Chapter 2 - Beginning of All

153 33 11
                                    

a.n

ini cuma jembatan chapter pertama dan ketiga, jadi maap kalo gue ngepost-nya dikit.

ini juga gue post jem 2 malem :( sampe kagak nonton jerman TAT

Pls vomment nya yah, thankies :}

----

"Pokoknya Carmel gamau kebawah!" Teriak Carmel kepada Stephen yang sedang asik mengupil didepan kamar Carmel.

"Disuruh mama!" Teriak Stephen tak mau kalah.

"Bodo, males ketemu orang baru dirumah," upacan Carmel yang langsung disauti oleh perutnya yang sudah tidak bisa menahan lapar daritadi "biarin aja Carmel gausah makan, sama mandi" kali ini suara perutnya tambah kencang.

"Yaudah, terserah!"

Stephen berjalan menuruni tangga sambil melanjutakan aktivitas mengupil nya.

Sarah dan Melvin melihat anak sulung nya sedang menuruni tangga tanpa Carmel disekitarnya, pasti Carmel masih ngambek, batin Sarah sambil menghembuskan napas panjang.

"Percuma lah ma, pa, dia gabakalan turun sekarang. Toh kalo dia laper juga bakalan turun sendiri 'kan?"

Sarah dan Melvin mengangguk tanda setuju.

Stephen POV

Gue membuka pintu kamar dan langsung loncat menuju ranjang. BUKKKK. Jrit kepentok ranjang, ini siapa sih yang taro ranjang disini, ehh?!

22 Missed Call, 3 SMS, 7 Line dan 16 BBM, dan semuanya dari Karin?! Oke, gak semuanya sih, gue aja yang lebay, dan sebenernya gak sampe sebanyak itu juga, sumpah gue lebay.

Gue pun langsung membalas message dari Karin dan langsung mengambil earphone yang berada diatas meja belajar.

Gue berjalan-santai-cap-males kearah meja belajar sebelum mendapati ada sesuatu yang mengenai kaki gue.

"ARGHHHHH ... CICAKKK!" Teriak Stephen alih alih loncat ke-ranjang.

Dan disaat itu juga ada seseorang yang berdiri dipintu dengan muka dan baju serba putih.

"ARGHHHHH ... SETAN! CICAK! SETAN! CICAK!" Teriak Stephen sambil menunjuk bergantian kearah cicak-yang-belum-pasti-wujudnya dan setan-yang-sedang-berdiri-dipintu-kamar, dengan muka histeris mau pingsan.

"HIHIHIHIHIHI," teriakan suara setan yang kini menggema disekitar kamar Stephen "HIHIHIHIHI" lanjut si setan tanpa memberi ampun.

"Mati gue, mati gue, hidup gue akan berakhir sekarang, gue belom siap mati, gue belo---"

"HIHIHIHIHIHI" Lanjut si setan muka putih sambil berjalan dengan lambat laun menuju Stephen.

"Sumpah, gue belom sempet tobat, tan"

"Tadaaa," Teriak Juan-sang-setan sambil meniru gaya ciluk ba "sumpah lo mirip bocah njrit, hahahaha"

"Yaampun, gue udah shock mau mati gini, ternyata elo, lagian kayak emak-emak aja lo pake pake masker" Pekik Stephen sambil mengelus-elus kaki nya yang sempat kepentok tadi.

"Suka suka gue dong, btw sumpah tadi muka lo cocok banget buat dijadiin wallpaper hp gue," Juan tertawa sambil memegang perutnya yang kesakitan karena tertawa berlebihan "dan lo tau apa?! Itu kertas, begok bukan cicak HAHAHAHA" Juan kembali tertawa sambil melihat Stephen yang sedang memandangnya dengan muka poker face.

Gue bener bener gatau harus berekspresi kayak apa lagi sekarang, gue membatin sambil berjalan menuju kertas yang gue kira cicak tadi, sambil mendengus kearah Juan yang hingga kini masih ngetawain gue.

Gue pun hampir membuka kertas itu, jika saja Juan ga ngerebutnya dari gue, pfft.

"JUANNN!" Teriak Stephen sambil menyusul Juan yang sedang lari kebawah.

Stephen hampir saja merebut kembali kertasnya jika saja dia tidak terlalu terburu-buru dan jatuh dari tangga hingga akhirnya,

Akhirnya pandangan gue mulai menghitam dan semuanya seperti memori yang sedang terputar kembali.

Dimana masa masa gue dan Karin kecil sedang bermain di-perosotan.

Dimana Karin kecil pernah meluk gue waktu di carnaval.

Dimana pertama kali gue tertangkap basah sama Karin ngupil dikelas.

Dimana pertama kali gue ngeliat kelahiran adek gue.

Dimana gue ngerengek-rengek minta dibeliin sepeda bermotif anjing dalmation.

Dan begitu banyak kejadian yang terputar dalam memori gue saat ini, sampai suatu bahkan mungkin banyak suara yang memanggil nama gue.

"Stephen ayo bangun dong"

"Stephen jangan mati dulu"

"Woy, gue ga nyangka lo mati secepet ini, men"

"Stephen masih idup nyet, lo ga liat tadi dia megap-megap?"

"Iya yah, tapi dia jatoh nya lucu nyet kata si Juan"

"Gimana gimana? Cerita dong"

"Katanya kepala duluan, trus mulut nya mangap, ditambah lagi tangan nya terlentang gitu hahahaha"

Yang gue yakin itu suara ketawa Leo

"hahahahaha"

"hahahaha"

Yang dua terakhir pasti Carel sama Austin.

Apakah selucu itu gue jatuh? Apakah gue masih hidup? Gue dimana? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas diotak gue yang pengen gue keluarin, tapi tertahan oleh sesuatu, seakan gue gak bisa berbicara sepatah katapun.

----

a.n

Gue buat ngegantung aja lah ya biar pada penasaran gimana kisah perjalanan (asikk bahasanya) Stephen, trus siapa itu Leo, Carel, sama Austin. Trus apa isi surat itu, dan apa isi sms, bbm, line Karin \m/

[closed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang