1. First Sight

447 41 12
                                    

Kenya PoV

Mati saja lah aku sekarang. Aku terlambat masuk sekolah! Saat aku sampai, kelas sudah ditutup. Dan saat aku mengintip sudah ada kakak kelas alumni yang sudah masuk.

"Aduh ini gimana" umpatku.

Ok ini tidak apa-apa. Hanya kakak kelas alumni yang sama sekali tidak berbahaya. Hanya dengan bermodal keberanian, aku pun mengetuk pintu.

Tok tok tok...

Suara pintu diketuk berbunyi. Dan coba tebak... tidak ada sambutan dari dalam. Yasudah aku masuk saja.

Dengan sopannya aku masuk. Tapi...

"Siapa suruh kamu masuk," kata pria yang terlihat lebih tua.

"Tadi aku...eh saya udah ngetuk pintu lho Om...eh Kak,"

Setelah aku mengucapkan kata itu, aku pun mengumpat dalam hati. Bagaimana pula aku bisa berbicara sejujur itu di depan kakak alumni yang terlihat galak dan jutek.

"Nama kamu siapa?" tanya alumni kakak kelas itu. Suaranya menandakan dia tidak suka denganku, atau mungkin gaya bicaraku sebelumnya.

"Kenya," jawabku jutek. Prinsipku adalah I'll treat you based how you've treated me.

Kakak itu menatapku bingung.

"Duduk sana," katanya setelah beberapa detik menatapku dengan wajahnya yang datar.

Batinku bersorak. Akhirnya!

Aku duduk dengan manis di bangku yang bersebelahan dengan sahabatku , Mita.

Sedari tadi, Mita sedang mengagumi kakak di depan yang sedang membicarakan sesuatu. Aku tidak tahu Kakak itu sedang membahas apa, aku tidak mendengarnya sama sekali.

Mita akhirnya membuka pembicaraan denganku. "Kenya Kenya! Keenan ganteng banget!" katanya.

Aku yang tidak tahu siapa yang bernama Keenan pun balas menjawab "Hah? Keenan siapa?"

Mita berdecak "Itu cowok yang di depan yang tadi kamu bilang om itu,"

Dengan tidak tau dirinya, aku pun berteriak "HAH? apanya yang ganteng coba?!"

Satu kelas pun otomatis melihat ke arahku dan Mita akibat teriakan emasku.

"Kalau kamu tidak mau mengikuti kelas saya , kamu bisa keluar," kata Kakak kelas yang ternyata bernama Keenan itu.

"Eh hehe maaf, Kak saya tidak sengaja berteriak dan meganggu kelas Kakak," kataku dengan senyum sedikit terpaksa.

Jujur, apa pula yang Mita sukai dari cowok jelek nan jutek tersebut? Eh ralat...mungkin wajahnya bisa dibilang tampan. Tapi hanya sedikit, tidak banyak-banyak.

Akhirnya Keenan melanjutkan pembicaraannya yang tadi sempat terpotong karena diriku.

Dia berbicara kalau dia pernah sekolah di sini dan mengambil jurusan IPA. Dia berhasil mencapai juara 1 dan juara umum di kelas 3 SMA. Dia juga mengoceh tentang akhirnya dia mengambil jurusan bisnis di Amerika karena dia juga mendapat beasiswa dan juga jalur cepat lulus. Dengan angkuhnya dia bilang bahwa dia jauh-jauh dari Amerika ke sini hanya untuk menceritakan pengalamannya. Dia berumur 21 tahun. Jadi, umurku dengan umurnya terpaut 4 tahun karena aku dan teman - temanku di sini rata - rata berumur 17 tahun.

"Oke... ada pertanyaan?" tanya Keenan.

"Kakak uda punya pacar belum?" kata seorang cewek bernama Casey dengan kagum.

Aku pun di dalam hati tertawa. Ini sungguh pertanyaan ter tidak penting yang pernah kudengar!

"Eummm... bagaimana cara ngasih taunya ya?" jawab Keenan sambil memasang wajah sok berpikir.

Aku sedikit terkejut Keenan bisa sefriendly ini dengan Casey. Pikiran negatif pun bergelayutan di otakku. Apa jangan - jangan cuma aku saja yang di jutekin? Dan hanya karena telat kelasnya? What? TELAT DOANG?

"Yasudah kalau Kakak sungkan buat ngasih tau, itu kan privasi Kakak hehe," kata Casey malu - malu.

Casey adalah perempuan yang disegani satu sekolah. Perawaknya cantik, tetapi mulutnya sangat pedas. Hanya saja, jika dia yang mecintai lelaki duluan, dia bisa berubah 180 derajad dan menjadi sangat lembut.

"Sebenernya saya baru saja putus dengan kekasih saya," jawab Keenan dengan raut wajah yang sedikit berubah.

"Semoga yang mutusin Kakak itu menyesal seumur hidup ya, Kak." kata Casey yang terlihat berbinar binar. Ini seperti rambu hijau untuk Casey dan memulai kehidupan percintaannya dengan lelaki yang ia cintai.

Keenan tersenyum tipis. Dibalik senyumnya ada rahasia yang tidak bisa ia umbar.

"Kak istirahat bareng yuk!" kata Casey dengan harapan setinggi gunung. Casey sungguh tidak punya malu.

"Maaf , sepertinya saya tidak bisa karena saya ada urusan ke kepala sekolah untuk melaporkan satu murid di sini yang tadi sudah merusak suasana kelas," jawab Keenan panjang kali lebar sambil melihat ke arahku dengan tatapan tajamnya.

Dan aku tau aku bakal terkena masalah sehabis ini.

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang