11

5K 415 14
                                    

Taehyung dan tae-il sudah siap duduk di dalam mobil tinggal menunggu jungkook yang sepertinya masih sibuk menelfon seseorang pagi-pagi begini.

"ohh......jadi begitu, baiklah aku akan meyakinkannya maaf hyung membuatmu repot, bye klikk " jungkook memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, wajahnya tampak lesu ia mengusak surainya gusar. Ia tak tau harus mulai bicara dari mana. Bisa-bisa taehyung makin marah padanya.

"sayang, wae? Kenapa kau tidak masuk? " tanya taehyung yang menjumbulkan kepala keluar jendela mobil hyundai tusco warna merah.

Jungkook menatap taehyung dan berjalan gontai menuju mobilnya.

"sayang bisakah........." jungkook terlihat ragu harus bicara jujur atau tidak.

"ada apa? Kau tidak sakitkan? " taehyung membuka pintu mobil dan keluar.

"aku.........aku.........ahh.........bagimana......menjelaskannya, tae aku harus pergi ke kantor sekarang bisakah kalian pergi ke jeju dulu nanti aku akan menyusul " menangkup wajah taehyung menatap hezel hijau itu penuh penyesalan.

"ani, jika kau tidak pergi maka aku dan tae-il tidak akan pergi " jawabnya dengan wajah kecewa.

"eomma ayo pelgi cepetan umm......"rengek tae-il berdiri dikursi belakang.

"sebentar sayang " ucap taehyung agar tae-il tidak merengek lagi.

"jadi kantor lebih penting dari keluarga? " hezel hijau itu mulai berkaca-kaca menahan air mata yang hampir jatuh menbasahi pipinya.

"ani, bukan begitu maksudku tapi ini sangat mendesak suga hyung bahkan dari tadi terus menelfon " Jelas jungkook berusaha menyakinkan.

"tae-il sayang pakai sabuk pengamanmu, kita pergi ! " perintah taehyung menengok ke arah jendela kaca mobil dibelakangnya.

"ne, eomma!!! " jawab bocah lucu itu melaksanakan perintah dari sang ibu.

"berhati-hatilah, aku akan menyusul kalian aku janji ketika urusanku sudah selesai " mengusak surai panjang taehyung lembut kemudian mengecup keningnya singkat.

"tae-il kita tidak akan ke pantai sayang, kita akan pergi ke rumah kakek dan nenek " tambah taehyung bahkan air matanya jatuh tak bisa ia bendung lagi.











Tes










Tes











Tes















Taehyung menatap onix hitam jungkook penuh luka dengan sengaja ia menyengol bahu kanan jungkook dengan keras lalu berbalik menuju kemudi mobil.

"tae, mianhae jangan marah padaku!! " pekik jungkook ketika taehyung menutup pintu dan kaca mobilnya.

Namun taehyung tak perduli ia menghidupkan mesin mobilnya tak menghiraukan perkataan jungkook yang menggedor-gedor kaca mobilnya.












Daggg











Dagggg








Dagg















"tae, tae......sayang.........aku mohon jangan membenciku!!! " jelas jungkook sambil berlari sebelum akhirnya mobil taehyung melesat pergi menjauh dari pandangannya.

"hah.........hah.........hah.........arhkkk!!!! " jungkook terengah-engah bahkan sampai terduduk di aspal jalan tak perduli aspal itu kotor atau tidak lututnya seketika melemas tak mampu berdiri.

"hiks.........kau membuatku kecewa jungkook, hiks......... bagimana kau bisa.........hiks mengecewakan keluargamu hiks........." taehyung menangis sambil terus melajukkan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"eomma kenapa nangis? Kenapa appa ndak ikut eomma? " tanya tae-il menatap taehyung dari kursi belakang.

"umm......hah.........ani sayang, eomma tidak menangis hanya kelilipan, tae-il tidak marahkan kita tidak jadi ke pantai? " tanya taehyung mengusap air matanya sambil melirik dari kaca depan.

"sebenalnya tae-il kecewa tapi karena eomma bilang kita mau ke lumah kakek tae-il ndak jadi malah deh " jawab tae-il polos.

"hah.........terima kasih sayang, kau memang anak eomma yang pintar nanti dirumah kakek bersikaplah sopan, ne? " melirik kebelakang namun tetap fokus menyetir.

"ne eomma, alaseo !!! " jawabnya kemudian tersenyum manis.

Beruntungnya taehyung memiliki anak selucu, setampan, sepintar, dan sepenurut tae-il. Setidaknya ia bisa melupakan sedikit rasa kecewanya pada jungkook ketika melihat tae-il tersenyum semanis itu.

Aku rasa jungkook tidak pernah menyadari hal itu, padahal diam-diam tae-il selalu menirukan gaya jungkook ketika berbicara bahkan bocah 3 th itu menganggap Appanya adalah ironmannya yang akan selalu melindunginya dari penjahat.

Namun entah mengapa akhir-akhir ini kekaguman itu seolah menghilang dari diri tae-il ia mulai meragukan kasih sayang appanya itu.










Apakah benar appanya menyayanginya?











Entahlah hanya jungkook dan Allah yang tau









Semoga saja jungkook secepatnya menyadari kesalahannya.














Aigoo ceritanya kok jadi sedih ya?
😭😭😭
(hujan air mata)






Entahlah tiba-tiba saja terpikir begitu saja







Tulis reaksi dan comment kalian baca chapter ini






Author berusaha agar bisa updet terus agar kalian gak bosen dan stay terus di ff ini








Jadi mohon bantuannya
Like dan rekomendasi sangat dibutuhkan
😔😔😔




Author butuh semangat dari kalian
Tanpa Reader's apalah author ini
Hanya seorang pengkhayal tak bertepi












See you next time
💋💋💋

Jҽσɳ Tαҽ-ιl 🐣 ✓ (𝙶𝚂)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang