"Ayok pulang." Ucap seorang gadis yang sedang melepas dasi abu nya. Gadis itu adalah Keira dengan rambut yang dikuncir ekor kuda
Defa hanya membalasnya dengan senyuman manis sambil merapihkan bukunya yang ada di meja. Setelah selesai merapihkan kedua gadis itu keluar dari kelasnya berjalan ke arah parkiran motor. Defa seperi biasa merangkul tangan Keira dengan bahagia, sementara Keira tidak bisa menahan senyumnya setiap ada disekitar Defa.
"Rumah kamu kosong Fa?" Tanya Keira sambil memasangkan helm dikepala Defa.
"Iya, temenin aku dulu ya sampe mamah pulang." Defa langsung menaiki motor Keira, dan mereka berdua pergi kerumah Defa.
Setelah sampai Keira langsung melemoar badannya me arah sofa yang ada di depan TV. Sementara Defa ke dapur mengambil snack favorit Mereka berdua, Biskuit bayi. Tiba tiba suara HP terdengar dari luar dapur.
"Hp kamu bunyi Fa!" Teriak Keira sambil melihat siapa yang menelfonnya.
"Siapa?" Defa baru saja keluar dari dapur melihat Keira yang memegang hp nya. Kaira memasang wajah yang sedikit risih.
"Pacar kamu nih." Keira memberikan hpnya kepada Defa.
Defa melihat layar hp nya yng tertulis panggilan dari "Pandu" Defa langsung mengangkat telfonnya dengan nada sopan.
"Iya, ada apa nelfon ya ndu?" Defa manjauh sedikit dari Keira.
Setelah selesai menerima telfin dari Pandu, Defa langsung duduk disamping Keira diatas sofa. Keira hanya sibum memainkan hp nya.
"Formal banget sih kamu telfonan sama pacarmu." Sindir Keira.
"Oke pertama, kalau ngomong sama orang yang gak terlalu deket itu lebih bagus ngomong formal Kei. Kalau bisa malah ngomong saya anda." Defa mendekatkan dirinya ke Keira.
"Yang kedua, Pandu bukan pacar aku plis. Aku kan ada yang punya." Defa makin mendempetkan Posisi duduknya dengan Keira. Keira tertawa sedikit dan menoleh kearah Defa.
"Siapa yang punya?" Tanya Keira sambil menyingkirkan sehelai rambut Defa yang menutupi setengah mukanya itu.
"Ya kamu lah! Gimana sih!" Defa mendorong badan Keira pelan. Keira tertawa sedikit melihat tingkah laku gadis yang ada didepannya itu.
"Gaada bukti kalo kamu punya aku tuh." Goda Keira.
"Nih." Defa langsung mendekatkan wajahnya ke dekat Keira.
Keira merasa terkejut dan gugup saat Defa mendekatkan wajahnya. Keira menutup matanya dengan perasaan yang sangat tegang, dia bisa merasakan hembusan nafas Defa didepan wajahnya. Tiba tiba dalam hitungan detik bibir Keira bertemu dengan bibir Keira yang manis itu.
Tiba tiba suara pintu rumah terbuka terdengar. Keira langsung mendorong tubuh Defa secara spontan. Keira dan Defa menoleh ke arah pintu melihat wajah Ibu Defa yang sama terkejutnya dengan mereka. Defa langsung menghampiri ibunya itu dan menyalimi tangannya. Keira terdiam tak tahu harus berbuat apa, tubuhnya seakan masih melayang karena ciuman Defa namun kakinya beku karena kehadiran Ibu Defa yang secara tiba tiba. Keira mendengar Defa yang mencoba menjelaskan segalanya kepada ibunya. Namun ibunya malah teriak penuh amarah dengan air matanya yang berlinangan di pipinya. Keira diperintahkan untuk meninggalkan rumah tsrsebut.
Semenjak itu keluarga Defa dan Keira membahas masalah ini hingga terjadi banyak masalah. Tentu saja karena Defa anak dari keluarga ternama, semua kesalahan dilemparkan kepada Keira. Ayah Keira yang bekerja di kantor milik Ayah Defa dipecat dengan cara yang sangat kejam. Dia bahkan menyarankan beberapa kantor besar untuk menolak ayahnya. Ibu Keira dipermalukan seluruh orang di daerahnya karena kelakuan anaknya yang menentang agama. Sementara Keira dijauhi disekolah oleh teman temannya, dipandang hina oleh guru dan tetangganya, dan di pukuli berkali kali oleh beberapa tanpa alasan pasti. Sementara dirumah ayah dan ibunya menatapnya dengan wajah kesal dan kecewa akan sifatnya yang terlarang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blame It On The Alcohol
Roman d'amour"Kamu ngehindarin saya?" Tanya seorang perempuan dengan mata lelah yang sedang mengemudikan mobilnya ke gadis yang duduk di bangku sampingnya. "Iya." Jawab penumpangnya itu dengan singkat. "Yaudah saya minta maaf, tapi kejadian semalam itu murni k...