Bara berjalan santai di koridor rumah sakit menuju ruangan pasien. Sesampainya di depan ruangan pasien, ia segera membuka pintu kamar pasien, lalu masuk untuk mengecek kondisi pasien pasca melahirkan secara Caesar.
"Saya cek dulu ya Ibu," Bara langsung mengecek kondisi pasien. "setelah saya melakukan pengecekan, besok Ibu baru boleh pulang. Kalau tidak ada yang diperlukan lagi, saya permisi."
Pasien itu menggelengkan kepalanya pelan.
Usai mengecek kondisi pasien, Bara menutup pintu kamar psien kembali.
"Bara...'
Dokter tampan itu menoleh pada yang memanggil namanya. 'Fiska."
"Ya ampun Bara, jadi lo dokter anestesi baru di sini?"
" Ya begitulah."
***
Rara (POV)
"Tapi yah... aku ini udah gede. Aku nggak mau di jodohin sama pria pilihan Ayah." protes ku.
"Rara, Ayah hanya ingin melihat kamu dapat suami terbaik yang membuat masa depanmu cerah. Ayah akan jodohkan kamu sama anak teman Ayah, seorang dokter muda." kekeuh Ayahku.
Aku memutar bola mataku kesal. "Mau dokter kek, mau anak pejabat kek yang jelas aku nggak mau dijodohkan titik!" sengit ku.
Aku tak mau berdebat lagi dengan Ayah. Aku segera menaiki anak tangga secara perlahan menuju kamarku yang berada di lantai dua. Sesampainya di dalam kamar, perlahan bulir-bulir air mata jatuh di wajahku. Yang aku butuhkan saat ini hanyalah teman curhat, aku segera mengambil ponsel yang ada di atas nakas, lalu menghubungi Nadya-sahabatku sejak SMA dulu sampai sekarang.
"Halo, Nad." sapaku dalam telepon.
"Iya, Ra. Ada apa?''
"Lo bisa nggak datang ke rumah gue sekarang. Gue butuh teman curhat nih."
''Bisa kok, tunggu ya lima belas menit lagi gue nyampe rumah lo. Gue sekarang lagi ada di toko kue."
***
Lima belas menit kemudian, Nadya sampai di depan kamarku. Aku segera beranjak dari kasur membukakan pintu kamar dikunci ku.
"Ra, mau curhat apa sih sama gue?" tanya Nadya padaku.
Aku segera menutup pintu kamar dan menguncinya kembali. Aku meloloskan nafasku panjang.
"Gue mau di jodohin sama Ayah gue, Nad."
"Apa! Lo mau di jodohin sama bokap lo?!"
Lalu aku hanya mengangguk pelan. "Iya, gue juga nggak mau di jodohin Nad. Tolongin gue Nad."
"Bentar dulu, beri waktu gue tiga menit untuk mikir."
"Lama banget." protes ku.
Tanya ku kembali. "Udah ketemu belum Nad?"
"Nah... gue punya cara buat lo gagalkan perjodohan ini,"
"Caranya."
"Lo bisa bikin dia ilfil lihat lo, contohnya lo ngupil di depan dia atau ngentut juga boleh."
"Nggak ada cara lain Nad?"
"Nggak ada, coba lo pakai cara itu dulu pas ketemu sama dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Doctor [Sudah Terbit Versi Online] √
RomanceWarning : Cerita Ini Di Private Acak Harap Follow Terlebih Dahulu [12th Story on Wattpad] [Completed] Namanya Barasena Akbar, dokter muda yang ayah jodohkan padaku. Awalnya aku menolak untuk di jodohkan dengan Bara yang tak sama sekali aku kenal asa...