2. Hari Pertama

41 13 2
                                    

Ji-Na saat masa Sekolah Menengah Atas, ia masih tumbuh menjadi seorang gadis yang tak banyak bicara. Ketika saat itu Semua orang memiliki teman untuk diajak berbicara di masa orientasinya, Sedangkan Ji-Na lebih memilih untuk asik sendiri bersama dunianya.

Hingga akhirnya seorang gadis bertubuh sedikit berisi dengan pipi chubby menghampirinya "Hai aku Somyi, Kau siapa?" Gadis itu mengulurkan tangannya. Jina menyambut uluran tangan gadia itu sembari tersenyum canggung.

 Jina menyambut uluran tangan gadia itu sembari tersenyum canggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji-Na, Namanya Yoo Ji-Na." Bukan. Bukan Ji-Na yang menjawab. Dia adalah Hwang Hyunjin, anak lelaki yang jika berbicara bisa dihitung dengan jari berapa kalimat yang ia keluarkan dalam sehari. Pengecualian jika ia berbicara dengan teman lelakinya.

Iya. Ji-Na, Hyunjin, dan Jisung berada di sekolah yang sama. Bukan keinginan mereka. Tetapi, keinginan dari ibu Jisung dan Hyunjin. Katanya, Ji-Na itu patokan bagi anak mereka, Karena Ji-Na memang cukup pintar. Jadi, Jika Hyunjin dan Jisung berada disekolah yang sama dengan Ji-Na maka ibu mereka akan sangat berbahagia akan hal itu.

"Oh, Halo Jina-ya~ semoga kita bisa menjadi teman ya. Oh iya kau dari tadi, apa yang sedang kau lakukan? Ku lihat kau dari tadi diam saja." Cerocos Somyi tanpa memperdulikan eksistensi Hyunjin yang masih berada diantara mereka.

"Tidak. Aku tidak melakukan apapun" Jina menunduk menatap kedua sepatunya.

"Mmm.... kau lapar tidak? Mau ikut ke kantin denganku" ajak Somyi.

"Boleh deh" Jina Tersenyum dan beranjak ke Kantin. Menyusul Somyi yang sudah mendahuluinya.

Tanpa sadar Hyunjin menarik kedua bibirnya ke atas. Ada perasaan bahagia saat melihat Ji-Na bahagia. Iya, Hyunjin sebenarnya telah menyimpan perasaan pada Jina sejak hari pertama Ji-Na pindah ke area rumahnya. Ia terus mengamati gadis itu bahkan saat gadis itu telah menghilang dibalik lorong yang mengarah kekantin. Setelahnya, Hyunjin pun kembali ke kawanannya sebelum ia menghampiri Ji-Na tadi.

****

"Hey, Yoo Ji-Na. Pria tadi siapa?" Ucap Somyi dengan mulut yang terisi tteokbeokki. Ia terlalu penasaran dengan anak lelaki berwajah dingin yang memperkenalkan Ji-Na kepadanya.

"Yang tadi?. Namanya Hwang Hyunjin. Anak Ilmu Alam"

"Dia...Pacarmu?" Ji-Na tersedak makanannya sendiri. Sambil memukul-mukul dadanya agar batuknya segera berhenti. Somyi, menyodorkan Air Minum milik Ji-Na.

"Ya, pelan-pelan makannya. Ini diminum dulu" Ujar Somyi sambil mengelus punggung Ji-Na pelan.

"Hyunjin bukan pacarku. Ia tetanggaku, temanku dari kecil, bersama Han Jisung juga" Jelas Ji-Na.

"Jisung? Siapa?"

"Akan kukenalkan kau pada Jisung nanti" Lanjut Ji-Na sambil melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda tadi.

****

Hari ini, Sekolah pulang cepat. Berhubung ini Hari Pertama masuk, pelajaran ditiadakan. Hanya perkenalan singkat. Dan disinilah Ji-Na berada sekarang. Di dalam kamarnya dengan posisi setengah terduduk dengan earphone yang terpasang di kedua telinganya, novel di tangan kirinya, bungkusan potato chips di sela-sela ketiak tangan kanan dan telapak tangan kanannya yang sudah jelas digunakan untuk memindahkan potato chips dari bungkusnya ke dalam mulutnya. 

"Kak, Kakak?!!" Ji-Na mungkin tak mendengar ketukan pintu dari adiknya. Wajar saja volume yang terpasang di telinganya adalah volume penuh. Bahkan jika ada orang yang duduk disebelahnya ia pasti mampu mendengar musik yang didengar Ji-Na tanpa harus berbagi earphone dengannya.

Seonho menendang pintu kamar kakaknya karena tak kunjung mendengar balasan dari kakaknya. Ji-Na terlonjak kaget. Bungkus potato chip-nya terbalik, membuat isinya berhambur diatas kasur, kepalanya menghantam sandaran kasur, dan novelnya terlempar.

"YA! Ketuk pintu dulu kan bisa, kenapa harus pakai ditendang segala sih?! Lihat, potato chip ku jadi berhamburan kan?!" Sungut Ji-Na kesal.

"Ya, salah siapa dipanggil tidak menyahut, lagipula aku sudah mengetuk pintu tadi" Seonho melipat kedua tangannya didepan dada sambil menyenderkan tubuhnya di bingkai pintu.

"Kakak disuruh ibu manggil Kak Hyunjin sama Kak Hyeji. Disuruh ngajak makan malam bareng katanya. Orang tua kak Hyunjin lagi keluar kota" Sambung Seonho.

"Kenapa harus kakak? Kamu aja sana yang manggil, kan sama-sama cowok. Kakak malas" Ucap Ji-Na sambil membersihkan serpihan potato chip dari atas kasurnya. Ralat, 'singgasana' kalau kata Ji-Na.

"IBU~ KAKAK NGGAK MAU MANGGIL KAK HYUNJIN KATANYA MALAS" Seonho berteriak dari kamar Ji-Na memanggil Ibunya. Ji-Na terkejut, ingin menutup mulut licin Seonho tapi sudah terlanjur terucap. Akhirnya Ji-Na memukul belakang kepala Seonho keras.

"IBU~KAKKHMPHH"Ji-Na membekap mulut Seonho.

"Kau tidak bisa diam ya. Ya sudah aku turun mau manggil Hyunjin. Jangan berteriak lagi" Ji-Na melepaskan bekapannya pada Seonho dan berbalik ke dalam kamarnya, ingin mengambil cardigan nya sampai akhirnya sebuah tepukan keras mendarat di belakang kepalanya.

"Balasan buat yang tadi" ucap Seonho sambil menjulurkan lidahnya sambil berlari menjauhi Ji-Na.

"YOO SEON HO!!!!!" Ji-Na berteriak memanggil Seonho keras.

eaaa.... udah up dong. Jadi si Jinatu kepribadiannya di kehidupan sosial sama dirumah bisa dipastiin beda dong . Ehe.

Thanks yang udah support ff ga mutu ini (T.T)terhura dong. kalau ada kritik saran komen yhaa...masih amatir akutu :)

Minta vote buat yang ini juga bisa dong?. ehe

XOXO

MYTHOGIRL | Hyunjin X OCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang