R

1.7K 62 5
                                    

Bima membuka buku dearynya, dan menuliskan:
"Teman kecilku, aku dapat merasakan kembali kehadiranmu dalam kehidupanku. Tetapi, aku tidak dapat memilikimu. Kamu sama halnya dengan anganku yg tak kunjung ku dapat. Biarkan perasaan ini hanya Aku dan tuhan yg tahu. Dan biarkan waktu yg memberitahumu."

Bima menutup buku dearynya saat mendapati teman sekamarnya yaitu Vicky dan Dimas masuk kamar.

"Kirain udah tidur kamu Bim." ucap Dimas sembari menggantungkan Sarungnya di belakang pintu.

"Emm belum Dim, nih mau tidur." jawab Bima
"Ya udah lampunya aku matiin aja." saut Vicky mematikan lampu.

Di kamar Santri Putri.

"Lin, kok kamu tadi bisa sama Gus Rozy sihh??" tanya Arla
"Hmm.. Gk tau Ar, tadi Gus rozy mau ngajak ngobrol gitu." jawab Lina.
"Berdua aja?? . gimana sama Lisya??." ketus Arla
"Lina juga gk tau Ar, tadi itu lisya malah ngebiarin aku buat ngobrol sama Gus Rozy." saut Lina.
"Ya udah Lin, besok kamu harus bicara sama Lisya. Takutnya nanti ada kesalah pahaman gitu." ucap Arla.
"Iya Ar."
.
.
.
Keesokan hari...
Semua santri bersiap untuk sekolah.

Seperti biasa, Gue, Arla, Lina, putri, jihan, Sarika, dan Nandha selalu barengan.
Sama dengan Bima, Dimas, Vicky, Rio, dan Faqi yg kemana mana selalu bareng.

Kita semua tidak sengaja bertemu saat Berjalan menuju kelas.
Entah kenapa Bima dan yg lain bisa masuk ke wilayah kelas putri.

Kita semua sama-sama menghentikan langkah dan saling menyapa mengucapkan salam.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam." jawab gue dan yg lain bersamaan.

"Maaf, kalian pada ngapain kesini??" tanya Lina

"Kita dari kantor." jawab Dimas.

Bima yg dari tadi hanya diam dan tak mengeluarkan ekspresi apapun langsung mengajak teman temannya pergi.

"Ya udah ayo ke kelas keburu masuk!!!. Maaf kami permisi dulu." ajak Bima

Gue dan yg lain hanya diam tk menjawab.

"Assalamualaikum."
Merekapun pergi

"Waalaikumsalam."

Dikelas gue terus berfikir.
"Bima kenapa sihh?? Kenapa gue ngerasa kalau bima itu sengaja ngejahui gue? Kenapa bima bersikap dingin banget sama gue. Bima bener bener gk seperti biasanya. Dan...... Dan kenapa gue jadi cemas gini??."

"Lisya,,!!" panggil Lina disamping gue.
"Da apa Lin??" tanya gue
"Lisya, semalem...."
"Semalem kenapa??"
Saut gue memotong perkataan Lina.
"Semalam saya sama Gus Rozy itu gk ngapa ngapain kok sya." ucap Lina dengan perasaan penuh gak enak.
"Lahh terus kenapa?? Udah lahh Lin, gk usah ngrasa gk enak gitu dehh. Lagian gue sama Gus Rozy gk ada apa apa kok, kita kan belum ada ikatan apa apa juga." jawab gue memegang tangan Lina.
"Tapi kan Gus Rozy dan lisya udah mau di..."
"Perjodohan gue sama Gus Rozy udah dibatalkan." saut gue.
"Dibatalkan?? Kenapa??" tanya Lina sedikit terkejut.
"Karna kita emng gk saling mencintai. Dan Gus Rozy itu cinta sama lo Lin." jawab gue.
"Tapi sya, gus rozy gk mungkin cinta sama saya." ucap Lina sambil menunduk lesuh.
"Kata siapa Lin??. Gue tahu kok kalau kalian berdua saling mencintai. Dan gue gk ingin menjadi orang ke tiga." jawab gue meyakinkan Lina.

Karna gue juga teringat dengan kenangan masalalu gue yg kelam. Aulia, gue gk ingin semua itu terjadi lagi.

Lina memeluk gue. Gue sangat merasakan kebahagiaan Lina.
Gue hanya tersenyum.

Saat bel pulang sekolah..

Vicky, Dimas, Rio, dan Faqi berjalan menjajari Bima dan memaksa Bima untuk jujur.
"Bim, Sekarang kita ingin kamu jujur ke kita. Sebenarnya kamu kenapa??"

Ketika Cinta BerhijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang