HEAVEN

849 87 17
                                        

I'll see you on the other side of the stars
-unknown-

Pagi itu, seperti biasanya, seorang pria muda dengan kemeja rapi dan kartu identitas sebuah perusahaan terkalung dan menjuntai dari lehernya yang tak terlalu jenjang terlihat ditengah jalanan kota Seoul yang padat.

Matanya sedikit sembab dengan kantung mata yang mulai menebal dan menghitam.

Kaki pendeknya berlari cukup kencang, ia tergesa-gesa.

"Tuan Park, saya hampir sampai, tunggu sebentar lagi"

Tampak raut gelisah tergambar di wajah manisnya, ia takut klien yang dipanggilnya Tuan Park itu marah.

Dan, ya ..

Bila dilihat dari raut wajah yang berubah panik, sudah dapat dipastikan kalimat apa yang didengarnya dari balik panggilan telepon sebelum akhirnya diputus sepihak.

"Tuan Park, tolong jangan lakukan itu----"

"Halo--- Tuan Park----- HAISSHH"

Diliriknya jam tangan tua pemberian sang Ayah saat dirinya pertama kali diterima bekerja di sebuah perusahaan obat-obatan terkenal sebagai staff marketing.

Wajah tua sang Ayah tersirat rasa haru yang meskipun tanpa bicara, ia tahu, sang Ayah bangga melihat jerih payahnya memberi sang putra pendidikan terbaik berbuah manis.

Ia termenung untuk beberapa detik sebelum kembali melangkah, dan kali ini langkah itu menjadi semakin lebar saat teringat bentakan yang didengarnya tadi---

"Datang kemari dalam waktu sepuluh menit, atau kesepakatan kita batal ! Saya tidak punya waktu untuk meladeni ketidakprofesionalan anda !"

Langkahnya semakin lebar dengan jantung yang memompa semakin kencang.

Hingga tanpa sadar bunyi nyaring klakson motor membuatnya tak sempat menoleh, terlebih menghindar.

Dan---

BRAAAKK

Seketika semua gelap.

.
.
.
.
.
.

"Bagaimana ? Apa keluarganya sudah bisa dihubungi ?"

"Suster jaga sedang mencoba menghubungi keluarga pasien"

"Dia tampan. Apa kau tau siapa namanya ?"

"Kim Jae Hwan. Namanya Kim Jae Hwan. Manis bukan ?"

Pria muda itu perlahan membuka matanya.

Berat ..

Namun ia harus mencoba melihat keadaan sekitar, terutama keadaannya sendiri saat ini.

Nyeri ..

Seluruh badannya nyeri, seperti puluhan tulang dipatahkan serentak.

Kepalanya berbalut perban, begitu juga dengan kaki kanan dan lengan kirinya.

Semuanya terasa sakit luar biasa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINHWAN'S ONESHOT FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang