Kau gila, Tasya! Ini namanya cari mati, sinting!, gumamku tanpa berani menyuarakannya.
Kakiku berjinjit-jinjit kecil. Mencoba menapaki lantai di salah satu lahan parkir milik hotel ini dengan langkah yang dibuat selembut mungkin. Sesekali kudongakkan kepala, memastikan dua mahluk kasmaran di sana masih setia bercumbu tanpa menyadari akan kehadiranku di sini. Satu langkah lagi, dan di sinilah aku. Bersembunyi di balik tembok basement milik salah satu hotel bintang tiga. Tak tunggu lama, kubidik arah kamera tepat di hadapan mereka dengan tubuh bergertar.
Gila! Ini pertama kalinya aku melihat dua mahluk berjakun saling bertukar saliva secara live. Menjijikkan! Isi perutku serasa ingin memberontak. Tapi bagaimanapun aku bersikukuh ingin merekam semua kejadian ini buat dijadikan bukti.
"Hah! Elo mau main di belakang gue? Liat saja. Gue bakal balas semua perbuatan lo ini, Zack." Aku sudah bisa membayangkan. Bagaimana pria bernama Zack itu akan berlutut dan memohon ampun di hadapanku. Sambil tersedu, dia akan mengakui semua kesalahannya dan bersedia melakukan apapun yang kumau terhadapnya untuk menebus semua kesalahan fana itu. Cih! Membayangkannya saja aku sudah muak. Apa hebatnya pria dambaannya itu dibandingkan aku?! Yang pasti, sebentar lagi kalian akan mengenal siapa sebenarnya Anastasya Reswari.
Dan senyumku pun merekah.
"Mbak!", seseorang menepuk pundakku sekali dari arah belakang. Aku yang tak mau kehilangan momen, mendenguskan nafas kesal. Lalu balik menepis punggung tangannya dengan kasar, "Pergi sana!"
"Hei!"
"Berisik! Jangan ganggu gue!"
Alhasil sebuah jaket mendarat tepat di atas kepalaku. Menutup baik itu mata atau bahkan lensa kamera yang masih dalam keadaan merekam. "Oi! Apaan sih ini?! Sialan lo nggak ada kerjaan banget ya jahilin orang." Ucapku setengah berbisik. Sontak akupun mengakhiri rekaman video di tangan dan balik menatap si penganggu. "Apaan sih? Sumpah, lo ganggu banget."
"Astaga!" pekikanku tertahan saat dua bola mata ini menatap tepat ke arahnya. "Tuhan maha adil!"
Entah kenapa, rasa mual yang kurasa barusan berubah jadi manis. Seperti disodorkan permen kapas sebesar manusia, dan benda yang kumaksud adalah mahluk tuhan yang kini tengah memandangiku tak kunjung lepas.Dia menjulang tinggi jauh melebihi puncak kepalaku. Berdiri sambil bersedekap tangan di dada. "Lihat!" Dagunya menunjuk ke satu arah tak jauh dari keberadaan kami. "Nggak malu tuh tingkah ditonton orang banyak?"
Mataku membulat, saat menangkap beberapa sorot mata tengah menatapku sambil berbisik-bisik. Objek pandang mereka bukan dua mahluk tersesat di sana---melainkan aku. Ya, bagaimanapun dan dilihat dari situasi apapun, bukannya aneh ada wanita karir sepertiku merekam perbuatan tak senonoh dengan senyuman puas menghias raut wajah di jam sebelas malam pula. Wassalam, aku benar-benar gila.
🌹🌹🌹Note
Cerita belum direvisi yaa
Salah eja bertebaran. Mohon dimaklumi. Aku sudah perbaiki tapi eh tapi, masih aja ada yg kelewatan 😂Diriku usahakan sambil nulis Mr. SKY, revisi buat abu2 sama It's You bakal dilanjut.
.
.
.Girls!
Eh bentar! Apa ada pembaca watty ini cowok. Ok aku ganti.Guys!
I am back.
Well, happy reading ♡