;14

5.1K 1.2K 192
                                    


Malamnya, aku duduk didepan api unggun bersama Hyunbin. Jaehyun sepertinya kelelahan, ia tertidur tak jauh dari kami berdua. Aku berdoa supaya ketika ia bangun nanti, kakinya sudah baikan dan ia tidak perlu digendong Hyunbin lagi.

Untunglah Hyunbin bisa mendapatkan beberapa kayu bakar dan membakarnya dengan pemantik api yang dibawanya. Oh ya, ternyata ia membawa pemantik api dari rumah Om Jung. Aku kira itu tidak penting, tapi ternyata berguna juga.

"Gak ada tanda-tanda Lami ya?" tanya Hyunbin padaku. Aku menatapnya lalu terdiam. Sejujurnya aku memiliki firasat buruk tentang Lami. Aku merasa tidak akan bertemu lagi dengannya.

"Bukannya jawab malah bengong," Hyunbin menggerak-gerakan tangannya didepan wajahku, membuatku langsung menghentikan perbuatannya dengan menahan tangannya.

"Jangan ganggu, gue lagi mikir." Tukasku cepat.

Hyunbin tertegun, "Yaudah neng lepasin dong tangan gue."

Aku langsung melepaskan tangan Hyunbin dan kembali larut dalam fikiranku.

"Kalo kita udah pulang, buruan bilang perasaan lo yang sebenernya ke dia." ujar Hyunbin tiba-tiba. Aku sontak menoleh ke arahnya yang menatap lurus ke arah api unggun.

"Siapa?" tanyaku pelan. Hyunbin lalu menatapku dan tersenyum kecil, setelah itu ia menunjuk Jaehyun yang sedang tidur dengan dagunya.

Aku langsung meletakan jari telunjukku di bibir, mengisyaratkan Hyunbin untuk memelankan suaranya.

"Gila lo Bin." Aku langsung menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Kok gila? Mau sampe kapan lo mendem terus?"

"Ya tapi dia tuh punya Chaeyeon, Bin. Lagian gue jadi temennya juga udah seneng."

Hyunbin tergelak, "Basi banget dah, Da. I know you want more."

Aku terdiam. Hyunbin benar. Jika bisa aku benar-benar ingin Jaehyun menganggapku lebih dari teman. Tapi entah kenapa aku rasa itu tidak mungkin.

"Ngurus aja sih lo ah." Ucapku kesal.

"Kalo gue pulang nanti, gue juga mau nyatain perasaan gue sama seseorang."

Aku langsung menoleh kearah Hyunbin dan mata kami bertemu.

Sialan. Kenapa aku berdebar mendengarnya berkata seperti itu.

"S-siapa?" tanyaku seraya melempar pandangan ke arah api unggun. Menghindari tatapan Hyunbin yang membuatku merasa tidak enak. Ya ampun Luda, ada apa denganmu sih?

"Ngurus aja sih lo ah." Ucap Hyunbin menirukan ucapanku sebelumnya. Aku memutar bola mataku dan memilih untuk tidak memedulikannya. Aku melirik Jaehyun sesekali untuk memastikan kalau ia masih terlelap. Aku harap ia tidak mendengar pembicaraanku dan Hyunbin.

"Bin," panggilku. Ia menatapku lalu menaikkan alisnya, "Apa?"

"Kok gue takut gabisa pulang ya?" tanyaku pelan.

Hyunbin terdiam mendengar pertanyaanku. Wajahnya berubah jadi datar. "Gue juga takut."

Jika Hyunbin saja takut, bagaimana denganku? Rasanya tenggorokan-ku tercekat. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi.

"Tapi gue yakin kita bakal pulang. Tempat kita bukan disini." Lanjut Hyunbin tiba-tiba. Aku menoleh ke arahnya dan bisa kulihat senyuman kecil terukir dibibirnya.

"Gue pasti bawa lo pulang."

Aku terdiam sambil menatap Hyunbin. Ini bukan pertama kalinya ia berkata begitu padaku. Dan bukan pertama kalinya juga perasaanku berubah menjadi aneh ketika mendengarnya menenangkanku.

Alive ft. jjh & khb ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang