1

1K 65 2
                                    

Setelah beberapa menit berpikir akhirnya Keira lanjut menjalankan mobilnya meninggalkan Mawar sendirian di pinggir jalan. Mungkin sekarang memang bukan waktu yang tepat bagi mereka berdua untuk membicarakan kejadian kemarin malam. Kejadian yang Keira sendiri masih tak ingat entah apa yang dia perbuat.

Keira hanya ingat kalau dia, Mawar, dan beberapa teman kerjanya yang lain berpesta malam itu di rumah temannya karena salah satu temannya naik pangkat menjadi manajer di kantor tempat ia bekerja. Meskipun Keira tidak biasanya ikut pesta seperti ini, ataupun pesta dengan minuman beralkohol. Namun karena temannya memaksa dia untuk ikut maka dia memilih untuk ikut pesta dan ikut minum minum. Setelah itu Keira tidak ingat lagi apa kejadian sebenarnya, yang dia ingat hanya betapa beruntungnya dia malam itu bisa berhasil mencium bibir gadis cantik itu. Meskipun itu terjadi disaat Keira setengah sadar. Dan pada paginya dia terbangun diatas kasur sendirian, namun saat dia keluar kamar masih banyak teman temannya yang tertidur di sofa ataupun di lantai.

Satu satunya orang yang sudah bangun selain dia adalah Mawar. Mawar berada dikamar mandi, dari suaranya sepertinya dia baru saja selesai mandi. Namun saat Mawar selesai mandi dia tidak menegur ataupun melirik ke arah Keira yang berdiri didekat kamar mandi. Sampai saat semua orang bangun Mawar masih juga tidak menoleh sedikitpun kearah Keira. Hingga akhirnya Keira disuruh oleh temannya untuk mengantar Mawar pulang kerumahnya.

Bukannya membentuk kedekatan diantara mereka, Mawar malah menghindarinya dan membencinya. Mungkin karena Mawar bukanlah seorang L seperti Keira. Namun dari cara bicara Mawar tadi, sepertinya ada hal lain yang entah Keira katakan atau lakukan yang membuat gadis itu se benci itu kepada Keira.

Setelah beberapa menit mobil Keira berhenti didepan rumah kontrakannya itu. Dia melihat temannya sedang duduk didepan rumah sambil membaca novel yang kelihatannya sangat tebal. Keira memarkirkan mobilnya di halaman dan segera duduk disamping temannya itu.

"Kei, kemaren uang kontrakan udah di tagihin. Elu belom bayar setengah kontrakan Kita ke gua,  jadi tadi gua talangin dulu." Ucap temannya itu sambil membalikkan halaman di novelnya.

"Makasih Fa, nanti malem gue bayar." Keira hanya menjawabnya dengan nada yang sangat lelah.

"Lu kenapa Kei? Muka lu pucat." Defa akhirnya menutup novelnya itu dan menoleh kearah temannya itu.

"Gue gak sengaja nyium orang, dan sekarang orangnya benci sama gue." Jawab Keira datar.

"LU APA?! LU NYIUM ORANG?!" Teriak Defa kaget sampai novelnya itu terjatuh ke lantai.

"T-tapi itu semua gak disengaja!" Keira langsung panik dan mencoba menenangkan Defa.

Defa terdiam sesaat mencoba untuk menenangkan dirinya. Dia melirik ke arah Keira yang wajahnya juga sudah terlihat panik dan pucat. Melihat wajahnya saja sudah membuat Defa tak tega untuk mengomelinya lebih lanjut.

"Gimana ceritanya coba ciuman gak sengaja?" Tanya Defa sambil mengambil novelnya itu di lantai.

"Gue... Um... Min-um alkohol..." Defa langsung memasang wajah kagetnya itu. Namun niatnya yang ingin teriak langsung terhenti karena melihat wajah Keira yang terlihat merasa bersalah.

"Kenapa lu minum?" Keira hanya menggelengkan kepalanya seakan dia sendiri tak ingat kenapa dia meminumnya. Defa mengusap kepalanya melihat temannya itu yang benar benar bodoh. "Yaudahlah... Mandi aja dulu Kei... Terus istirahat." Defa bangun dari tempat duduknya dan masuk kedalam rumah. Keira ikut bangun dan masuk kedalam rumah dan segera kekamar mandi.

Baru selangkah masuk ke kamar mandi Keira langsung berlari ke kloset dan memuntahkan isi perutnya itu yang sudah tidak jelas. Defa yang mendengar itu dari luar langsung menghampirinya dan mengangkat rambut Keira agar tidak terkena muntahannya. Defa menghembuskan nafasnya panjang melihat Keira seperti ini.

Blame It On The AlcoholTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang