+8

4.1K 661 152
                                    

gak dibaca ulang (lagi).

"ibun tau semuanya"

"maksud ibun?" tanya Jonghyun. Ibun beralih memegang kedua bahu Jonghyun sambil mengusap pipinya.

"keadaan rumah tangga kalian" Jonghyun membeku, "ini semua salah ibun sama ayah yang maksa kalian berdua untuk menikah, tapi kita ngelakuin ini semua ada alasannya" Jonghyun berdecih.

"apa penting banget alasan yang ibun maksud sampe ibun mengorbankan anak ibun sendiri? ibun pikir dengan rencana bulan madu yang ibun mau itu, bisa membuat Jonghyun nerima kehadiran Hana?" Lanjut Jonghyun.

"Jonghyun ibun mohon"

"maaf bun untuk kali ini Jonghyun pengen egois, Jonghyun gak bisa dan ibu jangan pernah berharap apapun dari pernikahan ini" Jonghyun melangkah keluar rumah, ibun menatap kepergian Jonghyun dengan kesedihan.

***

entah sudah yang keberapa kalinya Jonghyun menghela napas membuat Minhyun yang sedang berada diruangannya terlihat jengah.

"Jonghyun lu kenapa sih? kekurangan oksigen?" tanya Minhyun sedangkan si lawan bicara tetap diam tanpa berniat menjawab. Minhyun memutar kedua matanya malas, kalau sudah seperti ini Minhyun paham sekali apa yang sedang menimpa atasannya itu.

"soal Hana lagi?" Jonghyun masih tetap diam.

"Jonghyun ada baiknya lu mulai buka hati lu untuk Hana, lu gak kasihan sama dia?"

"gue gak tau hyun, gue hanya merasa kecewa dengan keputusan kedua orangtua gue dan lu juga tau kan saat itu gue masih berhubungan sama Sejeong gue gak bisa lupain dia gitu aja apalagi dia sekarang gak ada kabar, gue jadi makin khawatir dan merasa bersalah"

"tapi lu gak bisa terus-terusan kayak gini, dirumah lu ada istri yang butuh perlindungan dan juga kasih sayang dari lu, setiap orang punya batas kesabarannya masing-masing, gimana jika suatu saat nanti lu masih tetep kayak gini? Hana bisa aja ninggalin lu kapanpun yang dia mau, tapi kenapa dia gak ngelakuin itu karena Hana gak mau bikin ibu lu kecewa, Hana udah gak punya ibu lagi, dan ibu lu adalah satu-satunya orang yang bisa ngertiin dia, dan kalau sampe Hana beneran pergi gue takut lu akan menyesal nantinya"

"mungkin Hana emang bodoh, buat mertahanin rumah tangganya sama orang kayak lu, tapi lu gak mikir gimana tahannya dia buat tetep disisi lu cuman buat bikin ibu lu gak kecewa"

"berubah Jong, kalo lu masih nungguin Sejeong pun lu gak tau keadaan dia sekarang kayak gimana, bisa jadi dia sekarang udah menikah dan memulai hidup yang baru"

Jonghyun pria itu hanya terdiam mendengar kata-kata Minhyun, ada perasaan di dalam dirinya ingin membantah semua omongan Minhyun tapi entah mengapa semua perkataan Minhyun menjadi pukulan telak bagi dirinya.

"gue berkata seperti ini karena gue peduli dengan kalian berdua, gue gak ingin diantara kalian berdua malah akan tersakiti nantinya, semoga lu bisa pikirin baik-baik perkataan gue" Minhyun bangkit dari duduknya, "yaudah gue balik kerja dulu"

setelah Minhyun keluar Jonghyun menyenderkan tubuhnya dan memijat pelan pelipisnya ia kembali menghela napas pandangannya jatuh ke sebuah pigura foto seorang gadis yang tengah tersenyum.

"Sejeong kamu dimana?" ucap Jonghyun sambil mengusap pigura tersebut.

***

Hana sedang termenung di sofa ruang tengah mengingat kejadian tadi pagi, jika sudah begini bisa dipastikan Jonghyun akan pulang larut malam terbukti saat ini jam sudah menunjukkan pukul 1 malam. Hana ingin sekali menentang instingnya untuk tidak mencemaskan Jonghyun tapi hatinya berkata lain, mau bagaimanapun keadaannya Jonghyun tetaplah suaminya dan tugasnya kini adalah menunggu Jonghyun pulang. Gadis itu tak henti-hentinya menguap matanya terasa berat sekali dengan keadaan setengah mengantuk Hana merebahkan tubuhnya yang tak lama membuat kedua matanya terpejam.

Selang beberapa menit kemudian, pintu rumah terbuka dan menampakan sosok Jonghyun yang masuk ke dalam rumah, Jonghyun melewati ruang tengah telinganya mendengar suara napas teratur dibalik sofa. Jonghyun mendekat dan ia dapat melihat Hana yang tengah tertidur dengan pulas. Jonghyun meletakkan tasnya di sofa yang masih kosong dengan hati-hati seolah takut membangunkan Hana.

Pria itu bersimpuh didepan Hana, tak melakukan apapun. Jonghyun hanya terus menatap Hana, gadis di hadapannya pun hanya terus tertidur dengan pulas. Setelah cukup lama menatap Hana, Jonghyun kembali mengambil tasnya dan beranjak menuju lantai atas meninggalkan Hana begitu saja.

***

Jonghyun turun kebawah saat terbangun dari tidurnya karena haus, Jonghyun membuka kulkas dan mengambil minum, pria itu meneguk minumannya arah pandangnya kembali tak sengaja menghadap sofa ruang tengah yang masih menampakkan sosok Hana yang masih tertidur. Pria itu kembali mendekat dan meletakkan gelasnya di meja sebelum akhirnya ia duduk bersimpuh, Jonghyun memegang tangan Hana dan membawanya ke dalam genggamannya. Jonghyun bisa merasakan tangan dingin Hana, bagaimana tidak istrinya itu hanya tidur menggunakan kaos tipis dan celana pendek rumahan tanpa selimut yang menyelimuti tubuhnya.

Masih dengan tangan yang saling bergandengan Jonghyun menidurkan kepalanya di sofa dengan kedua tangan mereka sebagai bantal, lama kelamaan Jonghyun makin larut dengan tidurnya karena merasa dingin Jonghyun bergeser ke space sofa yang masih tersisa. Tanpa sadar Jonghyun mendekatkan dirinya ke Hana untuk mencari kehangatan.

oya kenapasih kalian keknya suka banget kalo si hana beralih ke minhyun?:( kan kasian mas Jonghyun:(

Vommentnya jan lupa:*

Istri? [Kim Jonghyun] Completed ✓✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang