8.transient happiness

67 18 11
                                    

"Siapapun yang berusaha merenggutmu akan kuanggap musuh"
-Zildan


Selamat membaca!


Adel
Yaudah ka, emang mau jam brp?

Andika
Abis isya aja, gua jemput lu gimana?

Adel
Tau rumah gua ka?

Andika
Tau dong

Read

Adel sengaja mengajak tawaran dika, karna Zildan yang ditanyakan harus menjawab apa, tapi dia diam saja.

Jam menunjukan pukul 18.00, Adel langsung pergi ke kamar mandi dan segera siap siap. Kalo Zildan dia sudah pulang sekitar 30 menit yang lalu.

Lagi pula Adel juga sendirian dirumahnya, Zildan juga tadi bilang kalo dia mau ikut rapat osis jadi Adel terima tawaran Dika.

Besoknya...

Seperti biasa setelah Zildan mengantar Adel ke kelas, Zildan langsung pergi kekantin untuk menemui teman temannya.

"Dari mana lu?" tanya Samuel.

"Biasa nganterin Adel" jawab Zildan.

"Dan, kemaren gua liat Adel pergi sama Dika kakak kelas yang kemaren lu tonjok" kata Zikri.

Zildan diam, Zildan masih mencerna kata kata Zikri tadi. Tidak lama setelah itu Dika dan teman temannya lewat.

Dengan cepat Zildan berdiri dan langsung melayangkan tinjunya ke arah Dika.

Dika yang menyadari hal ini langsung mendaratkan kepalan tangannya juga di pipi Zildan.

Pukulan tidak bisa dihentikan. Pukulan demi pukulan dilayang kan oleh zildan dan Dika. Teman teman Zildan dan Dika yang berada disitu sudah berusaha melerai, tetapi nihil.

"BERHENTI! LU NGAPAIN BERANTEM DI SEKOLAH MAU JADI JAGOAN HAH?"

Perkelahian ini berhenti ketika Adel datang kekantin dan berteriak.

Adel menatap Zildan tidak percaya. Dia khawatir melihat Zildan yang lebam.

"Ikut gua ke uks" Adel langsung menarik Zildan dari kantin menuju uks.

Sesampainya di uks Adel langsung membersihkan luka Zildan. Tetapi disaat Adel sedang membersihkan luka Zildan, tiba tiba Zildan memeluk Adel.

Adel bingung harus apa, jujur selama 7 bulan mereka pacaran Zildan tidak pernah memeluk Adel.

"Maaf" ucap Adel "Maaf karna gua lu jadi berantem"

"Engga, gua nya aja yang terlalu posesif" balas Zildan.

"Posesif ya posesif, tapi ga sampe berantem kaya gini juga" Kata Adel dan melepaskan pelukannya.

"Siapapun yang berusaha merenggutmu akan kuanggap musuh" jelas Zildan, dan kembali memeluk Adel.

Adel yang dipeluk Zildan lagi langsung melepaskannya kembali.

"Terus kapan mau selesai ngobatinnya kalo peluk peluk terus?" tanya Adel.

Zildan yang ditanya begitu hanya senyum senyum saja.

"Pelan pelan sakit" kata Zildan.

"Makannya jangan berantem kalo gamau kaya gini" ucap Adel "Lebay, bodoh, sok jagoan" cibir Adel.

Bukannya tersinggung, Zildan malah senyum senyum kembali.

"Gausah senyum-senyum bego, jiji gua liatnya" Adel memukul pelan lengan Zildan.

"Tapi sayang kan?"

"Engga"

"Yaudah, gua cari yang baru aja"

"Pacar gua baperan, jadi pengen mukul" ucap Adel gemas.

"Dicium dong, masa dipukul" kata Zildan sambil mengerucutkan bibirnya.

"Apaan si lu, ini lagi disekolahan bangsat"

"Hahahaha, bilang aja malu. Kita bolos aja yuk cari tempat sepi" goda Zildan sambil menaik turunkan alisnya.

"Bukan gitu bego maksud gua"

"Ngomong aja kalo mau cium, nanti gua nyari tempat sepi" goda zildan lagi.

"Zildan, tai lu ya. Godain gua terus. Udah gua mau kekelas"

"Malu ya, hahaha. Bye" Adel hanya tersenyum melihat kelakuan Zildan

***

Adel kini sedang berjalan sendirian di koridor. Tetapi Adel melihat dari kejauhan, ada Amel and the genk, genk yang cukup populer di sma Garuda.

Tiba tiba dua orang genk itu mendekat ke Adel. Dan menarik Adel untuk masuk ke kamar mandi, Adel yang sendirian tidak bisa, melawan dua orang tersebut.

"Lepasin gua, woy!!!"

Amel yang mendengar itu hanya tersenyum. Lalu mendorong Adel sampai jatuh kebelakang yang membuat rok Adel basah, terkena lantai kamar mandi.

"Denger! Lu gausah ganjen sama Zildan!" Ucap Amel garang.

"Gua? Ganjen? Sama cowo kaya Zildan? Huh"

Amel mencengkram tangan Adel keras. "Alah ngeles aja lu, cabe. Denger baik-baik, lu itu ga pantes buat Zildan, mending lu jauhin dia"

Amel melepas cengkramannya.

"Gua ga ada hubungan apa apa sama Zildan" ucap Adel.

Plak

Amel menampar pipi Adel. Keras. Adel memegang pipinya dan meringis, lalu menatap Amel garang.

"Gua peringatin sekali lagi. Lu jauhin Zildan atau lu mau gua ngelakuin hal yang lebih dari ini" Amel and the genk pergi meninggalkan kamar mandi dan menguncinya.

Tidak sampai disana, dari atas bilik kamar mandi yang ditempati Adel, salah satu teman Amel menumpahkan air seember ke tubuh Adel.

Adel bingung harus apa, dia sudah berkali kali berteriak minta tolong tapi tidak ada reaksi apapun.

Kebeteulan Amel and the genk juga memilih toilet yang jarang ditempati dan dilewati oleh para murid.

Adel benar benar takut dan kedinginan. Suara dia juga hampir habis karna berteriak. Adel yang sudah lelah hanya berjongkok sambil memeluk lututnya, berharap ada seseorang yang datang untuk menolong dirinya.




Terima kasih udah mau baca chap 8

Jangan lupa vote and comments

ZILICIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang