Chapter 3

447 32 0
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Story by Farin Uchiha

Pair : SasuSaku

Genre : Fantasy, Romance

Rated : T

.

.

.

Happy reading.

.

.

.

"Ahh." suara desahan mengalun merdu dari mulut wanita berambut biru sebahu yang tengah berada dipangkuan pria berambut merah acak-acakan, namun itulah kesan kerennya.
Pria itu asyik mencumbu leher jenjang wanita itu, sampai-sampai Gaara yang tampak duduk di sofa di ruangan kerja itu memutar mata bosan.

"Sasori-nii, bisa kau tunda dulu kegiatan panasmu itu. Ini sudah malam, besok aku harus sekolah," ujar Gaara dengan tampang datar.

"Huh!" Sang pemilik nama pun menghentikan kegiatannya, membuat Gaara menyeringai puas.

"Konan-chan, keluarlah sebentar nanti kita lanjut lagi," ucap Sasori.

Wanita bernama Konan merapikan pakaiannya sendiri, lalu turun dari pangkuan Sasori, "Aku mengerti."
Setelah Konan meninggalkan ruangannya, Gaara membuka pembicaraan.

"Hamster itu terjual."
Mata hazel Sasori membulat, "APA!?"

.
.
.
.
.
.

Tirai biru tua kamar Sasuke berkibar-kibar diterpa angin malam. Kedua insan berbeda gender, eitts ... mengenai si gadis berambut pink itu entah manusia, siluman atau manusia setengah siluman? Masih belum diketahui, tepatnya.

"Jadi, kau ini apa? Kenapa kau bisa berubah wujud dari seekor hamster menjadi manusia?" tanya Sasuke to the point.

Sakura mendongak, dan menatap pemuda berambut raven yang memang lebih tinggi darinya.

"Ceritanya panjang. Aku belum bisa me..." jawab Sakura tapi dipotong Sasuke.

"Tolong ceritakan. Aku tidak akan membocorkan ke orang lain. Percayalah padaku," sela Sasuke mencengkram kedua bahu mungil Sakura.

"..." Sasuke diam menanti Sakura bercerita.

"Baiklah. 5 tahun yang lalu..."

.

Sakura POV
.
Flash back On
.

Aku berjalan riang menuju tangga kayu bercat hitam. Usiaku 11 tahun. Aku hendak berangkat ke sekolah. Karena kurang hati-hati, aku terjatuh lalu berguling-guling di tangga, dan berakhir di lantai. Tergeletak dengan posisi terlentang, dan kepala bersimpah darah.
.
PRAANG
Pecahan gelas berserakan, dan cairan putih berceceran di lantai. Kaa-san tercengang melihat kondisiku yang begitu mengenaskan.
Beliau menggendongku dengan air mata yang terus mengalir di kedua belah pipinya.
Ia membawaku ke Rumah Sakit Umum Suna. Aku segera ditangani dokter dan suster ke ruang Unit Gawat Darurat.
Dan ternyata nyawaku tak tertolong. Dokter memberitahu pada Kaa-san, dan ia kemudian pingsan.
.

.

Siang harinya para kerabat, tetangga, teman-teman sekelas datang. Semua menangisi diriku, aku sungguh tak tega meninggalkan orang-orang yang begitu menyayangiku, dan mencintaiku. Saat itu aku dimakamkan, dan rohku melihat semua wajah-wajah bersedih mereka.
Aku tetap di dunia walau aku sudah mati. Dan aku terus berdoa pada Tuhan, berilah aku keajaiban untuk hidup.
Aku terus berjalan menyusuri kota Suna. Orang-orang berlalu lalang menembus tubuh transparanku, tapi...

My Pet My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang