Bintang Langit

Sorry

Kita harus menjadi orang yang tegas biar ga terus terusan dipermainkan.

- Langit Fajar Ardiwinata -

***

"Ayank Langit... Tungguin Shila.." ujar Shila sambil mengejar Langit yang pergi berlari menjauh darinya.

Brughh...

"Sorry." ujar Langit datar, dan beranjak bangun. Tak anda niatan sedikitpun untuk membantu orang yang ia tabrak.

"Aduh.." ujar Bintang kesakitan.

"Eh, elo yang tadi pagi ya?" tanya bintang.

Langit segera berhenti berjalan dan membalikan badannya setelah mendengar ucapan Bintang.

"Lo siapa?" tanya Langit lupa.

"Hmm, yaudah deh kalau lo lupa, ga penting juga." ujar bintang sambil tersenyum, kemudian beranjak pergi sambil menahan kakinya yang sakit.

Hmm, cewek aneh. Batin Langit.

"Eehh, ayank Langit kok ngelamun.. Mikirin aku ya?" tanya Shila sambil menggenggam tangan Langit.

"Paan lo, sapa juga yang mikirin lo." jawab Langit ketus sambil melepaskan genggaman tangan Shila dari tangannya.

"Trus mikirin siapa? Jangan bilang Langitnya Shila naksir cewek lain ya?" tanya Shila dengan memasang puppy eyes.

Naksir? Cih.. Ga bakalan. Batin Langit.

"Bukan urusan lo." jawab langit, lalu segera masuk ke kelasnya, tanpa menghiraukan terikan teriakan Shila yang memanggil namanya.

Shila yang mulai kesal, akhirnya memutuskan untuk ikut masuk ke kelasnya yang berada di sebelah kelas Langit.

***

"Bintang, kaki lo kenapa?" tanya Angga, sang ketua kelas.

"Gpp kok. Cuma tadi jatoh aja." jawab Bintang.

"Oh.." jawab Angga lalu pergi ke luar kelas mencari guru yang akan mengajar.

"Ara, kaki lo kenapa?" tanya Revita, yang biasa ia panggil Rere.

"Gpp, re tadi gue cuman jatoh." jawab bintang.

"Oh, kok bisa?"

"Tadi ada anak cowok yang lari, trus nabrak gue, jadi gue jatoh deh."

"Ohh, trus dia udah minta maaf?"

"Udah kok."

"Oh, bagus deh."

"Pagi anak anak." Ujar Bu Santi, guru Matematika.

"Pagi, Bu!" jawab murid serempak.

***

*Ara --» panggilan dari orang terdekat Bintang. Berasal dari nama tengahnya 'kejora'