Part - 25

162 13 0
                                    

           "Lie lo gak ke kampus?" tanya Juan yang baru saja memasuki kamar Alice.

     "Egak kak," jawab Alice singkat. Juan menghampiri Alice yang tidur di kasurnya sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal.

   "Kenapa? Biar gue antar lo kesekolah ya?" tawar Juan sambil mengelus pucuk kepala Alice.

  "Lo sakit ya Lie?!" tanya Juan panik saat memegang kepala Alice yang terasa panas. "Gak kok kak, gue cuma gak enak badan, semalam hujan hujanan," alibi Alice dengan kekehan.

   "Sama aja. Yaudah lo gak usah datang aja, nanti gue ijinin ke dosen lo, gue kebawah dulu mau ambil obat buat lo," ucap Juan lalu beranjak dan keluar dari kamar Alice.

   Alice menatap sendu ke arah Juan yang sudah menghilang dibalik pintu. Tak berapa lama pintu kembali terbuka, tapi yang datang bukanlah Juan tetapi Rasti ibu nya Alice.

  "Sayang kok kamu bisa sampai begini sih? Kamu jangan banyak mikir ya," nasihat Rasti sambil mengelus pucuk kepala Alice lalu mencium nya. Alice mengangguk sambil tersenyum.

   "Nih, makan yang banyak. Nanti kalo lo sembuh gue ajak lo jalan ke suatu tempat." ucap Juan.

   "Seriusan kak?! Gue udah sehat kok kak, yuk!" ajak Alice yang langsung terduduk bersila.

   Juan dan Rasti terkekeh. "Nanti Lie kalo lo udah sembuh, lagian gue kan harus ke kantor." jawab Juan sambil mengelus pipi Alice yang memerah.

  Alice memonyongkan bibir nya. "Mentang mentang sekarang udah jadi CEO lo gak mau lagi ya ajak jalan gue." kesal Alice sambil melipat kedua tangan nya diatas perut.

   Juan terbelalak. "Egak Lie, gue kan sibuk. Gue nyari uang juga buat lo, gue janji minggu ini kita jalan." ucap Juan sambil menyodorkan jari kelingkingnya, Alice melirik jari kakaknya lalu ia manautkan jari kelingking nya juga sambil tersenyum lebar.

  "Janji?"

  "Janji!"

    Juan mengacak acak rambut Alice, lalu ia mengambil mangkuk berisikan bubur dan mulai menyuapkan ke Alice yang langsung diterima nya dengan lahap.

   Rasti yang melihat itu hanya mengukir senyum di wajah cantiknya.

  "Mamih mau kebawah dulu ya, mau masak." ucap Rasti yang diangguki oleh Juan dan Alice

    'Tok..tok..tok..' suara ketukan pintu itu membuat Juan berhenti menyupakan untuk Alice.

    "Bentar ya Lie gue kebawah, kaya nya ada tamu." ujar Juan lalu keluar dari kamar Alice. Entah dapat dari dorongan mana, Alice berjalan tertatih-tahih menuju balkon.

     Juan membuka pintu utama tapi dengan cepat ia menutupnya kembali saat melihat siapa tamu nya kali ini.

   Tapi rupanya Juan kalah cepat dengan Evan, ya tamu itu adalah Evan.

  Evan menahan pintu rumah itu dengan tangan nya. "Mau apa lo hah?" tanya Juan sinis. "Gue mau ketemu sama Alice kak, gue mau jelasin." mohon Evan.

   Juan mendengus lalu ia mendorong Evan hingga tersungkur. "Dengar ya, lo jauh-jauh dari Alice, gue gak mau adek gue lo sakitin, dan sekarang dia sakit dan itu gara-gara lo." ucap Juan marah. Tangan nya mengepal bahkan urat dilehernya tercetak jelas dan wajah ia sudah memerah padam.

   "Please kak, gue mau jelasin ke dia, oke gue salah, tapi gue cuma mau jelasin ke dia aja," kekeuh Evan yang berusaha menerobos masuk kerumah Alice. Dengan cepat Juan menarik Evan dan melayangkan pukulan yang kembali membuat Evan tersungkur.

Love Story Evano [ Sweet Moment ] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang