Ch.4 (End)

556 36 2
                                    

"Hikss.. Hikss." runtuh sudah pertahanan Beam dadanya terasa sesak mengingat kebodohannya waktu itu. "Aku kabur dari diriku, karena takut di benci. Tapi, aku terus menyesal!" Hikkkssss... Hiiiikkkksssss... "Sejak saat itu hingga kini pun.. Bee masih mencintai Foty." tangis Beam makin menjadi.

Entah sejak kapan Forth sudah berada didepan Beam. Forth segera menarik tubuh Beam kedalam pelukannya. Tidak memperdulikan hujan yang kini membasahi keduanya.

"BODOH! Kenapa Bee tidak kembali lebih cepat?! KENAPA?"

"......... " Beam hanya diam karena terkejut Forth tiba-tiba memeluknya. Pelukan yang selama ini sangat di rindukan Beam.

"Bukan Bee yang bodoh. Foty yang Bodoh. Maaf.. Maafkan Foty,Bee."

Mendengar itu Beam mulai membalas pelukan Forth dan menangis lebih keras dari sebelumnya. Beam tidak peduli dibilang cengeng lebay atau apapun. Yang Beam tahu saat ini Beam hanya butuh bersandar pada Forth walau hanya sebentar. Nyatanya sudah ada Prink diantara mereka.

Dia berkata "MAAF" berulang kali..
Tapi...
Aku tidak tahu..
Kata "MAAF" itu untuk apa..

°
°
°
°

3 bulan berlalu sejak kejadian sore itu. Forth menghilang, kami tidak pernah bertemu di kelas. Aku hanya tahu bahwa saat ini Forth sedang izin mengikuti kegiatan resmi di kampus mereka. Sesungguhnya Beam sangat merindukan Forth.

Beam masih tidak mengerti kenapa Forth berkali-kali mengucapkan maaf padanya sore itu. Sudah jelas karena kebodohan Beam dan sikap labil diusia muda yang menyebabkan hubungan mereka berakhir waktu itu, tapi justru Forth-lah yang meminta maaf padanya berulang kali.

Mata kuliah terakhir telah selesai. Beam memilih masih berada dikelas padahal teman sekelasnya sudah mulai meninggalkan kelas. Beam justru lebih memilih melihat suasana diluar dari jendela kelasnya. Dari sana Beam bisa melihat beberapa mahasiswa melakukan kegiatan mereka.

"Bee." panggil Kit yang sengaja datang ke kelas Beam.

Beam membalikan tubuhnya untuk melihat keberadaan Kit disana. Tanpa bicara Beam kembali memandang keluar jendela.

"Kamu tidak ingin pulang, Bee?" tanya Kit yang kini sudah bersandar di dinding dekat Beam.

"Aku masih ingin disini sebentar lagi." balas Beam tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hemmh.. Kamu ingin menghindari Forth kan?? Bukannya kamu sangat merindukannya?? Sampai hampir setiap waktu kamu bertanya tentang kabarnya melalui Pha sampai membuat Yo merajuk." Kit tahu Beam akan bersikap seperti ini ketika tahu Forth sudah selesai dengan kegiatannya.

Forth dan Beam tidak memiliki jadwal mata kuliah yang sama, karena Forth harus mengejar ketinggalannya karena kegiatan itu.

"Aku... Entahlah. Aku hanya tidak ingin sakit hati." balas Beam pelan.

"Dengar ya Bee. Kamu itu terlalu banyak berpikir. Bukankah karena sikap itu juga yang akhirnya membuat hubungan kalian berakhir." - Kit.

"Aku tahu. Aku hanya tidak ingin semakin sakit hati saat melihatnya pulang bersama Prink.. Eehh.. Lihat Kit.. Prink tidak bersama Fothy.. Dia justru bermesraan dengan pria lain." ucap Beam sambil menunjuk kearah yang dilihatnya tanpa mengalihkan pandangannya pada Kit.

"Kit, jangan-jangan Prink selingkuh." lanjut Beam yang masih memandang lekat kearah Prink dan seorang Pria di lorong kampus.

"Dia tidak selingkuh... "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengejar Cinta pertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang