"PARK WOOJIN"

142 29 3
                                    

ENJOY READING!
.
.
.

Aku berjalan menyusuri lorong Entertainment. Sepi.

Sepertinya aku terlalu larut berlatih.

Aku melihat jam tanganku. Pukul 01.00 dini hari.

Aku tersenyum getir. Badanku benar benar remuk saat ini. Namun, aku tidak ingin menyianyiakan waktuku. Aku harus rajin berlatih dan segera debut. Walupun hal ini benar-benar menyiksa.

Lelah? Pasti

Tertekan? Bisa Jadi

Menyesal?Tidak

Lalu? Entahlah. Aku juga tidak mengerti.

Tiba-tiba seseorang merangkul ku. Lalu mencium pipiku seenaknya.

"Hai My bae."

Aku menoleh. Lalu tersenyum.

Ya, sebelumnya aku perkenalkan namaku. Aku (y/n) Park.

Dan dia, Park Woojin. Vitaminku. Kekasihku.

Woojin membawaku ke parkiran mobil. Aku mengernyit.

"Mobil siapa?"

"Ada deehh." Woojin menunjukkan cengiran khasnya. Aku  berdecak. Kebiasaan. Sok rahasia.

"Udah masuk aja. Kamu pasti capek kan?"

Aku ingin membuka pintu mobil. Namun, dengan cepat Woojin membukanya lebih dahulu.

Aku tidak tersentuh sama sekali dengan tingkahnya yang bisa dinilai tengil daripada romantis-menurutku- Karena wajahnya yang menampakkan bahwa ia tidak serius melakukan hal itu. Aku memutar kedua bola mataku.

"Harusnya kamu tersentuh kaaannn????"

Tuhkan. Maksa.

"Sangat, Woojinie Chouco."

Aku masuk kedalam mobil. Woojin berjalan cepat ke kursi kemudi.

Aku hendak memasang sealt bealtku. Namun, seperti biasa Woojin membantuku memasang seat belt. Woojin tidak langsung kembali ke posisi mengemudi. Woojin menatapku dengan jarak yang  hanya beberapa senti saja. Walaupun sudah 1 tahun berpacaran. Namun, dalam jarak sedekat ini, jantungku masih saja ingin copot. Sial sekali.

"Kenapa selalu memanggilku dengan nama itu sih? Masa aku disamain sama kubis."

Chouco dalam bahasa paris artinya kubis.

"Kan aku udah bilang, kalau di Paris, itu panggilan sayang. Kamu enggak mau aku sayang?"

"Maulah, masa enggak mau."

Lagi-lagi Woojin tersenyum menampakkan ciri khasnya yang membuatnya.. Ya,, kalian taulah.

Tiba-tiba Woojin semakin mendekatiku. Aku meremas rokku. Dia gila apa?

"Kamu pengen masuk dispact macem Baekhyun dan Taeyeon sunbaenim? Ciuman di mobil?" kataku.

Woojin malah tertawa. Tawa yang menyebalkan. Namun nyatanya, aku sangat menyukainya.

"Entar aja deh. Di apartemen kamu."

Aku memutar kedua bola mataku. "Kamu mau anter aku pulang?"

Woojin mengendarai mobilnya. Entah, mobil siapa.

"Kamu kayaknya capek banget ya, sampe lola gini?"

Aku mempoutkan bibirku.

"Jangan monyong-monyong gitu beb, nanti aku khilaf."

Aku mencubit lengan Woojin. Berkali-kali. Woojin berusaha menjauhkan lengannya dari seranganku.

Tidak lama. Karena ini dijalan. Bahaya juga kan?

"Seharusnya kamu engak usah repot nganterin aku. Seharusnya kamu tidur. Besok kan aktifitas lagi."

Woojin menggeleng. "Enggak repot kok, beb. Aku juga sekalian nginep di apartemen kamu."

"Nginep? Ngapain?"

Ini memang bukan yang pertama kali. Tapi, untuk apa? Woojin kan lagi sibuk sibuknya.

"Jadi enggak boleh?"tanya Woojin dengan wajahnya yang dibuat-buat kesal. Aku mendengus. Lucu. Walaupun wajahnya tidak seperti Park Jihoon, namun jika seperti itu Woojin benar-benar menggemaskan di mataku.

"Jadi ngambek?"

Woojin tersenyum. Lalu mengelus puncak kepalaku. "Bolehkaaaann?"

"Kalau enggak dibolehin juga kamu tetep masukkan?" Aku menggeser sedikit tempat duduk ku agar tidak terlalu jauh dengan Woojin. Lalu bersender di bahunya.Mumpung sedang lampu merah.

"Aku mau nginep di apartemen kamu, soalnya aku kangen sama kamu. (y/n) sayang.."

Aku memeluk lengan Woojin. Dari jarak seperti ini, aku bisa dengan leluasa menghirup wanginya yang  khas. Kami jarang bertemu karena sama-sama sibuk. Hanya disaat seperti inilah biasanya kami bertemu. Mencuri waktu tepatnya. Woojin terus menghujaniku dengan ciuman di puncak kepalaku.

"Aku juga kangen tauu.." kataku sembari merubah posisi untuk memeluk tubuh Woojin. Woojin membalas pelukanku.

"Iya, aku tau. Tapi sayangnya aku lebih kangen. Kangen banget. Sampai mau nangis rasanya."

Mendengar guyonan receh itu aku memukul dada Woojin.

"Receh tau."

"Receh gini, kamu tetep sayang aku kan?"

Aku melonggarkan pelukanku. Lalu  mencium pipi Woojin.

"Iya, (y/n) sayang Woojin."

"Woojin juga sayang (y/n). Sayang banget."

SELESAI.

——
Imagine by RenaaHan
——
Thank you for sending us your amazing Imagine! We really want to appreciate it dear❤️ You can also check it the Imagine on our Official LINE@ :
https://line.me/R/ti/p/%40tcy5451v
——
Fyi, for those who want to send us your Imagine, you can send it from Tuesday - Sunday at 6PM through our email itsmepwj@gmail.com Lets Imagine with us!
——

SELASAAN BARENG WOOJINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang