Part - 13

190 20 0
                                    

     "Ya elah pake ujan lagi." gumam Alice yang sedang duduk di halte depan rumahnya sambil memegang kotak nasi berwarna biru muda.

  Tinn.. tinn.. suara klakson mengejutkan Alice.

  Perlahan kaca mobil turun menampakkan seorang pria yang  sedang menatap lurus kedepan.

   Alis Alice mengerut. "Masuk," ucap pria itu pendek sambil menoleh ke arah Alice sekilas.

  Alice belum juga beranjak dari tempat itu.

  "Masukk!!" ucap pria itu lagi tapi dengan suara agak keras.

  "Eh?!" dengan cepat Alice masuk kedalam mobil sport berwarna merah itu.

  "Van?" panggil Alice.

  "Hmm," gumam Evan sebagai respon.

  "Tumben lo jemput gue?" tanya Alice. Evan tak menjawab, ia hanya sibuk dengan mengemudikan mobilnya.

   Alice mendesah sebal karna tak ada jawaban dari lawan bicaranya.

       Hening...

   Keadaan didalam mobil begitu mencekam bagi Alice. Melihat Evan saja ia bergidik ngeri karna matanya menatap lurus kedepan dengan tatapan elang nya. Ia hanya berdoa agar mereka cepat sampai di campus dan bisa bebas dari aura tak mengenakkan ini.

    Mereka berdua hanya diam, Alice yang sibuk memikarkan sesuatu sedangkan Evan sibuk dengan mengendarai tapi sesekali melirik Alice yang sedari tadi melihat ke arah luar.

   Sampai lah mereka diparkiran campus yang luas. Bertepatan hujan telah reda.

  Alice pun segera turun dari mobil lalu pergi menuju gedung campus. Setidak nya ia bisa bernafas lega karna terbebas dari keadaan seperti tadi.

   "Lie!" panggil Evan yang ditinggal oleh Alice.

  "Alice!" panggil nya lagi sambil berlari mengejar Alice, dan akhirnya Evan bisa menyamakan langkah kakinya dengan Alice.

  Lalu ia menarik lengan Alice untuk menghadap kearahnya.

  "Lie lo marah ya?" tanya Evan lembut.

   "Egak, eh lo kok panggil gue 'Lie' ? Lo tau dari mana?" tanya Alice bingung. Sebab yang tau panggilan Lie hanya orang terdekat nya saja. Karna panggilan Lie merupakan panggilan kesayangan.

   "Penting banget ya?" Evan malah balik bertanya. Alice hanya mengangguk.

   "Adalah," jawab Evan singkat plus dingin nya.

  "Ih.. rese banget sih!" gerutu Alice sambil menghentakan kaki nya lalu melangkah pergi dari hadapan Evan.

  Lagi lagi Evan menahan Alice.

   "Eitss.. Mau kemana lo?" tanya Evan dingin.

   "Ya mau ke kelas lah.. emang mau ngamen," ucap Alice ketus.

  "Oh.. yaudah sono cabut," usir Evan dengan nada sok cuek nya. Alice pun langsung pergi dari hadapan Evan.

    "Arrgggghhhh ...," geram Evan sambil menendang kaleng yang berada di sisinya.

   "Eh lo kenapa Van?" tanya Alice yang tiba-tiba datang.

   Evan menjadi salah tingkah. "Eh egak .. Egak kenapa-kenapa," jawab Evan gugup.

  Alice hanya terkekeh. "Lo kok balik?" tanya Evan.

  "Eh.. iya gue lupa .. gue balik mau kasih ini." ucap Alice sambil menyodorkan kotak nasi berwarna biru.

Love Story Evano [ Sweet Moment ] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang