Prolog

1.1K 76 2
                                    

"Kamu ngehindarin saya?" Tanya seorang perempuan dengan mata lelah yang sedang mengemudikan mobilnya ke gadis yang duduk di bangku sampingnya.

"Iya." Jawab penumpangnya itu dengan singkat.

"Yaudah saya minta maaf, tapi kejadian semalam itu murni karena saya minum kebanyakan."

"Kayak inget aja kejadian semalem." Jawaban gadis itu makin sinis tiap detiknya. Membuat sang pengemudi makin kuatir.

"Ya yang saya inget... Uhm... Kita... Ciuman... Dan itu... Di bibir." Jawab sang pengemudi masih dengan nada suara yang terdengar sangat takut dan kuatir.

Sang penumpang malah tertawa kencang, namun bahkan semua orang bisa tahu bahwa tawanya itu terkesan sarkas. Dia melirik ke arah sang pengemudi sambil memasang senyumannya yang sangat kesal.

"Cuma ciuman?! Gue berharap cuma ciuman! Kalo bisa cuman pelukan! Oh atau lo salah inget kali, kita tuh gak pernah kenal sama sekali! Lo salah orang!" Jawabnya masih terkekeh sedikit.

Sang pengemudi pun bingung harus menjawab apa. Hal yang dia ingat hanyalah kehangatan bibirnya yang menyentuh gadis itu kemarin malam. Yang membuat isi kepalanya terpenuhi dengan khayalan dan harapan lainnya. Dia sendiri tak tahu hal apa lagi yang dia lakukan sehingga membuat gadis ini memilih untuk menghindarinya.

"Kenapa kok diem doang? Bingung ya? Lo pikir deh sendiri semua perbuatan lu! Turunin gue disini aja." Tiba tiba gadis itu membuka pintunya disaat mobilnya masih berjalan. Sang pengemudi otomatis untuk memberhentikan mobilnya secara mendadak.

"Kamu gila ya?! Buka pintu mobil kalo lagi jalan tuh gak aman! Kamu mau kaki kamu turun, mobilnya masih jalan terus kaki kamu putus?!" Teriak sang pengemudi dengan wajah panik dan sedikit kesal.

"Oh jadi sekarang gue yang gila? Mending gue mati daripada liat muka lo." Gadis itu langsung keluar dari mobil dan membanting pintunya. Meninggalkan sang pengemudi terduduk diam masih dengan perasaan bingung difikirannya.

-TBC-

Blame It On The AlcoholTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang