chapter 5

6 0 0
                                    

Setelah kejadian kemarin, Mona Masih terlihat ketakutan. Aku berusaha untuk menenangkannya, tapi dia tidak bisa melupakan kejadian itu. Aku juga masih memikirkannya hingga saat ini. Saat ini juga polisi masih ada dirumah lisa untuk mengintrogasi diriku dan mona. Pria yang menolongku pada saat itu terus saja menatapku dengan penuh harap. Aku membiarkan tatapannya itu tetapi waktu demi waktu aku semakin resah. Aku berusaha tidak memperdulikan tatapannya itu, aku melihat mona yang sedang asik bermain dengan mainannya, aku tersenyum tipis melihatnya walaupun dia sedang dalam masa shock tetapi dia masih tertawa dengan girang. Setelah selesai menyelesaikan masalah tersebut mereka semua pulang termasuk juga pria yang menaruhkan nyawanya demi diriku dan mona, aku belum sempat berkenalan dengannya tetapi dia hanya memberiku satu bantuan yang dapat menyelesaikan semua pertanyaan yang ada dipikiranku saat ini. Keesokan harinya kegiatan kita dirumah berjalan seperti biasa. Lisa mulai melanjutkan pekerjaannya dan hari ini adalah hari yang sangat bahagia untuk mona karena dia mulai masuk sekolah dasar,mona sangat bahagia sekali dan lisa mengantar mona untuk hari pertamanya masuk sekolah.Aku teringat tadi malam apa yang terjadi pada mona untuk mempersiapkan perlatan sekolahnya, aku terkekeh pelan saat mengingatnya kembali.

"rima, hari ini kamu mau ngapain?" kejut lisa sambil menepuk pundakku pelan.

"mau cari ara" jawabku yang masih membersihkan bekas makanannya mona.

"ara? Udahlahh,,jangan mengada-ngada lagi" lirih lisa.

Aku hanya diam dan memandang lisa penuh yakin.

"aku harus mencari ara, harus!"meninggalkan lisa sendirian tanpa menoleh kebelakang.

Aku kembai kepemakaman orang tua ara, moga saja ada dia disana, dan ya, dia memang ada disana.

"Ra!" entah kenapa aku meneriaki bocah itu. Dia menoleh kearah sumber suara.

Menatapku dengan tatapan yang sepertinya ingin membunuhku, dia mendakatiku dan "rima"dia memanggil namaku sambil memiringkan kepalanya, seram. 

"rima! Kita seharusnya hidup bersama,ya kan?! Ayolah jangan menjauh seperti itu,aku tau kamu khawatirkan sama aku"

"hah, maksud kamu?" tanyaku sambil berjalan mundur kebelakang.

Dia mengejarku seperti orang gila, aku tersentak, berusaha menghindar dan 'brruukk' aku memasuki liang kubur, tak tahu sejak kapan ada kuburan kosong didalamnya dan semua tanah menutupi tubuhku,berusaha teriak, tak ada gunanya.

"hah..hah..hah, ternyata cuma mimpi"

Mengatur seluruh napas yang berantakan dan berpikir tentang mimpi yang panjang.

"selamat pagi rimaa" sapa lisa.
"pagi"aku hanya melirik keseluruh ruangan semuanya baik-baik saja,yang paling aku kejutkan adalah adanya brahma yang tengah bermain dengan mona. Air mataku yang tanpa persetujuan untuk jatuh pun membasahi pipi.

"rima, kamu..gapapa?" tanya lisa dengan tatapan khawatirnya.

"iya...aku gapapa"jawabku sambil mengahapus air mata dan tersenyum tipis kearahnya.

Lisa hanya menepuk bahuku dengan membalas senyuman itu.

"ayo semuanya, kita sarapan" teriak lisa.

Aku melihat semua orang yang ada didepanku saat ini dan bahagia,ternyata itu cuma mimpi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life is changing [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang