Old Friend?

340 72 8
                                    

"Jadi ini Bu, yang suka ngambilin seragam anak-anak kelas 2-3. Tadi, saya liat dia ngebongkar loker-loker terus langsung ngambil seragamnnya Bu." tutur lelaki tersebut.

"Oh, jadi kamu? Kenapa kamu ngambil-ngambilin seragam anak kelas 2-3? Kamu mau mencuri?" tanya Bu Irene, selaku wakil kepala sekolah.

"N-nggak Bu, tadi saya disuruh pinjem seragam sama temen saya karena baju saya basah. Terus, ternyata dia ngajak saya buat nyuri seragam anak kelas 2-3." balas Yerin ketakutan.

"Bohong, Bu. Jelas-jelas tadi dia cuma sendirian Bu, terus saya liat di buru-buru ngambil seragam itu." balas si lelaki yang duduk di sebelah Yerin.

"Kim Hanbin, jangan asal menuduh orang. Belum tentu yang kau katakan itu benar, bukan?" sambung Bu Irene.

"Jadi, apakah kau mencuri sendirian atau bersama temanmu? Dan, niatmu sebenarnya mencuri atau meminjam, Nak?" tanya Bu Irene.

"Bersama teman saya, Bu. Niat awal saya adalah meminjam bukan mencuri. Sumpah demi Allah, Bu. Saya gak lagi bohong sama Ibu." balas Yerin.

"Sumpah demi holloh, bukan musuh kamu tapi musuh kamu itulah dia akibatnya." ejek Hanbin.

"Baiklah, Ibu akan mempercayaimu. Tapi, jika hal ini terulang lagi—Ibu akan menghukummu. Ingat itu." tutur Bu Irene.

Yerin mengangguk ragu. "Terimakasih Bu, saya harap kejadian ini tidak akan terulang juga. Saya minta maaf." ujar Yerin sembari melempar asal seragam yang ia genggam ke wajah Hanbin.

"Permisi Bu." pamit Yerin, lalu gadis itu pun pergi menjauhi meja Bu Irene.

"Jennie!" teriak Yerin setelah sampai di dalam kelasnya. Jennie pun menengok smebari menyengir kearah Yerin.

"Kau ini kurang ajar sekali sih?! Tau tidak tadi aku sampai di seret ketua kelas, kelas 2-3 ke Bu Irene?!!" pekik Yerin kesal sembari menjewer telinga milik Jennie.

"Aduuhh.... Maafkan aku dong, aku kan tadi juga panik. Takut ada yang melihatku juga!" balas Jennie sembari meringis kesakitan.

"Kau yang mengajakku untuk mencuri, tapi malah aku yang di tangkap!" pekik Yerin. Jennie pun menyengir.

———

Yerin Pov

Asal kalian tahu saja, dulu aku pernah memiliki teman. Dia baik—sangat baik. Saking baiknya, aku jadi suka padanya.

Definisi anak kecil yang sedang jatuh cinta.

Dia lelaki, dan dia tampan. Dia suka menolongku, saat aku terjatuh dan saat aku menangis.

—Tapi, sekarang dia sudah pergi. Pergi ke tempat yang jauh, yang tidak akan pernah bisa kugapai.

'Jangan pernah lupakan aku, jika aku pergi ke tempat yang jauh.' kata lelaki itu, ketika aku masih kecil.

Sedih? Tentu saja, apalagi setelah mendengar kabar bahwa ia telah meninggal karena penyakitnya yang kronis.

Semenjak kepergiannya, keluarganya sedih—sampai-sampai aku mendengar berita bahwa ayahnya bunuh diri.

Aku tidak tahu, itu benar atau tidak. Yang aku tahu sekarang adalah,

Aku masih merindukannya—lelaki yang kutunggu selama 12 tahun lamanya.

"Rin, ada anak baru katanya." ujar Jennie sembari menepuk bahuku berkali-kali.

"Terus kenapa? Kan hanya anak baru, kau ini berlebihan sekali." balasku malas.

Jennie pun diam. "Hm, kau ini. Sudahlah, ayo kita taruhan apakah anak baru itu seorang lelaki atau perempuan. Dan, jika ia seorang lelaki apakah ia tampan atau tidak?" tutur Jennie panjang lebar.

"Terserah kau." jawabku.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kebetulan kita kedatangan murid baru. Ibu harap kalian bisa menerimanya dengan baik." ujar Bu Suzy.

"Baiklah, kalau begitu silahkan masuk anak baru!" perintah Bu Suzy.

Sontak siswa dan siswi di kelasku pun langsung menganga lebar tak percaya. Ya, dia seorang lelaki dan

—Tunggu, aku seperti pernah melihatnya. batinku.

[]

Panjang kan:') tapi gajelas

Vote and Comment:*
thankyouu~

Lovable| khb✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang