- (30) Damn It -

74 9 0
                                    

"Happy 1th annivesary , darling."

Sekarang , Kenya sedang duduk di sebelah jendela apartemennya.

Sudah tak terasa Kenya sudah memasuki semester 3 kuliahnya.

Dan , tak terasa juga hubungan Keenan dan Kenya makin membaik setelahnya.

Hubungan Keenan dan Kenya juga tak terasa sudah memasuki satu tahun anniversary.

Dan , hari yang mungkin Kenya anggap sebagai hari terbaiknya yang kedua-setelah Keenan menembaknya-ternyata akan menjadi malapetaka bagi keduanya.

***

"Deal?" tanya perempuan itu.

"sebentar..." kata cewek yang satunya lagi yang berada di sana.

"apa lagi? Cepatlah!" sentak perempuan itu.

"apa ini tak terlalu kejam?" tanya cewek itu.

"tidak jika kau memang benar benar menginginkannya. Aku rela. Aku hanya ingin membuatnya hancur" kata perempuan itu dengan raut wajah seram.

"entahlah...aku takut nanti kalau ketahuan , apalagi ini menyangkut usaha orang tua aku , nanti kalau bangkrut , aku juga yang kena" kata cewek itu ragu.

"sudahlah...kalau ketahuan juga ketahuan berdua kan? Ga papa nanti kalau ketahuan , aku bayar semua usahamu. Sekarang yang perlu kau lakukan hanya menyetujui rencana kita" kata perempuan itu.

Cewek itu tampak berpikir sebentar.

"Deal" jawabnya setelah berpikir lama walaupun tetap saja Ia masih kurang yakin. Tapi apa salahnya? Ia harus memperjuangkan keinginannya itu.

Perempuan itu tersenyum licik.

"jangan khawatirkan temanmu itu , sayang" kata perempuan itu.

Cewek itu hanya diam dan menghela napas.

***

Keenan senang hari ini adalah hari jadi satu tahunnya dengan Kenya.

Tak terasa hubungannya sudah satu tahun semenjak Keenan menembak Kenya di gunung itu.

Ia berencana untuk membuat pesta kejutan untuk kesayangannya itu.

Ia mulai berencana dan berpikir apa tempat romantis yang paling bagus untuk tempat Ia mengejutkan pacarnya itu.

Ia ingin mengadakan acara dinner untuk diriny dan Kenya. Hanya mereka berdua tentunya.

Ia menelpon Casey untuk mengosongkan jadwalnya hari ini.

"o ya kebetulan jadwal bapak hari ini kosong" kata Casey di seberang telfon.

Keenan berpikir. Biasanya tidak seperti ini. Biasanya tiap hari dia mengemis dengan separuh hati dan jiwanya untuk mengosongkan jadwalnya.

Ada yang tidak beres batinnya berkata.

Tapi , Keenan tidak ingin merepotkan dirinya sendiri untuk hal seperti ini. Hari ini adalah harinya bersama Kenya. Bukan bersama setumpuk lebaran dokumen dokumen dan Casey.

"ok , saya tutup telfonnya" kata Keenan sambil mengakhiri panggilannya.

Ia akhirnya pergi dan bersiap siap untuk semuanya.

Di sela sela perkerjaannya , Ia mengirim pesan untuk kesayangannya itu.

Sayang , nanti malem jam 20.00 PM di taman. Love you.

Ia menunggu balasannya.

Dan , Keenan tak perlu waktu lama untuk menunggu balasannya.

okei. Love u too.

HurtedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang