INDIGO
SUPRANATURAL"Sepuluh hari setelah kejadian itu,,,Rena di masuki oleh arwah jahat hingga ia di rawat dirumah sakit ". Jelas Jenny pada Devon yang melihat foto mereka berenam didepan bangungan tua itu.
"Disaat yang sama, Eza pun di rasuki arwah jahat lalu melompat dari gedung ". Ucap Jenny dengan suara bergetar menahan tangis menceritakan nasib malang teman temannya.
"Yang kau bilang padaku barusan,apa kau melihat kematian temanmu dengan kedua matamu sendiri ". Tanya Devon masih memandang foto itu dengan teliti.
"Tidak,aku hanya mendengarnya ". Balas Jenny.
"Kalau begitu tampaknya temanmu itu tidak sedang di rasuki arwah jahat ". Jelas Devon dengan datar dan melempar foto keatas meja sambil menatap Jenny.
"Namun,tak mungkin Eza sampai berniat bunuh diri ! Itu lah sebabnya aku". Sangkal Jenny.
"Berikan saja aku fakta, tanpa mencampur adukkan dengan pendapat pribadimu,jika tak kau lakukan itu kita takkan bisa menemukan jawabanya ". Potong Devon sebelum mendengar ucapan Jenny sampai selesai.
"Maaf " . Ucap Jenny dengan pasrah.
"Jadi,apa yang kau inginkan dariku? ". Tanya Devon.
"Aku ingin menyelamatkan Rena , pengusiran setan,penyucian apapun itu tak masalah ". Devon menyodongkan telapak tangannya di depan Jenny membuatnya bingung apa yang dilakukan Devon.
"250.000 sudah termasuk pajak dan juga aku perlu 100.000 di muka ". Jelas Devon dengan acuh.
"Kau mengenakan biaya? " . Tanya Jenny sambil memandang Devon tak percaya .
"Apa kita berteman? ". Tanya balik Devon dengan datar.
"Tidak ". Balas Jenny.
"Pacaran ".
"Ten,,,tentu saja tidak! ". Balas Jenny dengan gugup dan salah tingkah mendengar pertanyaan pemuda tampan di depannya itu.
"Kau bukan teman apa lagi pacarku, bukannya aneh kalau aku membantumu dengan cuma cuma? ". Jelas Devon dengan datar.
"Benar juga tapi". Jenny membenarkan ucapan Devon tapi ia tak punya yang sebesar itu ibunya belum mentranfer uang bulan Ini.
Ia berfikir bagaimana caranya mendapatkan uang untuk membayar Devon. Ia memandang meja di depannya tiba tiba terdapat cahaya berbentuk kotak terpantulan ke meja,membuat Jenny mencari asal pantulan cahaya tersebut.
"Cermin ". Bisik Jenny melihat cahaya yang terpantul adalah dari cermin berukuran kecil yang berada di atas lemari klub .
"Jadi permainan, menebak kartu barusan. Rupanya hanya sebuah kecurangan ?". Tanya Jenny setelah mengetahui kelicikan Devon.
"Kau orang pertama yang menyadarinya ". Balas Devon melihat Jenny dengan menyeringai.
"Aku pergi ". Dengan kesal Jenny melangkah keluar setelah mengetahui bahwa Devon seorang penipu dan licik membuatnya berfikir mungkin Devon hanya akan menipunya.
"Baiklah " . Bisik Devon dengan tersenyum tipis. Jenny melangkah pergi saat ia akan membuka gagang pintu.
"Bisa kita pergi? ". Ucap Devon membuat Jenny membalikaan badan padanya dengan bingung .
"Ke rumah sakit tempat temanmu dirawat ". Jelas Devon dan berdiri dari duduk nyamanya.
"Kau berencana menipuku juga! ". Balas Jenny dengan kesal . Devon menggaruk rambutnya memikirkan apa yang akan ia ucapkan agar gadis ini akan percaya yang ia akan katakan .
"Percaya atau tidak, itu terserah padamu . Tapi aku,bisa melihat arwah orang yang sudah mati ". Jelas Devon dengan tegas. "Aku bahkan bisa berkomunikasi dengan mereka ".
"Sungguh konyol, bahkan tak masuk akal ". Timpal Jenny tak percaya lebih tepatnya menyangkal ucapanya Devon.
"Tentu semua orang juga akan berfikir seperti mu,Aku tak punya kemampuan untuk mengusir setan. Aku cuma dapat melihatnya saja,tapi jika arwah tersebut bisa berkomunikasi kita bisa menyelamatkan temanmu ". Jelas Devon dengan santai.
"Permisi ". Jenny tak percaya dengan ucapan Devon yang tak masuk akal dan membalikkan badan. Salah satu tangannya menggenggam gagang pintu siap memutarnya.
"Kau punya kakak perempuan ". Ucap Devon dengan tiba tiba membuat Jenny berhenti memutar gagang pintu.
"Namanya Jennyia Fryina , dia seumuran denganmu, kalian saudara kembar. Dia". Devon menghentikan ucapanya sejenak.
" Tewas dalam kecelakaan lalu lintas dan itu akibat ". Jenny mencengkram gangang pintu dengan erat dengan wajah menunduk.
"Hentikan ". Ucap Jenny dengan pelan.
"Apa yang menimpa temanmu bukan urusanku. Percaya atau tidak kepadaku,itu terserah padamu ". ucap Devon dengan datar membuat Jenny membalikkan badan memandang kedua mata Devon dengan mata berkaca kaca.
TBC,,,,,
Jangan lupa VOTMENNT,,,
. FOLLOW ya...
Terima Kasih Semua
KAMU SEDANG MEMBACA
INDIGO
Fantasy"Jangan anggap aku seperti Monster. Di dunia ada orang dengan IQ 200 dan ada yang lari 100 m dalam waktu 9 detik. Jadi spesial bukan berarti jadi Monster".~ Devon Luvianco. "Aku tak pernah menganggap mu Monster karena matamu, menurutku matamu begit...