Ch.3

725 85 11
                                    

Musim hujan sudah tiba. Setiap hari akan selalu hujan. Beam menyukai saat musim hujan datang, itu karena Beam ingat saat pertama kali dia bertemu dengan Forth. Tapi, sekarang berbeda. Atmosfer diantara mereka justru tidak menyenangkan.

Setelah kejadian itu Forth tidak pernah lagi bicara dengan Beam. Bahkan Forth berusaha menghindari Beam, walau Forth tetap duduk di kursi depan Beam tapi Beam hanya bisa diam memandang Forth.

Semakin hari Forth semakin jauh dari Beam. Membuat Beam semakin bertekad untuk melupakan perasaannya pada Forth. Forth lebih sering lagi menemani Prink. Hal itu juga yang meyakinkan Beam kalau perasaannya untuk Forth sekarang ini salah. Bahkan Forthnya sudah berubah.

°°°°

Hari ini Beam menyelesaikan mata kuliahnya di sore hari. Beam merutuki dirinya karena lupa membawa payung. Sore ini hujan sangat deras, Beam juga tidak membawa mobilnya karena kemarin masuk bengkel. Hari ini Beam berangkat ke kampus bersama Kit dan Ming. Beam tidak mungkin ikut mereka lagi karena Ming mengajak Kit nonton selesai kuliah. Beam tidak mau jadi obat nyamuk dengan berada di antara mereka.

"Kamu tidak bawa payung Beam?" tanya Nha teman sekelas Beam.

"Iya. Tadi pagi aku lupa membawanya."

"Emm.. Ini aku bawa 2 payung. Sebenarnya yang ini punya temanku, aku lupa mengembalikannya tadi. Jadi, bisa kamu pakai dulu." ucap Nha sambil mengambil satu payung lipat di dalam tasnya.

Tinn.. Tinnn

"Ah, aku sudah di jemput. Ini payungnya." Nha menyerahkan payung lipat itu kepada Beam. "Aku duluan ya. Bye, Beam." pamit Nha yang segera berjalan kearah mobil yang ada di pelataran lobby kampus.

"Terimakasih Nha. Besok akan ku kembalikan." ucap Beam sedikit berteriak karena Nha sudah didekat mobil dan jangan lupakan suara hujan yang cukup deras.

"Iya. Tolong besok kembalikan pada Forth ya. Kamukan duduk didepannya." balas Nha dengan berteriak juga. Kemudian melambaikan tangannya ke arah Beam dan masuk kedalam mobil.

Beam terkejut saat tahu payung yang dipegangnya adalah milik Forth. Beam tidak tahu ini sebuah takdir atau bukan. Sudah hampir sebulan Forth dan dirinya tidak saling bicara. Tiba-tiba saja payung ini membuatnya harus berbicara pada Forth.

Beam memilih berjalan kaki untuk kembali ke asramanya. Berbekal payung pinjaman dari Nha yang merupakan punya Forth, Beam berjalan meninggalkan kampus. Beam mengeratkan jaketnya agar lebih hangat.

°°°°

"Hei,kamu Beam sahabatnya Kit dan Phana kan?" tanya seorang Pria tinggi tegap berkulit Tan, dan juga kacamata mata yang saat ini di gunakannya tidak menghilangkan sedikitpun ketampanannya.

"Ii.. Iiya. Kamu siapa?" balas Beam yang merasa terkejut dengan kemunculan pria yang mengenal sahabatnya. Sedangkan di sekolah sudah sepi dan hujan sangat deras.

"Aku Forth teman sekelas Pha. Kenapa kamu belum pulang? Apa tidak di jemput?"

"Oh, kamu Forth. Iya sepertinya supirku terlambat menjemput. Kenapa kamu belum pulang? Bukannya kelas kalian sudah di bubarkan 3jam yang lalu?"

"Hmmh.. Hehe aku ketiduran di perpus setelah membuat tugas. Beam sendiri kenapa belum pulang? Tidak bersama Pha dan Kit?"

"Aku baru selesai eskul. Pha dan Kit tidak satu eskul denganku."

"Sepertinya hujan semakin deras. Coba hubungi supirmu sudah sampai dimana. Aku akan menemanimu menunggu disini."

"Hei,tidak perlu. Kamu bisa pulang duluan. Aku tidak ingin merepotkanmu."

Mengejar Cinta pertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang