"Menginap?" Ulang Sehun
"Iyaa."
Sehun menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak terasa gatal. Ia terlihat menimbang-nimbang usul dari Yoona.
Yoona yang memahami situasi, langsung membuka suara. "Aku hanya mengusulkan, tapi jika kau tidak mau tidak apa-apa."
Sehun berdeham, membasahi kerongkongannya "Jika itu tidak merepotkan."
"Tentu tidak, kita kan te-man." Yoona tidak yakin dengan apa yang baru saja ia katakan. Apa katanya tadi 'teman', Yoona bahkan merasa belum sedekat itu dengan Sehun.
"Baiklah tunggu saja di ruang televisi, aku akan membuat sesuatu." Ujar Yoona, lalu meninggalkan Sehun menuju dapur.
Sehun menunggu Yoona yang sedang sibuk di dapur. Sehun menyalakan televisi, tidak berlangsung lama Yoona pun datang dengan dua cangkir coklat panas dan beberapa camilan.
"Ini, silahkan."
"Terimakasih."
"Apa kau suka menonton film?"
"Aku? Aku suka, tapi jarang sekali melakukannya. Aku lebih sering menghabisan waktu ku untuk bekerja."
Yoona mengangguk-anggukan kepalanya.
"Tipe pekerja keras sekali ya," Yoona meneguk coklat panasnya. "Tetapi terlalu banyak bekerja juga tidak baik."
Sehun tertawa renyah menanggapi perkataan Yoona "Benar, tapi pekerjaanku adalah hobiku. Jadi aku sangat menikmatinya."
Yoona mengangguk lagi. "Aku mau membersihkan diri dulu," Yoona bangkit dari sofa lalu berjalan menuju kamar mandi yang terletak di kamarnya. "Kau bisa pakai kamar mandi yang di dekat dapur." Lanjutnya.
Sehun memainkan ponselnya, tiba-tiba terbesit di otaknya untuk menghubungi Chanyeol.
Setelah beberapa menit bercakap-cakap oleh Chanyeol lewat telephone. Sehun merasa mengantuk lalu memejamkan matanya. Terdengar derap kaki melangkah mendekat. Yoona duduk di samping Sehun yang masih setia memejamkan matanya. Tanpa sadar, Yoona memperhatikan setiap inci wajah Sehun. Matanya, hidung mancungnya, rahang tegas, dan terakhir bibir tipisnya yang berwarna pink. Entah mengapa semuanya terlihat begitu sempurna. Mungkin tuhan sedang tersenyum ketika menciptakan seorang Oh Sehun.
"Bagaimana?"
Yoona melonjak kaget saat seseorang yang sedari tadi ia perhatikan mengeluarkan suara. Meskipun matanya tetap terpejam tetapi tetap saja, Yoona merasa tertangkap basah karena telah memperhatikannya seperti itu. Jangan salahkan Yoona, ia hanya menikmati mahakarya indah yang telah tuhan ciptakan. Salahkan wajah sempurnanya itu, yang seakan menarik-narik siapapun untuk memperhatikannya.
Yoona berdeham, membasahi kerongkongannya yang terasa kering lalu membenarkan posisi duduknya. Ia bangkit dari sofa tetapi tiba-tiba sebuah tangan menarik pinggangnya dan membuatnya kembali ke posisi semula.
"A-ada apa?"
Sehun membuka matanya, lalu mendekati Yoona. Yoona merasa jantungnya berdebar lebih cepat saat Sehun mendekatkan wajahnya ke wajah Yoona. Ditambah tangan Sehun juga masih setia berada di pinggang Yoona. Membuat Yoona semakin gugup.
"Aku lapar." Sehun menjauhkan wajahnya lalu melepaskan tangannya yang tadi berada di pinggang Yoona. Yoona menghela nafas panjang, wajahnya memerah. Sehun benar-benar penuh dengan kejutan, ia sulit di tebak. Yoona mencoba menormalkan deru nafasnya yang tidak beraturan karena ulah seseorang di sampingnya.
"Kenapa?" Sehun bertanya dengan tampang tidak bersalah.
Ingin sekali rasanya Yoona menjitak kepala Sehun, tetapi untungnya Yoona masih dapat berpikir jernih jadi ia urungkan niatnya tersebut.
"Tidak apa-apa. Aku akan buatkan sesuatu." Jawab Yoona lalu berlalu menuju dapur.
Sehun menahan tawanya saat mendengar ocehan Yoona saat meninggalkannya menuju dapur. Saat tadi, Sehun menelepon Chanyeol. Sehun memberitahu Chanyeol jika ia sedang berada di rumah Yoona dan berniat menginap karena keadaan cuaca buruk di luar sana. Chanyeol menceritakan beberapa hal tentang Yoona kepada Sehun. Salah satunya adalah Yoona yang begitu kaku jika berhadapan dengan lawan jenis yang belum dekat dengannya. Itu yang membuat Sehun melakukan hal seperti tadi pada Yoona. Sehun ingin Yoona menghilangkan semua kekakuannya di depan Sehun, Sehun ingin Yoona terbiasa dan merasa nyaman saat di dekatnya.
Yoona datang dengan dua mangkuk ramyun.
"Hanya ada ramyun, aku belum belanja."
Sehun mengangguk, lalu menyuapi ramyun ke mulutnya. Mereka makan dalam diam, tidak ada yang berniat membuka suara lebih dulu.
"Uhukk uhukkkk" Yoona memegangi dadanya. Sehun yang melihatnya dengan tanggap berlari menuju dapur dan mengambil segelas air untuk Yoona yang tersedak.
"Minum dulu." Ucap Sehun sambil memberikan Yoona minum.
Yoona tersentak saat tangan Sehun mengusap punggungnya.
"Pelan-pelan makan-nya." Ucap Sehun sebelum kembali menyantap ramyeonnya.
Setelah menghabiskan ramyunnya, mereka berniat untuk tidur. Di apartment yang Yoona tempati hanya memiliki satu kamar jadi mau tidak mau Sehun harus tidur di sofa. Yoona sudah merapihkan sofa untuk tempat tidur Sehun malam ini. Sehun tidak keberatan akan hal itu.
"Good night." Ucap Yoona setelah memberikan selimut dan beberapa bantal pada Sehun. Sehun pun tersenyum menanggapi ucapan Yoona, rasanya Sehun akan bermimpi indah malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Changes Everything ; yoonhun
Fiksi Penggemar"Cukup sampai disini. Aku sudah memaafkanmu. Anggap saja kita tidak pernah saling mengenal. Selamat tinggal" Sejak hari itu semuanya berubah, kebodohan masa lalu biarlah menjadi sebuah pelajaran. Yoona menata hatinya dari awal, merubah image lugu ny...