06. AKU, RADIT, DEAN DAN FRISKA

10.1K 143 8
                                    


VALERIE POV

Di saat makan sepertinya Dean terus memperhatikan ku, apa hanya perasaanku saja?

Aku melirik Sonya yang sibuk dengan hpnya, mungkin ia punya gebetan baru? Entahlah...

Tiba-tiba Dean berhenti makan dan memperhatikanku "are you okay val? Kenapa tidak semangat?" Dean menatap mataku.

"hmm...tidak apa, aku hanya sedikit tidak selera" aku tersenyum.

Dean kembali focus pada makanannya

Aku melirik sonya "son apa kau tidak akan makan?"

"ck Val ini seru, cobalah kau cari seseorang yang bisa didekati biar tidak kesepian" Sonya tetap memperhatikan handphonenya sambil tersenyum-senyum.

Aku hanya menggeleng heran dan melanjutkan makanku

Sepertinya Dean telah selesai makan dan kembali menatapku.

"Hey Val boleh aku minta nomermu?" Dean mengeluarkan handphonenya yang aku yakin itu adalah handphone keluaran terbaru yang sangat aku idam-idamkan T_T

"tentu saja boleh, mungkin nanti aku akan memperlukanmu jika aku ingin naik jabatan haha" tawaku yang disambut juga dengan tawaan Dean

Ya, Dean adalah keponakan dari pemilik Perusahaan ini. Tapi sekalipun ia punya hubungan dengan Direktur, tetap saja ia tak mau dibedakan dengan karyawan yang lain.

"kau bisa saja Val, setelah itu aku yakin semua orang akan memusuhi ku karna sudah tidak adil" Dean tertawa renyah dan matanya menatap mataku.

Aku menatapnya, jika wanita lain pasti sudah meleleh karna tatapan Dean yang teduh.

Sonya sepertinya kembali hidup eh maksudku dia kembali makan dengan cepat tanpa memperhatikan handphonenya lagi.

Aku berdiri dan menoleh padanya "Son, aku duluan ya?"

Sonya mengangguk "okay daaaah" sonya melambai padaku

Dan Dean juga ikut bangun dan pamitan pada Sonya.

"Val apa kau mau kopi? Aku yang traktir" Dean mengiri langkahku yang pelan

"Lain kali saja, aku yang akan mentraktirmu" aku tersenyum dan masuk lift ke lantai 3 dke ruanganku. Aku melambai pada Dean yang sepertinya tersenyum kecut.

Maaf Dean bukannya aku tak suka, hanya aku ingin sendiri saat ini "batinku"


RADIT POV

Aku dan Friska di lantai 4 dan menuju atap gedung yang sepi dan tenang, disana ada bangku dan meja kecil untuk bersantai dan ada tanaman-tanaman kecil yang membuatnya sejuk dan hijau.

Kami duduk menghadap pemandangan gedung-gedung kota pencakar langit dan diujung pemandangan terlihat gunung-gunung hijau dan laut yang biru, diiringi semilir angin.

Aku mengeluarkan sebungkus rokok dan menyelipkan sebatang dibibirku, Friska merebutnya

"berikan aku apinya honey" Friska menyelipkan rokok dibibirnya.

Aku hanya tersenyum dan mengambil sebatang lagi untuk ku hisap dan menyalakan rokok untuk Friska.

Aku menghembuskan kencang asapnya, Friska pun begitu.

Kami memang sering merokok bersama, melepas stress tapi untuk Friska aku sedikit tidak setuju karena ini adalah kebiasaan buruk apalagi untuk perempuan.

Friska sudah lebih dulu menjadi pecandu rokok sepertiku, karna ia punya masa lalu yang lumayan menyedihkan. Ya, dulu dia bekerja di bar sebelum menjadi Model seperti sekarang.

Ia harus menghidupi adiknya yang sakit-sakitan, kedua orang tuanya pun sudah meninggal dan hanya aku yang ia punya.

Aku mengelus kepalanya dan ia seperti biasa, bergelayut manja pada bahuku.

Aku melirik jam tanganku "honey, jam istirahatku sudah selesai. Dan kau juga harus kembali bekerja kan?" aku bangun dan mematikan rokokku.

"Yaaa, managerku ku juga sudah menelfon dari tadi. Dia sangat tidak sabaran" Friska juga menyudahi hisapan rokoknya dan merogoh tasnya untuk mengambil handphone yang sudah bergetar kesekian kalinya.

Aku berpisah dengan Friska di lift karna aku ke lantai 3 dan ia harus ke bawah karna managernya mungkin sudah menunggu di basement.

Aku tersenyum padanya "bye honey" dan dibalas dengan flying kiss ala Friska yang menurutku sangat menggelikan.

Aku menuju ruanganku dengan santai karna jam istirahat masih tersisa 15 menit lagi.

Sepertinya itu valerie yang termenung didepan komputernya, "Hey Val" aku menepuk pelan bahunya dan sepertinya ia terkejut.

"Astaga! Raditt?!" ia menoleh dan mengusap pelan dadanya "kenapa kau selalu mengagetkanku?"

"hahaha maaf Valerie, bukan aku yang selalu mengagetkanmu tapi kau yang selalu termenung" aku mengambil kursi dan duduk disebelahnya.

Aku memperhatikan wajahnya yang kecil, matanya sedikit sipit, hidungnya tidak terlalu mancung dan bibirnya yang tipis.

"Radit? Ehm maksudku Pak Radit? Apa ada yang ingin kau sampaikan?" dia tetap menatap komputernya dan tidak berani menatap padaku.

Ku rasa dia tidak menyukaiku, apa mungkin karna selama ini aku terlalu galak pada bawahan?

"tidak, kau lanjutkan saja pekerjaanmu" aku berdiri dan kembali ke ruanganku


VALERIE POV

"hufftt...." Aku bernafas lega setelah Radit pergi keruangannya

Bukannya aku tak suka, aku hanya sangat grogi karna dia menatapku T_T





HEY? TERIMA KASIH YANG SUDAH BACA BAGIAN SEBELUMNYA DAN UNTUK YANG SUDAH VOTE TERIMA KASIH BANYAK. AKU SANGAT SENANG KARNA SUDAH MERASA DIHARGAI DENGAN VOTE DARI KALIAN.

BAGAIMANA PENDAPAT KALIAN? APA ALURNYA SUDAH BENAR? APA BERTELE-TELE?

AKU MINTA KOMENTARNYA YA :)

AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang