"Lihat dia, penampilannya berantakan sekali""Mana ada satu orang pun yang akan menyukainya"
"Jangan bercanda, mendekatinya saja malas, apalagi suka, itu mustahil"
"Kenapa dia harus ada di kelas kita ? Merusak reputasi kelas saja"
Begitulah, setiap hari ada saja kasak kusuk yang terdengar oleh Jaehwan di ruang kelas.
Lalu dia ? Hanya acuh tak menanggapi, tak penting juga.
Jaehwan bukannya tidak peduli terhadap penampilan dan sikapnya, tapi dia hanya merasa tak ada yang salah dengannya.
Teman-teman sekelasnya hanya terlalu berlebihan.
Tunggu ! Jaehwan rasa mereka bukanlah teman-temannya, dia tak bisa menganggap mereka begitu.
"Cih ! Dasar tukang gosip", batinnya.
Ya ! Mereka semua hanya sekumpulan manusia dengan otak sekecil telur ikan, bahkan mungkin lebih kecil lagi.
Jaehwan memang tak mempunyai teman di sekolah, walaupun hanya satu, tapi sepertinya dia sendiri tak peduli akan hal itu.
"Aku hanya harus bersabar kurang dari setahun lagi, lalu aku akan benar-benar bebas dari parasit yang hanya bisa menghina orang lain tanpa berkaca"
Tentu saja ! Jaehwan telah berhasil melewati tahun ke tahun penderitaannya di sekolah ini, dia hanya harus bersabar sebentar lagi.
.
.
.
.
."Minhyun~ah .. Ini coklat untukmu"
Seorang gadis berdiri disamping meja belajarnya dengan tangan terulur yang memegang sekotak coklat, wajahnya bersemu malu-malu.
Minhyun membuka perlahan matanya yang sejak tadi terpejam, menatap datar kepada si gadis yang masih berdiri tersipu.
"Aku tak suka coklat, pergilah", Minhyun mengusir si gadis dengan satu kibasan tangan, pertanda kalau dia tak ingin diganggu.
Gadis yang ditolak Minhyun hanya bisa tertunduk malu menerima penolakan itu dengan wajah hampir menangis.
Jaehwan yang menyaksikan peristiwa itu dari ujung depan kelas tertawa puas dalam hati.
"Rasakan ! Mereka semua terlalu percaya diri", batinnya, satu sudut bibirnya terangkat, tersenyum sinis.
Tanpa Jaehwan sadari, sepasang mata tengah memandangnya tanpa ekspresi.
Tentu saja, mata itu adalah milik Minhyun yang duduk disudut belakang kelas.
Menatapnya lama, lalu mengangkat satu sudut bibirnya, namun bukan senyum sinis, entahlah, susah diungkapkan.
Sayang Jaehwan tak menyadari peristiwa itu, dia terlalu asik bergumam dalam hati mengumpat sekumpulan gadis bodoh yang selalu memandangnya jijik, seperti melihat kotoran berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINHWAN'S ONESHOT FF
FanfictionCerita-cerita pendek tentang Minhyun dan Jaehwan ^ω^