Begin

6.8K 637 76
                                    

"nghhh"

Suara desahan itu terdengar dalam studio.
 
Wanita bersurai blonde dengan poninya itu menegang, tangan nya terhenti saat ingin membuka pintu kenop studio. 

Menelisik dengan hati hati suara dari dalam,  mendekatkan telinga nya lebih dekat kearah pintu. 

"jeeen-

"binn aahhh"

Bulir air matanya jatuh begitu saja. Meremas ponsel di tangan nya.  Matanya terlihat sendu,  tubuhnya kuyup karena hujan di luar. 

Tangan nya meletakkan ponsel dengan case berwarna black di depan pintu.  Mengusap kasar air mata yang jatuh. 

Berbalik,  lalu berlari keluar.  Menembus hujan untuk yang kedua kalinya.  Benar benar menyedihkan. 

___________

"Lalisa" teriak Bobby

Bobby berlari mendekati tubuh gadis yang berbaring kuyup di dini hari ini.  Ini sudah pukul dua pagi.

Tangan kekarnya mengangkat tubuh mungil sang gadis.  Membawanya ke dalam dorm miliknya. 

'dorm ikon yang dinamakan pemuda bebas'

"hyung?  Lisa kenapa?" tanya June

Tanpa aba aba Donghyuk langsung membuka pintu kamarnya,  mempersilakan bobby membaringkan Lisa disana. 

Seluruh bajunya basah,  dan lebih parah nya dirinya hanya memakai hoodie kebesaran khasnya dan hotpants.

"Hyung?  Lisa?"

Bobby menggeleng,  dirinya juga tak tahu penyebab Lisa seperti ini.  Dirinya hanya tak sengaja menemukan nya di ujung koridor dekat lift sudah berbaring lemah saat ingin ke minimarket di basement dorm ini. 

"aku sudah memanggil dokter" ucap Jinan "nghh tapi bagaimana cara mengganti pakaian nya yang kuyup?" ucapnya ragu

Ketiga pria itu saling tatap,  tergambar bingung di dalam wajahnya. 

June menggaruk tengkuknya "apa harus aku yang mengganti pakaian nya?"

"TIDAAAKK" ucap mereka serempak

Bobby menopang kedua tangan nya di depan dada.  Begitu pula dengan Jinan. Lalu matanya memperhatikan Lisa yang tengah berbaring di ranjang king size milik Donghyuk

"Ahh aku tahu" Jinan dan Bobby menoleh "Ahjumma Lee,  pasti dia bisa membantu" ucap Donghyuk

"June,  cepat panggil ahjumma Lee" ucap Bobby

_______

Tak ada percakapan di dalam kamar Donghyuk. Bobby duduk di karpet berwarna hitam tepat disamping ranjang.  Jinan dan June duduk di sofa berwarna broken white. Dan Donghyuk baru saja tiba selepas mengantar dokter hingga depan pintu.

"nhh"

"Lis?" Bobby segera beranjak ke sisi Lisa,  diambilnya segelas air dari nakas meja "minumlah"

Namun Lisa langsung memeluk Bobby erat, menangis sejadi jadinya "Lis,  apa yang sakit?  Dimana yang sakit?  Katakan?" ucap Bobby panik

Yang lain nya pun ikut mendekati dirinya. Merasakan kekhawatiran yang begitu dalam.  Pasalnya Lisa bangun dan langsung menangis tersedu seperti ini. 

Tangan Donghyuk meraih gelas yang masih di genggaman Bobby, menaruhnya kembali pada nakas disamping ranjang. 

"Apa aku harus panggilkan dokter lagi?" tanya Jinan

"Lis,  katakan apa yang sakit?" June ikut panik melihat Lisa yang terus menangis

Lisa menggeleng dalam pelukan "aku ingin pulang" ucapnya

"biar aku antarkan ke dorm mu" kata Donghyuk

"aku ingin pulang ke thailand" ucapnya sendu

____

"Keparat!  Dasar jalang!" Mino membanting ponselnya kasar

"oppa sudahlah,  mungkin mereka memang lebih baik bersama" ucap Lisa

Mino sedang mengunjungi Lisa di thailand.  Dua hari setelah kepergian Lisa yang mendadak, dirinya langsung membeli tiket penerbangan pertama sehabis acara musik di Jeju. 

"Seharusnya aku mengejarmu,  dan memukul Hanbin malam itu.  Seharusnya aku menghabisinya" ucapnya kesal

"Oppa hentikan,  ini bukan salahmu.  Ini semua takdir oppa"

Mino tersenyum remeh "takdir?  Coba jelaskan dimana takdirnya?  Takdir bahwa kau hanya diam untuk kedua kalinya ketika Jennie menggoda kekasihmu?  Dulu Jaewon, sekarang Hanbin?  Coba jelaskan padaku Lalisa"

Wajah Lisa berubah sendu,  mengingat kenangan manis tentang dua orang yang pernah bersamanya "takdir bahwa diriku tak bisa lebih baik dari Jennie oennie" ucapnya pelan seraya berbisik

Mino menunduk,  berlutut di depan gadis berponi yang tengah duduk diatas sofa di kamar nya. 

"Kau lebih baik darinya,  hanya saja mereka dibutakan oleh lekuk tubuh yang begitu murah" ucap Mino lalu menarik nafasnya panjang dan memeluk Lisa. 

Tangisan nya pecah saat Tangan kekar memeluknya.  Dirinya pun lelah untuk kedua kalinya.  Sakit untuk kedua kalinya dengan alasan yang sama. 

"Berhentilah menangis" bisiknya "Mari mulai bersamaku.  Aku akan menjagamu lebih baik dari mereka. Dan akan ku pastikan mereka akan menyesal."

Melepaskan pelukan nya. Kemudian memandang keindahan di hadapan nya, wajah Lisa.  Begitu cantik meski tanpa make up sedikitpun "Izinkan aku menjadi kekasihmu.  Izinkan aku membuat mu jatuh cinta padaku"





















TBC



29.04.2018

-Lilac-

PetrichorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang