Part 3; Answer (1)

5.8K 93 7
                                    



Sudah 4 hari sejak pertemuan Salsa dengan CEO P.G. Aldi pada hari minggu. 3 hari lagi ia harus memberikan jawaban. Dan lagi, selama 4 hari Alif terus mengikutinya. Dengan kata lain, mengantar jemputnya. Mengajaknya makan, entah itu breakfast, lunch ataupun dinner. Jujur saja, sebenarnya ia risih. Tapi, ia tak bisa menolak. Pemilik rumah sakit swasta yang ia tempati adalah kenalan Alif. Sang CEO P.G. Jadi, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Tapi, hak menjawab masih dalam kontrolnya sendiri. Tanpa melibatkan orang lain. Itulah kata-kata yang ia ingat saat Aldi memberitahunya. Terdengar seperti ancaman bukan? Dan, saat ini pun. Saat istirahat makan siang, seperti sudah menjadi kewajiban selama 4 hari ini. Alif datang ke ruangannya. Ruangan Salsa gabung dengan ruangan dokter Reina, yang memisahkan hanya tirai.

"Makan yuk Cha, laper." Ajak Alif.

"Males." Balasnya singkat.

"Ayolah! Nanti kamu sakit gimana?" rayu Alif.

"Kenapa sih selalu ke ruangan ku? Kamu nggak sibuk ngurusi perusahaan mu?" tanya Salsa. Ia heran. Dia itu CEO tapi terlihat santai.

"Udah aku serahin ke sekertaris ku." Jawabnya santai.

"Dasar!" hardik Salsa. Dalam hatinya.

"Terima aja, Sal. Saya nggak papa kok sendiri. Mumpung lagi sepi." Kata dr. Reina. Memberi izin.

"Tapi dok..." belum sempat melanjutkan.

"Sudahlah, enggak apa-apa." Kata Reina.

Mau tidak mau, sekali lagi ia mengikuti keinginan Alif.

"Mau makan dimana?" tanya Salsa sesaat setelah ia duduk di dalam mobil porsche Alif.

"Kita lunch di kondominium ku aja." Jawab Alif ala kadarnya.

"Kondominium?" bingung Salsa.

"Iya, kita DO aja."

Salsa hanya mengangguk nurut.

Setelah sampai di kondominium, ia menuju ruangannya yang di ekori Icha..

"Kamu mau pesen apa?" tanya Aldi. Duduk di sofa empuk di ruang tamunya yang mewah.

"Terserah. Pokoknya aku nggak mau lama-lama." Seru Icha.

Aldi masih memikirkan apa yang akan ia DO sambil melihat daftar makanan di salah satu aplikasi yang sedang marak saat ini.

"Teriyaki? Hot dog? Pizza? Tortellini? Cannelloni? Risotto ai Fiori? Tiramisu? Calzone?" tanya Aldi. Sambil menyebutkan nama-nama makanan yang ada di aplikasi tersebut.

"Hmm... kamu suka Italian Food?" tanya Icha.

"Biasa aja. Cuma sering makan." Jawab Aldi.

"Oh, makanya!." seru Icha.

"Makanya kenapa?" bingung Aldi.

"Makanya kamu cari dokter pribadi, kamu sendiri gak bisa jaga kesehatan." Jelas Icha.

"Ya gitulah. Kan udah pernah aku bilang. Aku itu susah buat jaga kesehatan, makanya aku butuh dokter pribadi yang menarik buat atur kesehatanku." Lanjut Aldi sambil melihat Icha dengan senyuman.

"Kesehatan itu harus dari diri sendiri bukan orang lain. Kalo bisa jaga kesehatan sendiri, ngapain pake dokter pribadi?"

"Kan, biar seru. Dia perhatiin aku, selalu ngingetin aku, dan jadi jodoh ku." Sekali lagi. Aldi menatap Icha dengan tatapan makna tersirat. Ia tahu, ia mengharapkan gadis itu, entah mengapa.

CEO X DOCTORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang