01

3.4K 592 45
                                    

"Tapi aku benar-benar yakin ini anakmu Jim!" seru Yoongi saat mengamati baby Hannul yang sedang di pangku oleh Taehyung.

"Iya Yoongi hyung benar, mirip sekali denganmu hyung!" seru Jungkook kemudian.

"Ku pikir semalam kau mabuk berat Jim." timpal Taehyung sambil memegang botol memberi susu pada bayi itu.

"Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?" kini giliran Namjoon yang bertanya.

"Tes dna?!"

"Sini, coba mana rambut atau apapun darimu dan dari bayi itu biar ku bawa, besok aku ada praktik di rumah sakit." itu Seokjin yang menimpali.

"Tapi hyung aku bingung, kalau dia memang anakku aku harus bagaimana?"

Semua diam, meraka bingung.

"Emmm... Cari ibu banyi ini hyung!" saran Jungkook.

"Tapi aku masih yakin itu bukan anakku."

"Jelas-jelas dia mirip denganmu!" Taehyung berucap.

"Bisa saja ibu bayi itu adalah pengagum rahasiaku___

____bahkan aku saja tak merasa pernah meniduri siapapun."

"Memang kau akan ingat jika mabuk?"

Jimin diam....

"Ah terserah saja deh, urus saja bayi itu! Aku tak mau punya bayi!"

Jimin pun pergi meningglakan ke enam temannya yang masih setia menjaga Park Hanul. Bayi yang katanya anak Jimin itu.

"Apa jangan-jangan ini adalah anak diantara tika bertujuh?" suara Hoseok mengintrupsi.

"Ya! Jangan gila!" kelima lainnya hampir serempak meneriaki Hoseok.

Hari pun berganti, Jimin tengah mondar-mandir tak jelas menanti Seokjin menghubunginya. Menanti hasil dari test dna anatara dirinya dan bayi bernama Hanul itu.

"Duduklah kau membuatku pusing." Min Yoongi memberi titah pada Jimin.

"Aku tak bisa tenang hyung aku takut." ucap Jimin.

Dan tak lama setelah itu panggilan masuk.

"Ya! Jemput aku di bandara!" 

Belum sempat Jimin memberi sapa, suara dari sebrang sudah memakinya. Siapa lagi kalau bukan Kang Seulgi?"

"Wae?" tanya Jimin.

Seulgi benar-benar tak tau situasi, itu pikirnya.

Terdengar suara berat berhembus dari sebrang. "Baiklah, kalau begitu aku kembali lagi saja ke amerika!"

"Eh..eh..tunggu, tunggu. Baiklah dua puluh menit lagi aku sampai. Tunggu saja disana jangan kemana-mana." ucap Jimin segera berlari menuju kamarnya mengambil kunci. Ia baru ingat bahwa ia yang menyuruh Seulgi untuk menjadi baby sitter Hannul.

"Aku titip bayi itu! Aku harus menjemput Kangseul di bandara."

Dengan cepat Jimin keluar dari apartemennya dan meluncur untuk menjemput Seulgi.

"Lewat sepuluh menit!" ucap Seulgi saat Jimin sedang terengah-engah mengatur nafasnya karena berlari menghampiri Seulgi.

"Bawakan barangku!" ucapnya kemudian berjalan mendahulu Jimin.

"Dimana mobilmu?" lanjutnya berucap.

"Dasar menyebalkan!" gumam Jimin sangat lirih.

Kini mereka tengah duduk bersanding menuju apartmen Jimin dengan Seulgi yang terus mengomel dan menanyakan tentang bayi nyasar sperti yang Jimin katakan melalui sambungan telepon beberapa hari yang lalu.

Tiba-tiba saja ponsel Jimin berdering, panggilan dari Kim Seokjin.

"Bagaimana hyung?" ucap Jimin saat menjawab panggilan itu.

Masih fokus menyetir Jimin sedikit was-was.

"Sebilan puluh delapan koma tujuh persen hasilnya akurat Jim, jadi memang Park Hanul itu anakmu!"

Baik Seulgi maupun Jimin terlihat shock, dengan segera Jimin menempikan mobilnya. Nafasnya memburu, seperti dunianya hancur. Belum juga menikah dia sudah harus punya seorang bayi. Astaga, nama selama dua bulan ini ia tak memiliki kekasih. Malang benar nasib Jimin.

"Seul aku takut!" ucap Jimin sedikit gemeetaran.

"Turun, biar aku yang menyetir." ucap Seulgi yang di turuti oleh Jimin.

"Aku harus bagaimana? Ayah ibu?" bingung Jimin saat mobilnya kembali melaju dengan Seulgi yang ada di balik kemudi.

"Bagaimana pun kau harus jujur. Setidaknya ayah dan ibu mu juga harus tau Jim."

Jimin terlihat sangat lesu....

"Kau mau membantuku kan?"

Seulgi hanya bisa membuang nafasnya kasar.

Bagi Jimin hanya Seulgi yang dapat membantunya. Hanya gadis itu yang mempu meluluhkan hati orang tua Jimin. Bahkan kadang Jimin merasa iri pada Seulgi karena menurutnya Suelgi lah yang menjadi anak kandung dari kedua orang tuanya dibandingkan dirinya. Ini itu selalu Suelgi Seulgi dan Seulgi. Huh!

"Tapi aku tak menjamin merka tak akan amrah padamu Jim."

Jimin mendesah pasrah, bahkan ia juga tak merasa bahwa Park Hanul adalah anaknya. Siapa juga ibunya? Jimin pun tak bisa berpikir jernih menerima kenyataan ini.

Melihat sahabatnya sendu, Seulgi menjulurkan tangannya yang kemudian di gengam oleh Jimin. Jimin mengenggam erat tangan Seulgi mencoba untuk kuat menerima kenyataan.

"Ya, jangan erat-erat. Sakit! Aku sedang menyetir!"

Terlihat lima pria tengah melingkar di sofa apartemen Jimin saat Seulgi baru saja masuk dan di susul Jimin yang membawa barang Seulgi yang sungguh luar biasa banyaknya.

Kelimanya menoleh.

"Untung kau sudah datang!" ucap Hoseok buru-buru mendekat ke arah Jimin.

Seulgi pun menghampiri kemurmunan empat pria lainnya. "Ada apa?" tanyanya.

"Noona, bayinya sepertinya ingin pup!" ucap Jungkook sedikit jijik namun masih penasaran sedangkan Yoongi dan Namjoon memilih untuk menghindar.

Kim Taehyung?

Ia tengah berusaha mengantikan popok untuk Park Hanul dengan ekspresi wajah yang sungguh lucu membuat Seulgi terheran.

"Ada apa dengan ekspresimu?" tanya Seulgi yang tak mengerti situasi.

"Diamlah kalau kau tak mau membantu!" ucap Taehyung masih fokus untuk melepas popok penuh dengan cairan iyuh itu.

Bukannya membantu Seulgi malah memaninkan ponselnya. Namun seetelah dua menit berlalu, ponsel itu berpindah tangan ke Jungkook.

"Minggir." ucapnya mengusir Taehyung.

"Kau sangat lambat, tak tau apa dia sudah merasa tak nyaman?" lanjutnya berucap.

Dengan tanpa jijik Seulgi mulai melepas popok itu dan mengulungnya. Meminta Taehyung untuk mengambil air hangat dan peralatan lainnya. Jungkook pun mulai berdecak kagum, dan ia baru saja sadar kalau Seulgi baru saja melihat langkah dan cara menganti popok.

"Jim!" panggil Seulgi yang langsung di hampiri oleh sang pemilik nama.

"Buang popok anakmu! Jangan lupa di bungkus." ucapnya masih fokus memberisihkan sisa-sisanya.

"Ya, Kookie-ya. Coba lihat bagaimana selanjutnya!" ucap Seulgi tegas membuat Jungkook memengangi ponsel Seulgi menghadap sang pemilik.

Langkah demi langkah Seulgi lakukan sesuai dengan intruksi, "selesai!" ucapnya sambil terseyum.

"Siapa namanya?" tanya Seulgi kemudian.

"Hannul, noona." ucap Jungkook.

"Park Hannul." sambung Taehyung.

"Wah tapi memang dia benar-benar mirip denganmu Jim."

Mendengar perkataan Seulgi barusan, serasa ia kembali pada dunianya yang mulai runtuh. Kenyataan yang mengatakan ia adalah seorang ayah tunggal tanpa tahu siapa ibu dari bayinya tersebut.

[S12] Super Daddy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang