Pengakuan

13 2 0
                                    

Hoseok POV

Aku tidak tau lagi bagaimana harus berhadapan dengan Nana setelah yang kulakukan kemarin. Kemana akal sehatmu Hoseok, bisa-bisanya kau mencium gadis itu. Aku merasa gagal sebagai sahabat. Bagaimana bisa aku mencium pacar Namjoon. Namjoon-ah minhae.

Tringg. Ada pesan masuk ke ponselku

From: Namjoonie
Hoseok-ah bagaimana keadaan Nana? Dia baik2 sajak kan?

             Tenang saja Namjoonie           Nana baik2 saja. Aaa  kapan
kau pulang?Urusanmu
di Ilsan lancarkan?

From: Namjoonie
Ah syukurlah jika Nana baik2 saja. Aku akan segera plg jika urusanku di sini selesai. Thank u bro sudah menjaga Nana

Setelah membaca pesan dari Namjoon membuat kepalaku semakin pusing. Bagaimana tidak, aku jadi teringat lagi kejadian itu. Ok Hoseok calm down. Tidak usah dipikirkan lagi. Itu bukan kesengajaan. Sebaiknya aku mandi dulu untuk menjernihkan pikiran.

Nana POV

Akkk aku terus tersipu malu  jika ingat kejadian kemarin. Aku jadi penasaran, kenapa Hoseok oppa bisa melakukan hal itu. Apa aku tanya saja langaung ke dia. Tapi aku malu tanyanya bagaimana. Apa aku pura2 minta dibelikan sarapan aja ya. Setelah itu baru pelan2 aku tanya ke Hoseok oppa. Yah begitu saja.

Aku pun bergegas menulis pesan ke Hoseok Oppa

To:Hoseok Oppa
Oppa kau sudah bangun? Mau menemani ku sarapan? Aku lapar. Tapi tidak ingin makan sendiri.

Sambil menunggu balasan Hoseok oppa, sebaiknya aku mandi dulu.

30 menit kemudian

Aku pun mengecek ponselku. Ah tidak ada balasan juga. Tringg. Aku pun bergegas membuka. Dan ternyata pesan dari Namjoon Oppa.

From: Namjoon oppa
Morning baby? Are u well? I'm sorry, oppa nggak nemenin kamu saat sakit.

Morning Oppa. Aku nggak apa2 oppa. Oppa tidak usah cemas. Pacarmu ini strong kok. Trust me.


From: Namjoon oppa

Ok baby. I trust u. Pokoknya oppa janji bakal cepat balik ke Seoul. Tunggu oppa ya. Love u.

Ok oppa. Love u too :)

Hua namjoon oppa, kapan pulang. Aku jadi rindu. Semoga urusanmu di sana cepat selesai. Miss u so much.

Ting tong ting tong
"Ya tunggu sebentar" akupun segera beralari menuju pintu.

Cekrek
"Oppa?" Ternyata Hoseok oppa sudah tiba di depan apartemenku.

"Apa? Kan tadi kau yg memintaku datang, tak usah pura2 kaget" ujarnya sambil melangkahkan kaki ke dalam

"Ah ne oppa. Aku cuma kaget saja. Kau tidak menjawab pesanku. Tapi tiba2 sudah sampai saja"

"Sudah makan dulu. Ini kubawakan makan" kata Hoseok oppa sambil menyiapkan makanan di meja

"Gumawo oppa"

"Bagaimana, sudah mendingan sekarang?" Tanya Hoseok oppa

"Ne oppa. Aku kan strong" jawabku

"Nah begitu dong. Itu baru Nana yang oppa kenal" ujar Hoseok oppa sambil mengacak ngacak rambutku.

Aku hanya bisa terdiam atas perlakuan Hoseok oppa.

Hoseok POV

Aku sepertinya harus menjelaskan hal kemarin kepada Nana

"Nana" "Oppa" teriak kami bebarengan

" kamu dulu Nana"

"Ah tidak oppa dulu"

"Kamu dulu"

"Ok. Aku ingin bertanya. Kenapa oppa kemarin menciumku?" muka nana memerah

"Maaf Nana oppa tidak bermaksud demikian" jawabku

"Tapi aku ingin jujur kepadamu. Sebenarnya oppa pernah suka denganmu" jelasku

"Sejak kapan oppa?" Tanya Nana

"Sejak pertama ku bertemu denganmu. Sebenarnya aku ingin menembakmu segera. . " aku diam sejenak

"Tapi suatu hari Namjoon memperkenalkanmu sebagai pacarnya di depan anak2"

"Dan semenjak itu oppa berusaha melupakan perasaan ini. Tapi entah kenapa kemarin akal sehatku hilang. Dan oppa mencium mu"

"Sebenarnya aku juga pernah menyukai oppa. Tapi aku tidak berani bilang oppa" Nana mengatakan sesuatu yang cukup membuatku kaget. Jadi selama ini . . .

"Selain itu ku kira kamu cuma menganggapku adik oppa. Dan saat itu juga Namjoon oppa datang dan membuat hatiku berdebar juga" Nana menjelaskan sambil menangis

"Maafkan oppa, oppa begitu bodoh tidak menyadarinya. Jangan menangis Nana" aku mencoba menghapus air matanya.

"Ne oppa, oppa tidak salah. Mungkin memang takdir kita seperti ini" jawabnya Nana sok tegar

"Boleh oppa mencium dan memelukmu untuk terakhir kali?, setelah itu kita lupakan kejadian ini"

"Ne oppa"

Aku pun memeluk Nana dan gadis itu membalas pelukanku. Aku pun mencium bibirnya lembut.

"Love u Nana"

"Love u too Oppa"

Kami pun berciuman sambil berlinang air mata. Love u Nana. Mungkin setelah ini aku bisa melupakan perasaanku terhadapmu.

End

Kim DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang