1. Cowok Idiot

126 5 0
                                    

Sebelum baca, aku mau kasih tau kalau cerita ini jenisnya "tulis-suka-suka-aku" jadi kalau ada kata atau penulisan yang aneh-aneh atau gimana, yah emang gitu.

----

1. Cowok Idiot

"Tata kacamata suka sama gue? Gak ah dia jelek."

Cowok laknat yang barusan ngomong seenak jidat adalah cowok yang gue suka, tapi itu dulu. Satu detik yang lalu. Karena sekarang gue banci banget sama dia dan akan gue catat namanya didaftar merah urutan pertama. Nando Septian.

Dia bukan kayak cowok-cowok dicerita kebanyakan yang biasa disebut mostwanted. Boro-boro disebut mostwanted, dikenal hidup di SMA Bangsa aja udah syukur.

Dia itu ganteng, putih, kayak cowok blesteran gitu, tapi sayang banget kegantengannya harus tertutupi sama game-game nya yang malah membuat dia jadi kayak idiot karena jarang banget bersosialisasi. Dan sayangnya gue adalah salah satu cewek yang malah suka sama cowok idiot ini.

Gue adalah cewek berkacamata yang walaupun diliat dari berbagai sisi tetap biasa aja. Kulit gue putih dari lahir jadi walaupun gue panas-panasan sampe hitam pasti gue bakalan putih lagi, dan itu jadi nilai plus buat gue.

Karena gue sadar kalau muka gue ini biasa aja, makanya gue lebih milih buat meningkatkan kualitas otak karena kata nyokap, "orang pintar itu pasti cantik." Dan karena gue terlalu mementingkan kualitas otak makanya gue selalu jadi nomor satu dikelas dan jadi nomor dua seangkatan.

"Tata maafin gue yah," pinta Ninda sambil memasang muka yang menurut dia gemesin tapi entah kenapa menurut gue kayak orang yang lagi nahan boker.

Gue memperbaiki letak kacamata gue lalu mendengus, "jangan ganggu gue dulu." Usir gue sambil mengibaskan tangan.

Setelah melirik buku yang berada di genggaman gue Ninda mengangguk tanda mengerti lalu menjahui gue, tanpa di jelasin lagi dia udah ngerti kalau gue gak suka ritual membaca gue diganggu.

Ninda bukan sahabat gue satu-satunya, tapi dia urutan pertama di daftar sahabat gue. Dan dia punya sifat ember bocor yang bener-bener bocor.

Kalau bukan karena sifatnya itu, gue mungkin masih bisa menjalankan aksi modus tanya-tugas ke Nando. Ninda pikir Nando tipe cowok kalau-ada-orang-yang-suka-bakalan-dideketin. Tapi ternyata cowok kayak Nando itu bener-bener gak punya hati. Dan selamat buat Ninda karena aksi begonya itu Nando malah jahuin gue.

...

Disinilah gue. Berdiri seorang diri ditengah teriknya matahari dan menghirup polusi kendaraan kota Jakarta bagaikan anak yang dibuang emaknya *gakdeng.

Sekarang gue lagi ada disalah satu warung makan yang jualan makanan kesukaan gue bareng Ninda. Sekarang Ninda lagi pesan makanan. Ini semua sebagai sogokan biar gue maafin dia, untung gue baik jadi gue maafin deh.

Gak lama kemudian Ninda datang dengan kedua tangan yang megang nampan berisi makanan gue sama dia, "nih. Awas lo minta tambah kayak kemaren gue tinggalin lo disini." Ancam Ninda seraya menaruh nampan diatas meja.

Gue cuman bisa nyengir doang membalas ancaman dia. Udah biasa. Lagian mana tega dia ninggalin gue. Sambil memulai nyuapin makanan kedalam mulut, gue udah kembali melirik menu yang ada di samping gue, "enaknya makan apalagi yah?" Tanya gue dalam hati.

Saat sedang menikmati makanan gratis nan enak ini, tiba-tiba Ninda mengangkat tangan kanannya setinggi mungkin sambil teriak,

"Nando!"

Dasar bego! Emang Ninda gak mikir akibat teriakannya itu semua orang malah ngeliatin Ninda yang otomatis ngeliat gue juga. Mungkin mereka namanya Nando juga kali yah at-

Wait!

Ninda manggil siapa?!

Nando?!

Nando idiot?!

"Hai Nin,"

Tbc

Jangan lupa votmennt(s) nya yahh

OUR SILENT [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang