1.

89 9 0
                                    

Happy reading

---------------------

"Kamu memang gak berguna"

"Rania bahkan lebih hebat darimu, dasar lemah"

"Dasar anak sialan. Apa untungnya kamu disini"

"Kami bahkan tak mengharapkan mu"

"Kamu gak ada apa apanya dibanding kakak kakakmu"

...

'Hah hah hah'. Mimpi itu lagi. Kenapa aku selalu memimpikannya, jika setiap hari aku merasakannya.

'Uhhh, aku bahkan tak bisa tidur tenang. Lebih baik aku mandi. Oh ya, jam berapa sekarang.'

Kulirik jam dinding dikamarku. Dan ternyata..., masih jam setengah lima.

'Biarlah, dari pada mereka memarahiku lagi'

Dengan langkah pelan aku memasuki kamar mandi di kamarku. Lima belas menit lamanya hingga aku keluar hanya dengan berbalut sehelai handuk.

Aku tak takut jika ada orang lain masuk kamarku. Karena apa, karena tak akan ada yang sudi memasuki kamar ini. Lagi pula aku selalu mengunci pintu kamarku.

Kubuka pintu lemari dan kutelusuri semua baju yang ada. Hingga pilihanku jatuh pada kemeja garis garis berwarna hijau tua dengan celana hitam selutut. Kusisir rambutku yang panjang sepinggang dengan cepat.

Tak butuh waktu lama, aku keluar kamar dan langsung menuju dapur. Ya aku akan memasak untuk mereka. Aku memang sangat senang memasak.

...

Sekarang aku berada di halaman belakang. Aku benci ini, kenapa mereka selalu membenciku. Aku hanya ingin keluarga yang menyanyangiku. Apa mereka tak dapat mengabulkannya? Bukankah aku anaknya??

Flashback.

Setelah aku menata makanan di meja makan, aku kembali kedapur. Aku haus, jadi aku mengambil segelas air putih, hanya air putih.

'PLAK..!!! '

'Uhh, bahkan aku belum meminumnya setetespun '

"APA APAAN KAU INI, KAMI BAHKAN BELUM MAKAN DAN MINUM APAPUN!! BERANINYA KAU MINUM SEBELUM JAM MAKAN SIANG" Ucap seseorang yang menamparku tadi, mamaku -Rachel.

'Ah, aku lupa peraturan ltu. Nomer 11, dilarang makan dan minum apapun sebelum makan siang. Hahh........ '

Aku tak menjawabnya, hanya menundukkan kepalaku dari pada bertambah panjang masalahnya.

"ADA APA INI" Ucap seseorang dengan suara baritonnya, pqpaku -Dames.

'Aku takut.. '

"Ma- maaf kan aku ma- mama" ucapku dengan terbata bata. 'Aku takut..'.

"Lihatlah pa, anak ini membuat masalah lagi. Beraninya dia minum segelas air disini. DAN APA KATAMU TADI, 'MAAF'??. ENAK AJA MAIN MINTA MAAF. GAK ADA JATAH MAKAN MALAM HARI INI UNTUKMU."
Bentak mamaku dengan keras padaku, dan pergi keluar dari dapur ini.

'PLAK...!!!'

'PLAK...!!!'

"Dasar tidak berguna" ucap papaku.
Dan ya, yang menamparmu tadi adalah papa. Sama seperti mama, papa lalu pergi dari dapur ini.

'Aku takut.. Aku rindu kalian yang melindungiku dulu. Sekarang bahkan kalian tak menganggap ku anak kalian lagi. Kalian berubah. Sungguh, aku takut.. '

Tak sepatah katapun yang keluar dari mulutku. Sesuatu yang basah mengalir dipipiku. Tunggu.., apa aku menangis. Sakit, saat kuhapus kasar air mataku pipiku terasa nyeri.

Dengan berlari aku meninggalkan dapur dan pergi ke halaman belakang. Tempat yang selama ini membuatku merasa nyaman.

Flashback off.

'Aku harus kuat dan bertahan, bagaimanapun mereka keluargaku'

Angin yang kurasakan membuatku terlena dalam alirannya. Mataku menjadi berat, hingga kegelapan menguasaiku.

-----------

LAVEN School AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang