Syifa mengendus aroma parfum pemuda itu, wanginya tak asing. Seperti aroma brand parfum milik Randa. Syifa memandangi wajah pemuda yang sedang asyik memainkan ponselnya tersebut. Walaupun memakai masker dan kacamata serta memakai topi hitam, Syifa t...
Deringan jam weker di sebelah ranjang sukses membuat Syifa terjaga dari tidurnya. Syifa mengucek matanya yang masih berat kemudian melangkah malas ke kamar mandi. Hari ini sabtu, Syifa libur kerja. Rutinitas wajib Syifa di hari sabtu adalah pergi ke toko buku dan nge-mall seharian bersama sahabatnya Nina. Sedari tadi alunan lagu 'penjaga hati' dari penyanyi solo Randa mengalun lembut dari ponsel Syifa. Randa merupakan penyanyi solo berusia 21 tahun yang memulai debutnya 2 tahun lalu. Syifa begitu mengidolakan Randa.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Poster wajah Randa menghiasi kamar kostnya, Syifa juga mengoleksi aksesoris dan merchandise Randa, seperti gelang hingga parfum. Ponsel Syifa tiba-tiba berdering nyaring, telepon dari Nina. Syifa yang sedang make-up di depan cermin kemudian melompat ke ranjang meraih ponselnya.
" Syifa, kaya'nya Aku nggak bisa nih nemeni kamu soalnya barusan mama dapat telepon dari Tanteku di Garut, kalau nenek masuk rumah sakit...jadi kita mau ke garut sekarang.."
" apa ? nenek kamu masuk rumah sakit ? di garut ? ya udah nggak apa-apa, ntar kabarin ya kalau udah nyampe garut, titip salam buat keluarga disana dan aku harap nenek kamu lekas sembuh..", ujar Syifa, seraya menghela nafas kecewa karena rencananya dengan Nina batal.
" thanks ya Syifa..semoga aja kamu ntar bisa ketemu Randa di toko buku...", ujar Nina.
" aaa...amin...tapi nggak mungkin deh, secara Randa itu penyanyi terkenal, pasti jadwalnya padat weekend gini buat manggung off-air...", sahut Syifa mengakhiri telepon kemudian melanjutkan acara make-upnya.
******
Syifa duduk termanggu di bangku halte disamping gang masuk kostnya. Jalanan protokol di hari sabtu tampak lengang, sementara bus APTB yang akan dinaiki Syifa tak kunjung muncul. Syifa melirik jam tangannya, pukul 10:35. Alunan lagu 'Hujan dan kamu' mengalun lembut dari headset menemani Syifa yang semakin bête menunggu. Tak lama dari kejauhan tampaklah bus berwarna biru muncul, Syifa lantas berdiri dan bersiap naik, bersama dua orang ibu-ibu disebelahnya. Bus APTB tersebut kemudian berhenti, bus dalam kondisi cukup padat sehingga Syifa terpaksa berdiri bergelantungan pada pegangan. Bus kemudian kembali melaju kencang membuat badan Syifa doyong ke kanan dan kiri. Di Halte masjid Agung, Syifa turun dan melanjutkan perjalanannya dengan bus Trans Jakarta.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.