Bergerak mengikuti musik memang bukan hal yang mudah yang dapat dilakukan oleh semua orang. Beruntung bagi Chohee, darah seniman dan olah raga memang mengalir di tubuhnya. Ayahnya adalah seorang pelatih sepak bola sedangkan ibunya adalah seorang aktris musikal yang cukup terkenal. Kakak laki-lakinya mengikuti jejak ayahnya untuk menjadi seorang pemain sepak bola di universitasnya, ia juga sudah masuk kedalam K-league. Sedangkan dirinya mengambil sedikit bagian dari olah raga dan mengombinasikan dengan seni sehingga ia mencintai dance.
Hari ini adalah hari pentas akhir tahun yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh seluruh fakultas. Karena dengan pentas akhir tahun ini semua angkatan dari berbagai fakultas bergabung dan sebagian darinya mengambil bagian menjadi pementas, termasuk Chohee. Tahun ini ia diberi kehormatan untuk memiliki pertunjukkan solo sebagai salah satu perwakilan dari klub dance di fakultasnya.
Chohee sangat senang berada diatas panggung. Baginya, mendengar teriakan orang menyerukan namanya, melihat tatapan orang yang terpesona, dan mendengar pujian dari orang-orang yang menonton membuat ia sangat puas. Seperti yang sahabat-sahabatnya katakan padanya, Chohee adalah seekor binatang liar apabila sudah diatas panggung.
“Chohee-ya ! Kau hebat !” ucap Eunbi yang menyambutnya saat Chohee kembali ke arah tempat duduknya untuk menonton pertunjukkan-pertunjukkan selanjutnya.
“Gomawo” jawab Chohee sambil tersenyum dan mengambil tempat duduk diantara Areum dan Eunbi.
“Ya, Chohee-ya ! Bukankah dia laki-laki yang suka menggunakan studio itu ?” tunjuk Areum pada seorang laki-laki yang sedang bergerak di atas panggung
Mata Chohee langsung tertuju pada laki-laki yang sedang berbicara melalui gerakan itu. Laki-laki yang kerap Chohee lihat di studio, yang sudah beberapa waktu ini cukup menyita perhatian Chohee karena gerakannya. Ya. Laki-laki itu sangat pandai mengungkapkan perasaannya pada gerakannya. Dan mungkin hanya orang yang mengerti tentang dance yang tahu apa maksud dari tarian yang ditarikan oleh laki-laki itu.
Laki-laki itu kesepian.
“Kim Jongin ! Namanya Kim Jongin !” ucap Eunbi sambil membisikkan nama laki-laki itu pada Chohee yang tidak bisa memalingkan pandangannya dari atas panggung.
Kim Jongin adalah seorang mahasiswa jurusan teknik. Mungkin itu yang membuat Chohee tidak mengenalnya karena fakultas teknik terletak di bagian paling belakang di universitasnya.
“Iyakan, Chohee ?” tanya Eunbi tiba-tiba. “Ya ! Cha Chohee !”
“Uh ? Uh ? Uh ? Wae ? Wae ?” tanya Chohee terkejut
“Ish ! Jongin sudah turun dari atas panggung kenapa kau masih saja terpesona.” cibir Eunbi “Aku dan Areum barusan bilang kalau sekarang pentasnya sudah membosankan, lebih baik kembali ke apartemen dan menghabiskan berbotol-botol soju. Iyakan, Chohee ?”
“Uh ? Ya ! Ya. Ide bagus. Soju ! Hmm ! Bagus” ucap Chohee masih terpesona oleh gerakan Jongin
“Ish. Dasar kau bocah cinta !” ucap Eunbi sambil menoyor kepala Chohee
“Ayo ! Kita pergi !” ajak Areum sambil menggandeng tangan Chohee.
***
“Okay, guys ! Jangan lupa tugas kalian untuk minggu depan. Maksimal 5 halaman. Lebih sedikit lebih baik. Ya, saya rasa kalian bisa pulang” ucap Mr. Park mengakhiri kelas pada hari ini.
Chohee yang baru saja terbangun dari tidurnya di kelas itu segera membereskan barang-barangnya dan berjalan menunju keluar kelas.
Jam di tangan Chohee menunjukkan pukul 2 siang. Ia masih ada kelas pukul 4 nanti dan baginya sangat tanggung apabila harus kembali ke apartemen. Ia tahu bahwa jika ia sudah kembali ke apartemen, ia tidak akan kembali ke kampus lagi. Iapun memutuskan untuk menghabiskan waktunya di cafe didalam kampus.