendela yang sudah usang menyinari mata Rara.

Sinar itu mengganggu tidur nyenyak Rara. Tangannya menghalau sinar itu. Badannya terasa sakit dan kepalanya terasa pusing.

Rasanya ia tertidur di lantai. "Kenapa kasurku jadi sangat keras?" batin Rara. Rara melihat badannya yang diselimuti sebuah selimut usang dan tipis. Tidak seperti biasanya.

Seketika otak Rara bekerja. Ia langsung terduduk dan melihat di balik selimut. Bajunya masih lengkap.

Kepalanya semakin pusing. Ia mencoba mengingat kejadian semalam. Ia mabuk! Dan ia hampir celaka!

Suara dengkuran halus di sebelahnya langsung membuat ia menoleh.

"Ahhhhhhhhhhh!!!"

Rara berteriak melihat seorang laki-laki tidur di sebelahnya dalam keadaan shirtless.

Teriakan Rara membuat lelaki itu terkejut dan langsung terbangun. "Ada apa!? Kenapa?" Lelaki itu tampak bingung dan matanya melihat sesosok wanita yang dibawanya pulang semalam.

"Oh my, bisakah kau tak mengganggu tidur orang lain? Aku kesulitan tidur semalam karna kau," lelaki itu memijat pangkal hidungnya.

"Apa yang kau lakukan padaku?" Rara menarik selimut usang itu untuk menutupi tubuhnya.

"Apa yang kulakukan?" lelaki itu tersenyum sinis. "Harusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan semalam?" tunjuk lelaki itu tepat di depan wajah Rara.

CEO? or Pole Dancer?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang