Satu

5K 557 268
                                    

Srek srek

Seorang pria sibuk membolak-balikkan skripsinya.

"Huh." Dia membuang nafasnya kasar. Bosan. Karena dosen pembimbing skripsinya tak kunjung datang.

Dilihatnya jam di tangannya. Jam 5 sore. Padahal dosennya memberitahu bahwa dia datang jam 4. Ok sekarang dia lebih memilih keluar kelas.

"Hey, Christopher Bang!" Sapa seseorang yang tempat lahirnya sama dengan Bang Chan.

"Ck. Sudah berapa kali ku bilang kau tak usah memanggilku dengan nama asliku." Chan mendengus kesal.

"Haha. Oke oke Bang Chan." Katanya seraya tertawa.

"Ada apa memanggil? Memangnya kau tidak ada kelas hari ini?" Tanya pria yang di panggil Bang Chan itu.

"Entahlah aku baru saja datang." Dia tak sengaja melihat skripsi yang dibawa oleh Chan.

"Masih berkutat dengan skripsi mu itu? Oh ayolah lupakan itu sejenak, kita bersenang-senang." Katanya sambil menepuk pundak Chan lalu pergi meninggalkan Chan.

"Dasar Lee Felix tidak jelas." Chan bergumam pelan.

Chan melihat Changbin yang keluar kelas.

"Hey Changbin!" Sapanya sambil melambaikan tangan.

"Eh? Halo Chan." Changbin menghampiri Chan lalu berjabat tangan.

"Tidak ada kelas?" Tanyanya lagi.

"Tidak ada. Aku tidak yakin dosen sialan itu datang." Chan kesal.

"Yasudah mau ikut aku ke kantin?" Ajak Changbin.

"Tidak usah. Aku mau memeriksa skripsi ku lagi. Aku akan membunuhnya ketika dia merobek skripsi ku lagi. Dikira tidak sulit apa membuat skripsi?"

"Ya sudah aku duluan." Kata Changbin senyum kepada Chan.

Chan lebih memilih diam di parkiran berkutat dengan semua skripsinya. Jika benar dosen itu tidak datang, ia akan langsung melesat pulang

Ia hanya menyapa orang orang yang baru datang untuk kuliah malam ataupun yang sudah waktunya pulang.

Namun siapa sangka ada banyak makna yang terkandung dalam sapaannya itu?

Chan sudah pusing dan lebih memilih untuk tidur di parkiran.

Drrttt Drrttt

Chan terbangun dari tidurnya. Pukul 7 malam.

"Siapa yang menelpon?" Tanya nya. Lalu dia mengangkat telepon itu.

"Yeoboseyo?"

'Felix. Sedang apa kau? Tidur di parkiran?'

"Aniya."

'Sudahlah tidak usah berbohong. Aku melihatmu tidur disana.'

"Apa kau masih di rooftop?"

'Ya sedaritadi. Kemarilah.'

"Baiklah tunggu aku disana."

Tut.

Telepon dimatikan sepihak oleh Chan.

Chan berjalan menuju rooftop ingin menghampiri Felix. Felix lebih memilih di rooftop daripada harus masuk kelas.

Namun suara berisik masuk ke telinga Chan. Arah suara itu berasal dari mading.

'Tega sekali yang membunuh.'
'Aku harap pelakunya ditangkap polisi secepatnya.'
'Bagaimana bisa? Barusan terjadi?'

"Mohon maaf, bisa anda minggir sebentar?" Chan meminta orang-orang untuk menyingkir dari mading.

District 9 √Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang